Suara.com - Semakin berkembangnya teknologi, memunculkan inovasi baru yang disebut pangan fungsional. Pangan fungsional adalah makanan yang tidak hanya enak dan sehat, tapi bermanfaat untuk banyak organ sehingga jenis pangan ini punya banyak fungsi.
Ketua Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI) Profesor Hanny Wijaya mengatakan perkembangan pangan fungsional sudah marak dan dikembangkan di Eropa dan Jepang, termasuk beberapa yang sudah dikembangkan di Indonesia.
Pangan fungsional juga disebut jadi solusi untuk masyarakat modern, menjawab keinginan untuk hidup sehat di tengah padatnya aktivitas. Inilah sebabnya menurut Prof Hanny, pangan fungsional memerlukan riset mendalam setelah resep pangan ditemukan.
"Suatu produk pangan yang bisa dianggap pangan fungsional, jika di dalamnya terkandung gizi dasar dapat memberikan keuntungan, atau benefit lebih dari satu organ tubuh manusia, termasuk memperbaiki secara umum kondisi fisik," ujar Prof Hanny dalam diskusi bersama PERGIZI PANGAN, Rabu (1/6/2022).
Pangan fungsional juga dinilai bisa mengurangi risiko penyakit regeneratif, seperti jantung, diabetes, hipertensi hingga kerusakan ginjal.
Ia mencontohkan jika ada anggapan camilan mengandung kadar gula, garam dan lemak (GGL) yang tinggi. Maka dibuatlah kreasi camilan kategori pangan fungsional yang rendah GGL tapi kelezatan dan citrasanya tidak berkurang.
"Dengan catatan bahwa makanan harus bisa dimakan dalam jumlah yang normal. Seperti makanan normal dalam bentuk normal, tidak dalam tablet dan seterusnya," jelasnya.
Perempuan yang juga peneliti di Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan pangan fungsional harus memenuhi berbagai kriteria yakni memiliki nilai gizi dasar, bisa dirasakan dalam bentuk sensori dikunyah, diraba dan memiliki rasa sehingga fungsi tubuh untuk mengolah makanan tetap bisa berjalan.
"Oleh karena itu pangan fungsional bukan obat, bukan suplemen, itu mohon dipahami. Jadi tidak ada kuratif (pengobatan) yang diizinkan, tapi lebih banyak preventif (pencegahan)," tutup Prof Hanny.
Baca Juga: Beli Ikan Kesukaan Mendiang Istri, Aksi Bapak Tua Minta Bungkus Sisa Makanan Bikin Mewek
Adapun beberapa contoh pangan fungsional seperti sirup bunga telang rendah gula, gula stevia, camilan dan makanan kaya serat atau fiber, kue bebas gula, dan nasi uduk sirataki, mi sirataki, mi bayam, dan lain sebagainya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
5 Manfaat Minuman Elektrolit untuk Kulit, Rahasia Tiffany SNSD Tetap Awet Muda di Usia 36 Tahun
-
5 Koleksi Tato Tiffany SNSD, yang Segera Jadi Nyonya Byun Yo Han
-
5 Inspirasi OOTD Nongkrong ala Tiffany SNSD yang Wajib Ditiru
-
10 Ide Kado Natal di Miniso: Multifungsi dan Tetap Terjangkau
-
Mengintip Tren Terbaru: Mengapa Perjalanan Mewah Kini Makin Diminati Wisatawan Indonesia?
-
5 Pilihan Sepatu Vans Ori yang Diskon di Foot Locker, Harga Jauh Lebih Murah
-
Sensasi Musim Dingin di Jakarta! IDD Sulap Liburan Akhir Tahun dengan Salju dan Pohon Natal Raksasa
-
5 Cushion dengan Formula Skincare untuk Usia 50-an, Bantu Samarkan Keriput
-
5 Sunscreen Tahan Air dan Keringat untuk Pelari agar Kulit Tidak Belang
-
7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda