Suara.com - Siapa yang tidak mengenal teater? Pertunjukkan dengan panggung megah ini sangat populer di kalangan masyarakat. Pertunjukkan teater tidak hanya memerankan sebuah cerita, tetapi terdapat tarian dan nyanyian di dalamnya.
Saat teater tidak begitu populer seperti zaman dulu. Masyarakat lebih memilih menonton konser musik atau bioskop dibandingkan dengan teater. Di samping itu, rupanya masih banyak juga masyarakat gemar menonton pertunjukkan yang satu ini. Namun, tahukah kamu sejarah mengenai teater?
Dilansir dari Scholastic.co.uk, teater pertama kali yaitu dimulai oleh orang Yunani Kuno pada 1000 SM. Teater Yunani Kuno yang dibangun disebut Amphitheatres. Biasanya Amphitheatres ini berada di sisi bukit dengan tempat duduk berjenjang mengelilingi panggung dalam bentuk setengah lingkaran.
Cerita yang diangkat dalam dalam teater Yunani yaitu kisah mitos dan legenda. Biasanya pada pertunjukkan akan melibatkan paduan suara. Salah satu karya terkenal yang masih suka dimainkan sampai saat ini yaitu Sophocles, Aristophanes dan Euripedes.
Selanjutnya pada 753 SM orang Romawi melanjutkan tradisi Teater Yunani. Bentuk teater orang Romawi menyerupai Amphitheatres Yunani, tetapi bangunannya lebih tertutup. Lalu terdapat Colosseum di Roma, Italia. Acara teater itu melibatkan akrobat, menari, tarung atau seseorang atau hewan dibunuh di atas panggung. Aktor Romawi biasanya memakai kostum khusus untuk diwakili berbagai jenis familiar karakter.
Pada 900–1500 M teater abad pertengahan, teater sempat mati lal Itu diperkenalkan kembali berupa drama religi. Cerita yang dibuat biasanya bermain dengan moral yang dilakukan di gereja. Biasanya pertunjukkan ini dilakukan saat terdapat kebaktian di gereja. Pertunjukkan yang dilakukan menggunakan bahasa Latin. Drama dirancang bertujuan untuk mengajarkan cerita dan pesan Kristen untuk orang- orang yang tidak bisa membaca.
Pada 1500-an M, Teater Commedia dell’Arte, Italia menjadi sangat populer. Alat peraga dan kostum dasar dan dramanya dilakukan secara gratis untuk semua. Cerita yang ditampilkan pada umumnya mengenai perjuangan kekasih muda, yang terhalang oleh orang tua.
Lalu pada 1558–1603 M, masa pemerintahan Elizabeth I, terdapat teater dengan nama Teater Elizabethan. Teater ini cukup populer. Salah satu yang membuat populer yaitu William Shakespeare. Teater Elizabethan biasanya menggunanakan rumah kayu. Selain itu, terdapat perbedaan kasta pada penonton. Untuk penonton yang lebih kaya akan mendapatkan tempat duduk. Sedangkan penonton kelas menengah ke bawah akan berdiri di sebuah lubang di depan panggung.
Di jepang pada 1600-an M, terdapat teater terkenal yaitu Teater Kabuki. Teater ini sangat unik dengan kostum dan riasan yang rumit. Awalnya pemain teater wanita dan pria. Namun, pada 1629, wanita diralang tampil. Pertunjukan biasanya meceritakan tentang peristiwa sejarah serta pesan moral dari keadian tersebut.
Baca Juga: Cari Bakat Baru untuk Pentas Musikal Garapan Garin Nugroho, Ini Syaratnya
Setelah Perang Saudara Inggris, terdapat beberapa larangan untuk pertunjukkan teater saat itu. namun, pada 1660 M, teater kembali dibuka dengan konsep komedi. Awalnya pemeran teater hanya boleh dimainkan oleh pria. Namun, pada pemerintahan Raja Charles II, wanita diizinkan menjadi pemeran di atas panggung.
Pada akhir abad ke-19 teater mulai populer di Amerika. Pertunjukkan teater kala itu biasanya menampilkan tarian, musik, komedi, nyanyian, sulap, akrobat atau aksi berbagai hewan. Selain itu, harga teater tidak begitu mahal.
Adanya perkembangan teknologi industri sangat berdampak pada pertunjukkan teater. Pertunjukkan teater berubah menggunakan penerangan listrik dan penggunaan mesin untuk menampilkan visual dan audio. Pertunjukkan teater juga semakin berkembang, terdapat pantomim hingga opera yang sangat populer kala itu.
Banyaknya berbagai pertunjukkan teater yang telah dilakukan pada masa lalu, sangat berdampak hingga saat ini. Bentuk panggung teater juga lebih modern dan menggunakan teknologi yang lebih canggih. Saat ini, pertunjukkan teater menggunakan anggaran produksi yang cukup mahal. Namun, dari segi cerita tidak jauh berbeda, yaitu mengenai legenda, mitos, dongeng, atau drama musikal. Hanya saja pembawaannya lebih modern dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. / Fajar Ramadhan
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
4 Rekomendasi Sepatu Lari On Cloud untuk Pemula, Harga dan Kualitas Premium
-
Olahraga Pilates Masuk Year in Search, Ini 19 Manfaatnya untuk Tubuh dan Mental
-
6 Rekomendasi Cushion yang Minim Oksidasi, Makeup Awet Berjam-jam Anti Kusam
-
5 Lipstik Lokal yang Elegan dan Tahan Lama untuk Usia 50-an
-
Alasan Penting Pilih Skincare Dermatologist Tested untuk Keamanan Kulit
-
7 Bedak untuk Wajah Mudah Berkeringat saat Kepanasan, Formulanya Ringan
-
6 Shio Paling Hoki dan Tajir Melintir pada 26 Desember 2025
-
Hati-Hati Harga Miring! Ini Ciri Sepatu Prada Ori Asli dan KW yang Bikin Malu
-
60 Twibbon Tahun Baru 2026 Paling Keren Siap Pakai, Bisa Dijadikan Foto Profil Medsos
-
Wajib Punya! 7 Sneaker Lokal Kembaran Skechers Go Walk Ori yang Lebih Nyaman