Suara.com - Jam kerja biasanya berlangsung selama 8 jam, dimulai dari pukul 9 pagi dan selesai pukul 5 atau paling lambat pukul 6 sore. Dan tentu saja ada waktu istirahat di antara waktu tersebut. Tapi, jam kerja normal ini sering kali tidak berlaku untuk orang yang workaholic.
Si workaholic, alias gila kerja, umumnya memiliki jam kerja yang lebih panjang. Bahkan, bukan tak mungkin ia melewatkan waktu istirahat sepanjang bekerja.
Psikolog mengungkap ada alasan mengapa seseorang memilih jadi workaholic, meski risikonya bisa bermasalah pada kondisi fisik dan juga mental.
Psikolog Priska Eugenea, S.Psi, dalam acara webinar bertajuk Are You A Workaholic, beberapa waktu yang lalu, mengungkap 3 penyebab orang menjadi workaholic. Ini dia:
1. Jadi sarana pelarian diri
Umumnya, seseorang melarikan diri ke tempat yang lebih tenang dan bisa menyegarkan mentalnya. Tapi, orang workaholic memilih pelarian dengan bekerja dan bekerja.
“Mungkin rasanya seperti tidak ingin bertemu orangtua atau orang lain, jadi milihnya lari ke kerjaan,” ungkap Priska.
“Pada akhirnya terikat oleh pekerjaan itu sendiri. Karena apa yang harus dilakukan lagi, selain bekerja? Begitu,” lanjut Priska.
2. Ada impian yang ingin dicapai
Ada ungkapan bahwa apa yang diinginkan harus dilakukan dengan kerja keras. Meski demikian, ternyata orang yang memilih menjadi workaholic karena ada impian yang ingin dicapai.
“Ada kebanggan tersendiri seperti impian yang tercapai. Tapi dibayar dengan jam kerja yang juga ikut tinggi,” ungkap Priska.
Baca Juga: 5 Tips Cerdas Menjalani Peran Ganda Sebagai Ibu dan Karyawan
Walaupun ada sisi positifnya, ia mengatakan bahwa bekerja secara berlebihan untuk mewujudkan hal yang belum dicapai, pada akhirnya akan membuat kita kehilangan waktu luang.
“Pokoknya waktu luang kayak sesuatu yang nggak banget, jadi fokusnya ya kerja aja,” ucapnya.
3. Ingin bisa diandalkan
Orang yang memilih jadi workaholic ternyata ada ambisi di mana ia berharap bisa diandalkan oleh perusahaan. Baik itu lewat tanggung jawab ataupun menjadi panutan.
“Misalnya, kayak merasa diandalkan dan ingin diberi kerjaan terus. Kayak ‘Tenang aja, bisa diandalkan kok,” ungkapnya.
Tetapi, ada sisi negatifnya juga. Priska mengatakan bahwa orang yang workaholic dan ingin diandalkan, bisa menyebabkan kewalahan. Salah satunya sulit mengontrol tanggung jawab pekerjaannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Gold Standard, Predikat Bergengsi yang Jadi Tolak Ukur Sehatnya Perusahaan
-
Mal Ini Berubah Jadi Bikini Bottom, Bisa Bertemu Spongebob dan Patrick di Momen Liburan Akhir Tahun
-
Dany Amrul Ichdan Ajak Civitas Akademika Wujudkan Indonesia Naik Kelas Sebagai Gerakan Moral Bangsa
-
Liburan Akhir Tahun di Jakarta? Kejutan Seru Ini Bikin Kita Lupa Harus Keluar Kota!
-
7 Rekomendasi Sepatu Futsal Cewek Terbaik, Kualitas Juara Bikin Anti Cedera
-
45 Ucapan Selamat Natal untuk Teman dan Sahabat, Hangat dan Menyentuh Hati
-
Perempuan Usai Career Break: Ingin Kembali Bekerja, Tapi Peluangnya Masih Terbatas
-
3 Zodiak Ini Paling Beruntung dan Penuh Cinta pada 12 Desember 2025
-
Rekomendasi Bedak dengan Kandungan Centella Asiatica, Makeup Flawless Tanpa Takut Jerawat Meradang
-
4 Tinted Sunscreen untuk Wajah Flawless dan Tetap Terlindungi