-
- Kesenjangan layanan publik, pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan membuat banyak orang dengan disabilitas masih jauh dari hidup yang ideal.
- Pemerintah menegaskan komitmen memperkuat kepemimpinan disabilitas melalui berbagai program lintas sektor seperti ATENSI, PKH, BPNT, dan layanan publik digital ramah disabilitas.
- Target 2025 termasuk rumah sakit ramah disabilitas, perluasan akomodasi layak di peradilan, serta penguatan perlindungan hukum dan pemberdayaan ekonomi di daerah.
Suara.com - Orang dengan disabilitas di Indonesia masih kerap hidup jauh dari ideal. Kesenjangan akses terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan, hingga layanan publik masih menjadi persoalan sehari-hari di banyak daerah.
Banyak orang dengan disabilitas masih diposisikan sebagai kelompok yang harus “dibantu”, bukan warga negara dengan hak penuh untuk menentukan arah hidup dan berpartisipasi dalam pembangunan.
Infrastruktur yang belum ramah, pelayanan publik yang tidak setara, serta minimnya kesempatan ekonomi memperlihatkan bahwa perjalanan menuju negara yang inklusif masih panjang.
Dalam momentum Hari Disabilitas Nasional 2025, Pemerintah Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat kepemimpinan orang dengan disabilitas di berbagai bidang sebagai bagian dari upaya membangun masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.
Langkah ini menjadi bagian dari visi besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam mewujudkan “Indonesia Ramah Semua” dan mendukung arah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyampaikan bahwa pemerintah bertekad menjadikan orang dengan disabilitas bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga penggerak perubahan di masyarakat.
“Kita ingin memberi ruang yang luas bagi orang dengan disabilitas. Pembangunan yang inklusif berarti semua orang bisa menjadi bagian dari solusi,” ujar Wapres Gibran, di Perayaan Hari Disabilitas Nasional tahun silam.
Selama 2025, pemerintah melaksanakan berbagai program lintas sektor untuk meningkatkan pelindungan dan kemandirian orang dengan disabilitas. Kementerian Sosial melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI), memberikan dukungan alat bantu, pendampingan, dan pelatihan kerja, termasuk inkubasi wirausaha sosial kepada 69.000 penerima manfaat.
Selain itu, Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) diperluas bagi lebih dari 1,1 juta penerima disabilitas. Program Makan Bergizi Gratis kini juga menjangkau 42.000 orang dengan disabilitas rentan di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Hari Disabilitas Internasional: Ekosistem Kerja Setara Wajib Jadi Perhatian
Akses informasi pelayanan publik bagi disabilitas juga terus diupayakan untuk hadir lebih baik. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengembangkan Rancangan Peraturan Menteri terkait Layanan Komunikasi dan Informasi Publik berbasis Digital Bagi Penyandang Disabilitas untuk menjalankan amanat PP 70 tahun 2019 sekaligus memastikan akses informasi setara di ruang digital dan layanan publik.
Portal pemerintah kini dilengkapi fitur teks alternatif, bahasa isyarat, mode kontras tinggi, dan navigasi suara bagi pengguna tunanetra dan tuli.
Sektor kesehatan juga ditingkatkan untuk dapat melayani disabilitas dengan lebih baik. Kementerian Kesehatan menargetkan 40 persen rumah sakit nasional menjadi ramah disabilitas dengan fasilitas aksesibilitas dan pelayanan medis adaptif.
Di sisi hukum, Mahkamah Agung memperluas penerapan akomodasi layak bagi saksi dan korban disabilitas sesuai PP Nomor 39 Tahun 2020, sementara KemenPPPA memperkuat kanal SAPA 129 yang kini telah beroperasi di 270 kabupaten/kota.
Selain inisiatif dari Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah pun ikut berperan aktif. Kabupaten Lampung Tengah menjadi contoh pelopor melalui Perda Nomor 1 Tahun 2025 tentang Penghormatan, Perlindungan, dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas, regulasi pertama yang secara eksplisit mengatur pencegahan kekerasan dan pemberdayaan ekonomi bagi orang dengan disabilitas di tingkat kabupaten.
Laporan UN ESCAP Asia-Pacific Disability Outlook 2024 juga menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kemajuan paling signifikan di kawasan dalam mengarusutamakan kebijakan disabilitas, terutama di bidang literasi digital, perlindungan hukum, dan inklusi ekonomi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Contoh Kata Sambutan Ketua Panitia Natal 2025 dan Kerangka Tulisannya
-
Tips Memilih Pelembap yang Sesuai dengan Kebutuhan Kulitmu
-
7 Pilihan Moisturizer yang Bumil Friendly, Aman Dipakai Ibu Menyusui Juga
-
5 Rekomendasi Kado Natal Murah Mulai Rp 30 Ribuan, Cocok Buat Keluarga
-
5 Event Ultra Trail Running di Indonesia, Suguhkan Pemandangan Eksotis
-
8 Rekomendasi Tinted Sunscreen di Bawah Rp 50 Ribu, Ampuh Samarkan Pori dan Noda
-
5 Serum Wardah Mengandung Anti-Aging untuk Lawan Penuaan Dini, Wajah Tetap Awet Muda
-
Sepatu Running Reebok Ori Harganya Berapa? Cek 5 Pilihan yang Lagi Diskon
-
4 Parfum Lokal yang Dipakai Amanda Zahra, Aroma Segar dan Elegan
-
Power Couple Baru Dunia Catur, Irene Sukandar dan Eric Rosen Resmi Menikah