Suara.com - Olahraga memang bertujuan untuk menjaga kebugaran tubuh. Namun, jika dilakukan berlebihan, tetap saja hal ini tidak baik.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui kemampuan tubuh dalam berolahraga dan memberinya waktu yang cukup untuk istirahat supaya tidak terkena sindrom overtraining.
Apa Itu Sindrom Overtraining
Dilansir dari laman Very Well Fit, sindrom overtraining adalah kondisi di mana Anda berolahraga terlalu sering atau terlalu keras tanpa memberikan waktu yang cukup bagi tubuh.
Kondisi ini biasa dialami oleh para atlet ketika mereka berusaha berlatih di luar kemampuan tubuh saat masa pemulihan, terutama ketika mempersiapkan kompetisi kejuaraan.
Olahraga yang cukup bagi atlet sangat dibutuhkan. Beban fisik yang telalu banyak ataupun terlalu sedikit dapat menimbulkan gejala sindrom overtraining. Hal ini juga harus diseimbangkan dengan penyerapan nutrisi dan tubuh yang selalu terhidrasi.
Tanda-Tanda Overtraining
- Nafsu makan atau berat badan turun drastis
- Merasa tertekan, cemas, murun, atau mudah tersinggung
- Insomnia
- Denyut jantung tidak teratur
- Kekebalan tubuh menurun
- Kesulitan berkonsentrasi
Cara pencegahan overtraining satu orang dan lainnya mungkin berbeda, karena setiap orang memiliki kemampuan olahraga yang berbeda pula. Namun, penting bagi siapa saja memberikan jeda istirahat yang cukup saat sedang berolahraga untuk mengurangi risiko overtraining dan juga cidera. Berikut cara pencegahan overtraining yang wajib dicoba:
Baca Juga: Coba Lakukan 4 Olahraga di Pagi Hari dan Rasakan Manfaatnya
1. Memperhatikan Suasana Hati
Munculnya perasaan negatif, seperti depresi, kemarahan, dan kelelahan seringkali muncul ketika seseorang mengalami overtraining intensif. Ketika Anda menyadari sulit untuk menyerap hal-hal positif akan suatu hal, sebaiknya ambillah jeda istirahat atau menurunkan intensitas olahraga.
2. Pantau Detak Jantung
Salah satu cara mengukur kemampuan tubuh dalam berolahraga adalah dengan menghitung detak jantung. Ketika detak jantung meningkat ketika istirahat atau pada intensitas tertentu, Anda mungkin berisiko mengalami sindrom overtraining.
Anda dapat melakukannya setiap pagi saat bangun tidur selama 60 detik. Ketika terjadi peningkatan detak jantung yang signifikan, ini menunjukkan bahwa waktu istirahat Anda masih kurang.
3. Uji Detak Jantung
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
DRW Skincare Rayakan Satu Dekade dengan Hadirkan DRW Prime dan Komitmen Kebermanfaatan
-
Anti Boros, 5 Rekomendasi Cushion dengan Kemasan Refill Murah untuk Si Budget Terbatas
-
5 Rangkaian Skincare Murah untuk Remaja, dari Sabun Cuci Muka sampai Sunscreen
-
5 Contoh Doa Hari Guru Nasional 2025 untuk Upacara di Sekolah
-
7 Rekomendasi Lipstik Warna Soft untuk Guru, Tidak Mencolok di Sekolah
-
7 Fakta Menarik Fatima Bosch, Pemenang Miss Universe 2025 Asal Meksiko
-
5 Ucapan Hari Guru Islami yang Menyentuh Hati, Lengkap dengan Doanya
-
13 Tahun Pencarian, Peneliti Menangis Tersedu-sedu Menemukan Bunga Rafflesia Mekar di Hutan Sumatra
-
5 Sepatu Senam Murah untuk Ibu Rumah Tangga, Nyaman dan Stylish
-
15 Poster Hari Guru yang Bisa Diunduh Gratis, untuk Story Instagram dan WhatsApp