Suara.com - Beberapa negara seperti Selandia Baru, Taiwan, dan Vietnam termasuk negara yang masyarakatnya sudah beraktivitas normal di tengah pandemi Covid-19. Fenomena ini kemudian menuai respon Kepala Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban.
"Memang, jumlah kasus Covid-19 di negara-negara (Selandia Baru, Taiwan, Vietnam) itu sesekali meningkat. Tapi hal itu segera tertangani oleh mereka. Mengapa bisa?" ungkap Prof. Zubairi melalui cuitan di Twitter yang dikutip suara.com, Jumat (22/1/2021).
Menurut Prof. Zubairi, terkendalinya kasus Covid-19 tidak lepas dari kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah satu negara. Seperti saat penerapan lockdown yang dijalankan dan diatur dengan sangat ketat untuk mencegah penularan.
"Ya, definisi segera ditangani mereka adalah dengan cara lockdown ketat pada satu wilayah sampai menghapus penularan. Jika sudah terkontrol, baru dibuka," ujar Prof. Zubairi.
Sehingga tudingan lockdown merusak perekonomian, tidak terjadi di negara tersebut. Alhasil dengan sendirinya kasus akan terkendali, dan sistem kesehatan negara tidak kolaps.
"Itu lebih tidak merusak kesehatan dan ekonomi, ketimbang siklus pembatasan yang berulang dan diperpanjang, tapi longgar," terang Prof. Zubairi.
Ditambah saat melakukan lockdown, pemerintah negara yang berhasil mengendalikan pandemi ini didukung penuh dengan bantuan pemerintah. Sehingga saat semua aktivitas di ruang publik berhenti, mereka yang terdampak tetap bisa melanjutkan hidup.
"Mereka, yang 'dipaksa' untuk tidak bekerja dan harus di rumah, dipastikan oleh pemerintahnya untuk bisa dapat gaji dari tempat kerjanya dan dana darurat sehingga bisa mengisolasi diri," jelasnya.
Namun Profesor Spesialis Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu tetap percaya, jika Indonesia memiliki caranya sendiri untuk mengatasi pandemi, karena tidak semua negara bisa disamaratakan akibat perbedaan geografis dan sosial budaya.
Baca Juga: Penanganan Tidak Terkendali, Pandemi Covid-19 di Indonesia Bisa Makin Lama
"Tantangan yang dihadapi juga beda-beda. Saya menghormati itu. Saya melihat gerak-gerik Menteri @BudiGSadikin (Menteri Kesehatan RI) ini cukup progresif. Dia terbuka soal data dan juga komunikatif. Semoga situasi Indonesia bisa membaik," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Cara Buat Akun SIAPKerja untuk Magang Nasional 2025, Simak Syarat dan Ketentuannya
-
Satu Kain, Sejuta Kisah: Intip Perayaan Hari Batik Nasional di Thamrin City!
-
3 Rekomendasi Krim Malam Wardah untuk Hilangkan Flek Hitam, Bangun Tidur Auto Glowing
-
Kronologi Ashanty Dilaporkan Atas Dugaan Perampasan Aset: Berawal dari Aduan Eks Karyawan
-
Salah Pilih Sepatu, Lari Jadi Gak Enak? Ini Beda Nike dan Adidas yang Wajib Dipahami
-
5 Rekomendasi Toner untuk Menghilangkan Flek Hitam, Mulai Rp30 Ribuan
-
Profil Atika Algadrie, Ibu Nadiem Makarim Aktivis Antikorupsi
-
Berapa Kekayaan Ashanty? Dilaporkan Eks Karyawan Atas Dugaan Perampasan Aset
-
Menag Yakin Tepuk Sakinah Bakal Tekan Angka Cerai di Indonesia, Bagaimana Lirik dan Apa Maknanya?
-
6 Serum Mengandung Peptide untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bisa Atasi Flek Hitam