Suara.com - Selama bertahun-tahun, konsep validasi telah menjadi hal yang sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial. Misalnya, seseorang yang mengunggah foto maupun video dan berharap mendapat banyak tanda suka.
Mencari validasi sendiri dianggap sebagai upaya mendapat atensi atau perhatian dari orang lain. Namun pertanyaanya, penyebab seseorang membutuhkan validasi?
Seorang Psikolog Konseling Will Dr. Preeti Kocchar mengatakan, validasi secara emosional melibatkan pemahaman dan menunjukkan penerimaan terhadap perasaan orang lain.
"Ketika orang menerima validasi jenis ini, mereka merasa bahwa emosi mereka tidak hanya dilihat dan didengar orang lain, tetapi berharap perasaannya diterima," ungkapnya yang dilansir dari laman Healthshots.
"Jika seseorang merasa bahwa pikiran, perasaan, dan emosinya tidak didengar dan dipahami, mereka juga merasa terisolasi dan tidak didukung. Jadi, selama periode waktu tertentu, ini dapat memicu rasa tidak aman pada beberapa individu, di mana mereka merasa kurang dan menjadi pecandu validasi."
Menurut Dr. Kocchar, seseorang yang ingin mendapatkan perhatian terjadi karena beberapa alasan mulai dari emosi yang tidak normal, harga diri yang rendah, dan gangguan kepribadian.
"Alasan emosional, sosial, dan fisik biasanya berada di balik perilaku mencari perhatian. Meski tidak selalu buruk, faktanya kita semua memulai hidup dengan keadaan bergantung sepenuhnya pada validasi eksternal," tuturnya.
Ia menuturkan, validasi adalah bagian dari rasa saling ketergantungan dan mengandalkan umpan balik dan dorongan dari orang lain. Baik itu di lingkungan nyata maupun di media sosial.
"Ini semua tentang keseimbangan, mengetahui kapan harus menerima umpan balik yang sehat dan konstruktif dari orang lain, sementara tidak sepenuhnya bergantung pada persetujuan dari luar untuk harga diri Anda," tambah Dr. Kocchar.
Baca Juga: Pelanggan Minta Paket Dilempar, Tingkah Kurir Ini Malah Bikin Ngakak
Ada beberapa contoh dari perilaku seseorang yang mencari validasi. Berikut jabarannya:
- Memancing pujian dengan menunjukkan pencapaian dan mencari validasi
- Menjadi kontroversial lewat konten untuk memancing reaksi
- Melebih-lebihkan cerita untuk mendapatkan pujian dan simpati dari orang lain
- Berpura-pura tidak mampu melakukan sesuatu, sehingga seseorang akan mengajar dan membantunya
Apakah itu hal yang biasa kamu lakukan?
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Temuan 2025: Era Digital Ternyata Bikin Kita Makin Doyan Jajan
-
TMII Sambut Nataru dengan Konser Slank dan Ragam Aktivitas Budaya
-
5 Parfum Lokal Terbaik Wanita Usia 50 Tahun Wangi Elegan, Kado Spesial Hari Ibu
-
Festival Pop Culture jadi Ruang Ekspresi: Nonton Musik, Seni, dan Tari Cukup Satu Tiket
-
Petani Kediri Mulai Pakai Drone, Siap-Siap Menuju Pertanian Berkelanjutan
-
30 Contoh Ucapan Hari Ibu yang Menyentuh Hati: Bisa Dikirim ke Bunda atau Istri
-
6 Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 20 Desember 2025, Rezeki dan Mood Sama-Sama Naik
-
Bank Libur Natal Tanggal Berapa di Desember 2025?
-
5 Pilihan Model Sepatu Kanky yang Nyaman untuk Jalan Santai, Lari, dan Gaya Sehari-hari
-
4 Bedak Terbaik untuk Usia 40-an Hapus Kerutan dan Garis Halus, Cocok Jadi Kado Hari Ibu