Suara.com - Kesehatan dan pemenuhan gizi seimbang memiliki peran penting dalam menunjang kualitas pendidikan anak di usia dini seperti di usia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), terutama dalam masa pembelajaran jarak jauh (PJJ). Inilah yang membuat Danone Indonesia memulai diselenggarakannya Festival Isi Piringku untuk anak usia 4-6 tahun. Kegiatan yang dilakukan secara daring ini juga dibuat dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional.
Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, menjelaskan bahwa festival bertajuk "Membangun Generasi Sehat Melalui Edukasi Gizi seimbang Sejak Dini" tersebut akan membangun pengetahuan mendalam tentang kebiasaan makan dan minum bergizi seimbang melalui pembuatan buku panduan, pelatihan guru PAUD dan orang tua, maupun kegiatan edukatif untuk anak di rumah.
Kegiatan ini melibatkan ribuan guru dan anak Indonesia sebagai upaya untuk terus mengingatkan guru, orang tua, dan anak tentang pentingnya gizi seimbang sejak dini sebagai salah satu langkah penting pencegahan stunting.
Bukan cuma itu, Festival Isi Piringku untuk anak usia 4-6 tahun juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan menarik seperti Lomba Foto Kreasi Menu Anak, Lomba Kreativitas Guru saat Belajar Daring, dan Lomba Gerak dan Lagu Isi Piringku.
"Festival Isi Piringku untuk anak usia 4-6 tahun merupakan salah satu kontribusi nyata dari Danone Indonesia dalam membantu pemerintah mensosialiasikan panduan ‘Isi Piringku’ agar masyarakat Indonesia semakin paham dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari sehari," jelas Karyanto Wibowo jelas dia dalam acara bersama media pada Jumat (26/2/2021).
Hal ini dinilai sangatlah penting. Pasalnya, berdasarkan angka Riskesdas 2018, proporsi anak dengan status gizi pendek atau sangat pendek (stunting) sekitar 30,8 persen, masih lebih tinggi dibandingkan angka yang dianjurkan WHO di bawah 20 persen.
Tingkat kemiskinan yang melonjak 10,7-11,6 persen selama pandemi maupun perkiraan tambahan 5 juta penduduk miskin baru berpotensi menghambat akses anak-anak terhadap konsumsi pangan sesuai gizi seimbang.
Ditambah lagi, edukasi gizi seimbang di sekolah maupun di rumah menjadi tidak optimal semasa pandemi. Jika kondisi ini tidak segera ditangani bersama, maka akan dapat berdampak buruk bagi negara, bukan hanya terhadap kualias SDM namun juga ekonomi.
Sebab, stunting dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi negara sebesar 2-3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun. Jika PDB Indonesia tahun 2020 sebesar Rp 15.434 triliun , kerugian akibat permasalahan ini sekitar Rp 400 triliun rupiah per tahun.
Baca Juga: Berantas Stunting di Kepri, DPR Dorong BKKBN Terus Koordinasi dengan Pemda
Ir. Harris Iskandar, Ph.D., Widya Prada Ahli Utama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, mengatakan adanya Pedoman Gizi Isi Piringku dapat menjadi salah satu solusi untuk mengedukasi masyarakat terkait aturan porsi dan jenis makanan apa saja yang dibutuhkan si kecil.
"Karenanya, kami sangat menghargai segala upaya pihak swasta dalam memberikan edukasi positif bagi anak Indonesia demi terpenuhinya gizi seimbang sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik untuk menghasilkan generasi masa depan yang lebih maju," ujar dia.
Oleh karena itu, Dr. Dhian Dipo, SKM., MA, Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyambut baik inisiatif pihak swasta dalam upaya mencegah stunting di Indonesia, seperti sosialisasi program kampanye edukasi Isi Piringku.
Edukasi gizi, kata dia, menjadi sangat penting karena diharapkan dapat memberi pengetahuan dan pemahaman ibu dalam Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang bergizi seimbang yang divisualisasikan dalam ISI PIRINGKU untuk sekali makan.
Sebelumnya, Danone Indonesia telah menyusun dan memproduksi buku edukasi Isi Piringku yang merupakan pedoman edukasi yang dapat digunakan oleh guru-guru PAUD untuk edukasi makan dan minum sekali saji untuk anak usia 4-6 tahun pada tahun 2017 bekerjasama dengan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) – IPB.
Adapun porsi Isi Piringku terdiri dari kombinasi 50 persen buah dan sayur, serta 50persen karbohidrat dan protein; dengan pembagian sepertiga lauk dan dua pertiga karbohidrat. Panduan makan sehat tersebut tidak hanya membuat kenyang, tetapi juga memastikan tubuh sehat dan cukup gizi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
Terkini
-
Ini Ucapan Atalia Praratya yang Dinilai Melukai Hati Santri, Rumah Sampai Didemo
-
8 Pelembap Mengandung Vitamin C untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang
-
Cara Aman Mencegah Mata Minus Semakin Parah, Ada Rekomendasi Makanan dari Dokter
-
Apa Judul Disertasi Ahmad Sahroni? Resmi Lulus S3, Tugas Akhirnya Bahas Korupsi
-
7 Moisturizer Mengandung Peptide untuk Kurangi Kerutan, Bikin Wajah Kencang dan Awet Muda
-
Ramalan Zodiak 15 Oktober 2025: Panduan Lengkap untuk Bintang Anda Hari Ini
-
Berapa Gaji Voice Over TV? Narator Acara Trans7 Disorot Buntut Konten Ponpes Lirboyo
-
Intip Koleksi Tas Mini Amanda Manopo: Ukuran Mungil, tapi Harga Selangit
-
5 Rekomendasi Krim untuk Flek Hitam dan Garis Penuaan, Best Anti-Aging!
-
5 Rekomendasi Physical Suncreen yang Cocok untuk Kulit Kering, Kulit Tetap Lembap dan Terlindungi