Suara.com - Work from home atau WFH selama pandemi ternyata membawa beragam dampak bagi kesehatan maupun kinerja seseorang. Selain rentan menyebabkan stres akibat beban pekerjaan yang bertambah, WFH juga bisa membuat kinerja seseorang menurun.
Sebuah studi baru yang terbit di Journal of Occupational Health pada 4 Agustus lalu, mengungkap hampir 15.000 pekerja dari Jepang yang bekerja dari rumah, empat dari lima pekerja tidak mengalami perubahan dalam kinerja mereka. Namun 15 persen pekerja mengatakan kinerja mereka memburuk setelah mereka mulai bekerja dari rumah — dan kebanyakan mengaku kinerja mereka memburuk ketika mereka menghabiskan sebagian besar hari dengan duduk.
Dilansir dari Everyday Health, penulis utama studi Kenta Wakaizumi, MD, PhD, seorang peneliti di departemen anestesiologi di Keio University School of Medicine di Tokyo, mengatakan bahwa ada kemungkinan para pekerja duduk berjam-jam karena mereka berkonsentrasi penuh dan tidak istirahat.
Pada sebagian orang, duduk berjam-jam karena berkonsentrasi penuh mungkin dapat meningkatkan kinerja. Tatpi, kata Dr. Wakaizumi, pada sebagian yang lain, duduk terlalu lama sepanjang hari malah membuat orang lebih sulit untuk fokus, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan kinerja.
Meski demikian, masih diperlukan studi lebih lanjut di masa depan untuk menjelaskan mengapa duduk terlalu lama dapat memengaruhi kinerja, dan siapa saja yang bisa terdampak hal ini.
Selain di Jepang, penelitian lain dilakukan oleh Bethany Barone Gibbs, PhD, seorang profesor di University of Pittsburgh di Pennsylvania, yang mempelajari efek kesehatan dari aktivitas fisik dan perilaku sedentary. Dikatakan bahwa pandemi membawa dampak berupa penurunan kepuasan kerja, penurunan aktivitas fisik, dan peningkatan stres pada pekerja.
Hasil studi yang diterbitkan pada Februari 2021 di Occupational Medicine ini menyebutkan bahwa pandemi menyebabkan peningkatan aktivitas sedentary pada pekerja selama 1 jam di luar hari kerja. Dan mereka juga menjadi lebih sulit tidur, mengalami gejala gangguan mood, dan mengalami penurunan kualitas hidup.
Studi lain, yang diterbitkan pada Maret 2021 di International Journal of Environmental Research and Public Health, meneliti perubahan kebiasaan gaya hidup dan kesehatan mental selama pandemi untuk 5.599 pekerja di Swedia. Sebagian besar pekerja melaporkan tidak ada perubahan dalam waktu duduk, aktivitas fisik harian, atau kebiasaan olahraga selama pandemi.
Tetapi, para pekerja kantoran 67 persen lebih mungkin melaporkan perubahan gaya hidup menjadi lebih buruk, 75 persen lebih mungkin menghabiskan lebih banyak waktu untuk duduk, dan 16 persen lebih mungkin untuk kurang berolahraga daripada pekerja di sekotor informal.
Bukti dari penelitian selama pandemi ini menunjukkan bahwa perilaku sedentary mungkin memiliki implikasi yang lebih dari sekadar masalah kesehatan fisik, demikian dikatakan kata Dr. Barone-Gibbs.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Kesejahteraan dan Kesehatan Mental Selama Bekerja dari Rumah
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda
-
Ribuan Orang Keracunan MBG, Ini Nomor Hotline Pengaduan BGN Resmi
-
5 Rekomendasi Film Mirip One Battle After Another, Sajikan Ketegangan Intens yang Seru!
-
Kekayaan Tony Blair yang Ditunjuk Jadi Pemimpin Sementara Gaza
-
Favorit Sejuta Umat, Ini Cara Membedakan Sandal Hermas Oran Ori dan KW