Suara.com - Perempuan kerap menjadi sasaran empuk kekerasan berbasis gender di media sosial.
Hal ini diungkap oleh Ellen Kusuma, Digital At-Risk Subdivion SAFEnet, pada acara Kekerasan Seksual Digital, Kenali dan Waspadai, Jumat (23/7/2021).
Kata Ellen, perempuan memiliki risiko tinggi mengalami kekerasan gender berbasis online.
“Sebenarnya kekerasan gender secara online tidak hanya perempuan saja, lelaki juga bisa. Tapi karena kita hidup di masyarakat yang masih patriarki, perempuan yang sering mendapat kekerasan gender online,” ungkapnya.
Ia mengatakan, ada tiga unsur utama mengapa sesuatu disebut kekerasan gender online yaitu adanya kekerasan, gender, dan dilakukan secara online.
Kekerasan, kata Ellen, merupakan bentuk atau tindakan yang melanggar hak seseorang, sehingga tindakan tersebut membuat korban merasa tidak nyaman.
Tindakan kekerasan ini bisa membuat orang lain menderita dan rugi, baik secara material maupun imaterial.
“Jadi kalau udah sampai di sini, ada kekerasan yang sedang kita hadapi dan kita alami,” ungkapnya lebih lanjut.
Kekerasan sendiri tidak hanya dilakukan lewat fisik melainkan juga bisa dilakukan secara mental sehingga berdampak pada mental seseorang.
Baca Juga: Viral Warganet Pertanyakan Fungsi e-KTP saat Tetap Diminta Fotokopi
Sementara itu kekerasan berbasis gender terjadi ketika ada ketidakadilan atau kekerasan tentang tubuh seseorang. Tindakan ini tidak hanya terjadi pada jenis kelamin saja tetapi juga seksualitas seseorang.
"Kekerasan berbasis gender ini biasanya menyerang tubuh. Entah seksualitas seseorang, kesehatan reproduksi, standar kecantikan, dan toksik maskulin," lanjutnya.
Sedangkan unsur online bisa terjadi ketika data pribadi seseorang disebar luaskan di dunia digital. Di mana unsur ini bisa menjadi cara untuk mengidentifikasi seseorang maupun korban yang diincar.
"Semakin lengkap identitas kita diketahui orang lain, itu bisa berisiko bagi kita. Apalagi digital semakin terkoneksi dengan orang lain, dan data bisa menyebar lebih cepat," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Kesenjangan Masih Lebar, Pemerintah Targetkan Perluas Ruang Kepemimpinan Disabilitas
-
Tips Memilih Pelembap yang Sesuai dengan Kebutuhan Kulitmu
-
7 Pilihan Moisturizer yang Bumil Friendly, Aman Dipakai Ibu Menyusui Juga
-
5 Rekomendasi Kado Natal Murah Mulai Rp 30 Ribuan, Cocok Buat Keluarga
-
5 Event Ultra Trail Running di Indonesia, Suguhkan Pemandangan Eksotis
-
8 Rekomendasi Tinted Sunscreen di Bawah Rp 50 Ribu, Ampuh Samarkan Pori dan Noda
-
5 Serum Wardah Mengandung Anti-Aging untuk Lawan Penuaan Dini, Wajah Tetap Awet Muda
-
Sepatu Running Reebok Ori Harganya Berapa? Cek 5 Pilihan yang Lagi Diskon
-
4 Parfum Lokal yang Dipakai Amanda Zahra, Aroma Segar dan Elegan
-
Power Couple Baru Dunia Catur, Irene Sukandar dan Eric Rosen Resmi Menikah