Suara.com - Tindakan bullying antar karyawan tidak hanya bisa terjadi saat aktivitas bekerja dilakukan dari kantor. Bahkan, saat work from home (WFH) atau bekerja dari rumah akibat kondisi pandemi Covid-19, aksi bullying juga bisa saja terjadi.
Bekerja yang dilakukan secara jarak jauh dengan mengandalkan teknologi, alhasil perilaku bullying yang terjadi juga melalui media sosial. Namun, beberapa orang mungkin tidak menyadari tindakan tersebut termasuk bullying.
"Jadi workplace bullying bukan hanya terjadi secara offline atau langsung. Bisa juga melalui telepon atau lagi rapat virtual ada komentar melecehkan bisa juga. Bisa melalui email pada gosipin yang menceraikan satu orang dan disebarkan melalui email, itu sangat bisa terjadi," kata psikolog klinis dewasa Pingkan Rumondor, S.Psi., M.Psi., dalam webinar Hari Toleransi Internasional bersama Unilever Indonesia, Senin (15/11/2021).
Pingkan menambahkan, secara global, laporan bullying selama WFH justru meningkat. Kebanyakan laporan mengenai tindakan pelecehan hingga direndahkan oleh sesama rekan kerja.
Untuk mencegah tindakan bullying di kantor, menurut Pingkan, sangat penting peran pemimpin perusahaan untuk memastikan setiap pekerja memiliki hubungan kerjasama yang baik
"Dari iklim kerja organisasi tersebut. Kalau iklim kerja memang kurang efektif terus juga tekanan pekerjaan besar, itu semakin menjadi tantangan yang lebih untuk terjadi bullying," ujarnya.
Budaya kolektif atau tindakan menghindari konflik juga bisa berisiko menutupi tindakan bullying di kantor.
"Misalnya di Indonesia dibandingkan beberapa negara lain, kita cenderung budaya kolektif. Maksudnya itu salah satu bentuknya berusaha menjaga keharmonisan. Jadi kalau misalnya saya sebagai saksi melihat perilaku bullying, merasa bingung laporin atau enggak, konfrontasi atau enggak, karena kalau konfrontasi berarti membawa diri saya ke dalam suatu konflik. Itu kan berlawanan dengan harmonis," jelasnya.
Pemikiran seperti itu yang bisa mempersulit seseorang untuk berani mengungkap perilaku bullying. Selain itu, juga budaya senioritas di dalam kantor. Padahal, menurut Pingkan, sikap saling menghargai dan menghormati antara senior dan junior di kantor bisa mencegah tindakan bullying.
Baca Juga: Sering Muncul di Anime, Kenali 8 Tindak Ijime atau Perundungan yang Wajib Dihindari!
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Siswi SMA Cetak Prestasi Nasional Lewat Riset Biolarvasida dari Limbah Dapur
-
Finansial Serba Digital: Praktis Buat Urban, Tantangan Buat Indonesia
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan
-
7 Rekomendasi Serum Retinol untuk Usia 50 Tahun, Samarkan Tanda Penuaan
-
7 Sunscreen untuk Flek Hitam Usia 70 Tahun ke Atas, Rawat Kulit Tipis
-
Bukan Hanya Tren: Indonesia Pimpin Gerakan 'Slow Fashion' Global di BRICS+ Fashion Summit Moskow