Suara.com - Mi adalah salah satu makanan yang populer di Jepang, mulai dari soba, ramen, hingga udon. Dan ada satu kebiasaan khas orang Jepang saat menyantap mi, yaitu mereka akan menyeruput mi hingga menimbulkan bunyi.
Kebiasaan menyeruput mi kemudian memancing banyak reaksi, terutama dari orang asing, mulai dari rasa geli, jijik, hingga penasaran kenapa mereka harus menyeruput mi sedemikian rupa. Karena sesungguhnya, orang Jepang termasuk memiliki etika di meja makan yang ketat, seperti tidak boleh mengeluarkan suara saat sedang makan. Lalu, kenapa ada pengecualian untuk mi?
Dilansir dari laman Nippon, ahli mi terkemuka Jepang, Horii Yoshinori dari Sarashina Horii, toko soba berusia 220 tahun yang populer di kalangan penduduk lokal dan turis, memberikan penjelasan ilmiah yang mengejutkan.
“Menurut saya, menyeruput mi dikembangkan sebagai cara untuk lebih menikmati aroma soba,” katanya.
“Aroma soba paling enak diapresiasi melalui mulut, bukan melalui hidung. Misalnya, saat mencicipi anggur, pertama-tama Anda mengendus, mencium aroma anggur di gelas, lalu mengocoknya di sekitar mulut untuk menangkap aromanya. Ini disebut penciuman orthonasal dan penciuman retronasal. Soba sulit tercium pada rute pertama (lewat hidung), jadi kami memanfaatkan yang kedua sebaik-baiknya," paparnya.
Horii menjelaskan, keharuman khas soba sangat jelas selama proses pemasakan, terutama saat soba dikukus dalam pengukus bambu.
“Orang pasti mencium aroma dari uap yang keluar,” katanya.
Tapi aroma soba yang dimasak akan menjadi jauh lebih lembut, terutama untuk soba dingin. Tidak ada uap aromatik yang keluar dari mi dingin.
"Jadi, meskipun Anda mengendusnya secara aktif, tidak banyak yang tercium. Tapi saat Anda menyeruputnya dengan keras, Anda bisa merasakan aroma yang meledak di mulut Anda sepenuhnya. Itu cara makan soba yang benar," katanya lagi.
Baca Juga: Cinta Anime, Wanita Cantik Asal Los Angeles Putuskan Jadi Cosplayer
Secara keseluruhan, tampaknya kebiasaan menyeruput mi ini mungkin berasal dari kedai soba, kemudian menyebar, dan berlanjut hingga zaman modern, memengaruhi cara orang Jepang memakan ramen dan mi lainnya juga.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Jelajahi Pacitan: Panduan Lengkap Destinasi Wisata Surga Tersembunyi di Jawa Timur
-
4 Parfum Aroma Powdery yang Wajib Kamu Coba, Harga Mulai Rp100 Ribuan
-
Apakah Sunscreen Bisa Memutihkan Wajah? Cek Fakta dan Rekomendasi yang Layak Dicoba
-
5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
-
5 Sampo Terbaik untuk Menyamarkan Uban di Usia 50-an, Rambut Tampak Muda Kembali
-
Hari Ini Apakah Malam Jumat Kliwon? Intip Weton Kalender Jawa 14 November 2025
-
7 Bedak yang Bagus dan Tahan Lama untuk Anak Sekolah, Harga Mulai Rp35 Ribuan
-
7 Tips Renovasi Rumah dengan Budget Terbatas, Strategi Cerdas untuk Hasil Maksimal
-
Bukan Keburukan, Laporkan Kebaikan Teman Justru Bisa Tingkatkan Empati Remaja
-
7 Parfum Aroma Mawar untuk Wanita Dewasa, Wangi Elegan dan Tahan Lama