Suara.com - Bagi presenter Rian Ibram, cinta tidak cuma kepada sesama manusia, tetapi juga kepada alam, termasuk hutan. Penggemar olahraga mendaki gunung ini menganggap hutan lebih dari sekadar belantara pepohonan. Bahkan, pria berdarah Batak yang lahir di Bandung ini ternyata memiliki kenangan masa kecil yang manis dengan hutan.
“Dahulu di tanah Sumatra, ompung aku punya lahan di tengah hutan. Kalau mau menuju lahan itu, kami harus berjalan kaki sekitar 3 jam dari kampung ompung aku. Pulang-pergi jadi 6 jam. Aku sudah nggak aneh lagi dengan hutan, karena ketika kecil sudah keluar-masuk hutan belantara,” kata Rian, yang kerap merasa sedih, ketika melihat begitu banyaknya sampah di hutan dan gunung.
Pengalaman masa kecil inilah yang kemudian membentuknya menjadi pribadi yang sangat sayang terhadap lingkungan hidup, termasuk kelestarian hutan. Sayangnya, ia kini tak punya banyak kesempatan untuk menjelajah hutan karena aktivitasnya di dunia hiburan yang padat.
Hal ini juga yang dirasakan kebanyakan masyarakat yang saat ini terpaksa mendekam lama di rumah. Hutan pun nyaris terlupakan dan nasibnya terancam.
Padahal, Rinawati Eko, Ketua Umum Hutan Itu Indonesia (HII), mengungkapkan, “Hutan dan kita merupakan satu ekosistem besar.”
Ia mengibaratkan ekosistem itu dengan tubuh. Seandainya jari kaki kita terjepit daun pintu, rasa sakitnya bisa sampai kepala. Bagian tubuh yang lain juga seperti ikut merasakan sakitnya. “Sehingga, apa pun yang menyakiti hutan, imbasnya akan kembali kepada kita. Besaran imbasnya mungkin berbeda-beda, begitu juga dengan waktunya,” lanjut Rina.
Seperti yang mungkin sudah diketahui, saat ini banyak wilayah mengalami bencana banjir. Nah, sekaranglah saat yang tepat untuk memahami lagi bahwa hutan berfungsi sebagai resapan air. Plus, hutan yang lebat mampu meredam peningkatan emisi karbon. Emisi karbon yang terus meningkat bikin bumi kian hari kian panas dan menyebabkan perubahan iklim. Hal ini tentu bukan hanya berdampak buruk bagi lingkungan hidup, melainkan juga bagi manusia.
“Sayang banget, kalau kita tidak menjaga hutan. Selama ini hidup kita diberi kelimpahan oleh alam. Sudah sewajarnya kita menjaga alam. Karena, menjaga alam berarti juga menjaga manusia, menjaga diri kita sendiri. Kalau banyak orang melakukan hal yang simpel secara bersama-sama, efeknya pasti akan besar,” kata Rian, yang ingin sekali menjelajah Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh.
Lalu, dengan kondisi tertahan di rumah selama pandemi, aksi pelestarian hutan seperti apa yang bisa kita lakukan? Mengutip siaran pers dari Hutan Itu Indonesia (HII), ini 4 tips pelestarian hutan yang bisa kita lakukan bersama.
Baca Juga: Bersiap Tangani Karhutla, Sejumlah Menteri Gelar Rapat Koordinasi Khusus
1. Nonton Video tentang Hutan Tropis
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2019, luas lahan berhutan seluruh daratan Indonesia adalah 94,1 juta hektar. Itu berarti luasnya mencapai 2,5 kali lipat luas negara Jepang atau 3 kali lipat negara Filipina. Luas hutan hujan Indonesia juga menjadi yang ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan Kongo.
Rian merasa bahwa contoh pemberitaan positif tentang hutan bisa mengena bagi orang urban seperti dirinya.
“Betul bahwa perusakan hutan itu ada dan luas hutan memang berkurang, tapi jika hutan bisa diberitakan secara positif, kita yang tinggal di kota akan lebih happy lagi menjaga hutan dari kota, tanpa harus turun langsung ke hutan,” ungkap pria, yang kerap me-repost info soal hutan di akun media sosialnya.
Salah satu contoh video yang bisa ditonton secara online, menurut Rina, adalah tentang Hutan Nagari Sungai Buluh di Sumatra Barat, yang sudah seperti halaman belakang bagi warga desa. Hutan desa itu menjadi milik seluruh warga desa.
“Mereka boleh ambil cabai ataupun jengkol dari pohon cabai dan pohon jengkol yang ada di antara pepohonan hutan, memasukkan ke dalam keranjang, lalu memasaknya. Seolah-olah mereka belanja di hutan. Karena mereka sadar bahwa hutan itu milik bersama, maka mereka justru tidak akan mengambil semua. Hanya ambil seperlunya saja,” kata Rina.
2. Belanja Cerdas
Sejumlah brand ternama lokal hingga dunia sudah menyematkan label ramah lingkungan pada produknya. Label-label tersebut memungkinkan Anda untuk melihat bahwa brand mencoba menerapkan prosedur yang sudah terstandarisasi oleh lembaga yang mengeluarkan label atau sertifikat itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Bedak Apa yang Bisa Samarkan Flek Hitam? Ini 5 Pilihan Terbaik yang Bagus dan Murah
-
Terpopuler: Amanda Manopo Jajan Habiskan Rp125 Juta di Ojol, Manfaat LED Face Mask Ashanty
-
5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
-
Ketika Warung Pecel Lele Bertemu Streetwear: Cara Jakarta Merayakan Budayanya Sendiri
-
Sensasi Ngopi Ekstrem di Gelas -86 Derajat: Pahit, Creamy, dan Lembut dalam Satu Tegukan
-
Kalender Jawa 29 Oktober 2025: Weton Rabu Wage, di Antara Sial dan Berkah Menurut Primbon
-
Kelezatan Kuliner Jawa Timur, Ini 5 Hidangan Terbaik yang Tak Boleh Terlewatkan
-
Ashanty Pakai LED Face Mask di Rutinitas Skincare Pagi, Apa Manfaatnya?
-
Fakta-fakta Pakaian Bekas Impor: Dari Mana Asal Negara Baju Thrifting?
-
7 Rekomendasi Day Cream dengan SPF: Melembapkan dan Lindungi Kulit dari Munculnya Flek Hitam