Suara.com - Dalam proses belajar mengajar di rumah, aplikasi meeting online selalu jadi andalan. Sebut saja seperti aplikasi Zoom, Google meet, juga Skype yang di antaranya cukup sering dimanfaatkan.
Tetapi terlalu sering memanfaatkan aplikasi daring itu dinilai sangat membebani mahasiswa dan tidak cukup efektif sebagai metode belajar.
"Dalam satu semester ada 16 atau 8 kali pertemuan zoom. Ini kasihan mahasiswanya, boros banget. Apalagi kalau yang terbatas kuota. Jadi kalau hanya terfokus ke sini saya tidak menyarankan karena akan tidak efektif," kata Pengembangan Teknologi Pembelajaram PUSDATIN Kemendikbud Irfana Steviano, S.Pd, M.Ed dalam webinar 100 Tahun Gedung FKUI, Kamis (16/7/2020).
Menurut Irfana, penyampaian materi melalui tatap muka melalui daring juga sangat terbatas. Selain itu, pengajar tidak bisa memastikan apakah mahasiswa benar-benar memperhatikan pemaparan materi atau tidak.
Irfana menyarankan sebaiknya, penggunaan tatap muka melalui aplikasi daring hanya dimanfaatkan ketika mahasiswa membutuhkan pertolongan atau dosen menyampaikan modul pengajaran.
"Zoom digunakan ketika mahasiswa membutuhkan pertolingan. Misalnya, mahasiswa tidak pernah mengumpulkan tugas. Juga untuk melakukan forum diskusi. Jadi tentukan satu hari untuk sampaikan instruksi untuk seminggu. Jadi selama seminggu kemudian mahasiswa bisa belajar mandiri dulu," ujarnya.
"Dia bisa belajar sesuai karakteristiknya. Tapi kalau semua harus dimasukan ke zoom gak efektif," tambahnya.
Sebagai gantinya, Irfana menyarankan agar materi diberikan langsung kepada mahasiswa misalnya dalam bentuk video dikolaborasi dengan chatting online.
Namun metode itu, menurut Irfana, akan memaksa dosen untuk beradaptasi dengan teknologi dan mencari bahan kuliah di internet.
Baca Juga: Kemendikbud Sebut Belajar di Rumah Timbulkan Ketimpangan Ekonomi Siswa
"Setelah itu baru dikasih penugasan. Kita kasih kuis. Pilihannya mau ujian akhir atau dikasih tugas besar. Jangan semuanya karena kondisi mereka lagi di rumah, biar gak repot," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Hubungan Darah Dony Oskaria dengan Nagita Slavina, Baru Ditunjuk Jadi Plt Menteri BUMN
-
Viral Gadis Unboxing Upah Motol Bawang, Dibayar Rp12 Ribu untuk 16 Kg, Tetap Bahagia dan Bersyukur
-
Furnitur Kayu Naik Kelas: Estetik, Berbudaya, dan Ramah Lingkungan
-
Apakah Yurike Sanger dan Soekarno Punya Anak? Ini Fakta Lengkap Hubungan Mereka
-
6 Fakta Kematian Remaja Perempuan di Mobil Tesla Milik Penyanyi D4vd
-
Profil dan Kekayaan Dony Oskaria, Ditunjuk Prabowo Jadi Plt Menteri BUMN
-
Ratu Tisha Anak Siapa? Dicopot Erick Thohir dari Komite PSSI
-
5 Krim Anti Aging Terbaik untuk Kulit Glowing dan Awet Muda, Wajib Dicoba!
-
Perjalanan Cinta Yurike Sanger dengan Soekarno, Istri Termuda Sang Proklamator
-
Moisturizer dan Krim Siang Apakah Sama? Simak Penjelasan Dokter biar Gak Salah