Suara.com - Pandemi Covid-19 telah membawa perubahan dan menciptakan tren baru dalam penyelenggaraan pernikahan. Hal tersebut ditegaskan oleh CEO lembaga riset Populix, Timothy Astandu lewat survei yang dilakukan pada 12-14 Agustus 2021 lalu.
Dari 1,002 responden dengan rentang usia 18 hingga 30 tahun dari berbagai wilayah di Indonesia, 40 persen responden yang memiliki pasangan dan belum menikah mengaku memiliki rencana menikah dalam beberapa bulan ke depan.
Sementara 54 responden yang telah memiliki rencana menikah dalam waktu dekat dan sudah menentukan tanggal pernikahan, memutuskan untuk menikah di tahun 2022 nanti.
Ditemukan juga bagaimana budaya menggelar resepsi kini tak lagi menjadi pilihan.
Hasil riset menunjukkan bahwa mayoritas responden, yaitu sebanyak 36 persen memilih untuk hanya menggelar acara akad nikah tanpa menggelar resepsi. Sementara hanya sebagian kecil saja yaitu 14 persen yang memilih untuk tetap menggelar acara akad nikah dan resepsi di masa pandemi.
Menariknya, meski telah beradaptasi dalam hal bentuk pelaksanaan acara, jumlah responden yang berencana mengundang tamu diatas 150 orang jumlahnya cukup tinggi yaitu 30 persen dari total responden. Dan hanya delapan persen yang berencana mengundang di bawah 50 tamu undangan.
Hal ini, kata Timothy, menunjukkan bahwa ikatan kekeluargaan di Indonesia masih sangat kuat sehingga terasa sulit bagi masyarakat untuk hanya mengundang sedikit orang.
Selain penyesuaian dalam jumlah tamu undangan, perubahan cara penyajian makanan dalam wadah tertutup untuk dibawa pulang juga menjadi salah satu tren yang banyak dipakai oleh para calon pengantin.
Sedangkan untuk lokasi, beberapa responden dalam survei mengaku akan mengubah venue acara dari indoor menjadi outdoor. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko penyebaran virus corona penyebab Covid-19 yang lebih rendah di ruang terbuka.
"Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga kini telah mendorong perubahan sosial yang menuntut penyesuaian, termasuk dalam hal penyelenggaraan pernikahan," kata Timothy dikutip Suara.com dari siaran pers, Selasa (31/8/2021).
Baca Juga: Angka Kematian COVID-19 Masih Tinggi, DIY Masih Tertahan di PPKM Level 4
COO Populix Eileen Kamtawijoyo menuturkan, situasi serta kebijakan pemerintah dalam hal pembatasan kerumunan dan penerapan protokol kesehatan memang berdampak pada berbagai penyesuaian di masyarakat seperti perilaku, konsep sosial dan kebiasaan.
"Selain nilai kekeluargaan dan tradisi yang kuat, pesta pernikahan di masyarakat Indonesia dianggap sebagai salah satu momen terpenting dalam hidup yang patut dirayakan. Namun, dari hasil riset terlihat bahwa situasi pandemi Covid-19 telah memaksa masyarakat kita beradaptasi dan menerima perubahan," tambah Eileen.
Di sisi lain, pesatnya perkembangan teknologi juga telah berperan dalam menghadirkan berbagai aspek baru dalam pernikahan menjadi digital.
Seperti munculnya undangan digital (e-invitation), pemberian angpao melalui QR Code, hingga mengubah konsep pernikahan menjadi virtual wedding.
"Tren pernikahan ini menjadi salah satu alternatif bagi para calon pengantin untuk menyelenggarakan akad bahkan resepsi pernikahan. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil survei yang menyebut 42 persen dari total responden mengaku pernah menghadiri pernikahan teman atau keluarga secara virtual selama pandemi," tutur Eileen lebih lanjut.
Dan meski sedang berada di tengah kondisi yang tidak menentu dan membuat khawatir pada bagi sebagian banyak orang, ternyata keinginan masyarakat untuk menghadiri acara pernikahan secara langsung masih tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
Sehari Harus Pakai Sunscreen Berapa Kali? Ini Saran dari Dokter agar Perlindungan Maksimal
-
5 Rekomendasi Jas Hujan Anti Bocor, Awet dan Praktis untuk Hijabers
-
8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
-
Jejak Erupsi Gunung Semeru Sejak 1818, Letusan Terbaru Tahan 178 Pendaki di Ranu Kumbolo
-
4 Zodiak Paling Beruntung Hari Ini 20 November 2025, Hoki Maksimal!
-
"Find Joy in the Slow": Filosofi Kopi Titik Koma yang Memikat di Panggung Internasional Bangkok
-
Macam-Macam Arti Warna dalam Mimpi Menurut Ahli, Mana yang Pernah Kamu Alami?
-
CPNS 2026 Kapan Dibuka? Ini Prediksi Jadwal, Alur Seleksi, dan Formasi untuk Lulusan SMA
-
Sejarah dan Makna Hari Anak Sedunia, Diperingati Setiap 20 November
-
'Meditasi Mata Air', Perempuan Wonosobo Tanam 1.000 Kopi untuk Kelestarian DAS Bodri