Suara.com - Seorang perempuan mengaku bisa mencapai orgasme meski tanpa perlu disentuh. Hal itu diungkapkan oleh instruktur yoga bernama Karolin Tsarski dari Estonia.
Karolin Tsarski pernah menjalani serangkaian tes untuk membuktikan kepada peneliti bahwa dia dapat membuat dirinya mengalami orgasme terus-menerus meski tanpa rangsangan fisik.
Tsarski menjelaskan bagaimana setelah tujuh tahun berlatih yoga tantra, dia mengalami orgasme spontan pertamanya saat menonton film Sang Buddha. Saat itu, kata Tsarski, film tersebut menunjukkan adegan yang membuatnya tercerahkan.
"Itu benar-benar non-seksual," kata perempuan berusia 33 tahun lulusan London School of Economics itu, dikutip dari Daily Mail, Selasa (30/8/2022).
Setelah kejadian itu, Tsarski mengaku kerap mengalami orgasme dan mencapai klimaks. Itu terjadi di mana pun dan kapan pun. Pernah di restoran, bahkan pernah juga ketika dalam perjalanan.
Selain mengalami orgasme yang tidak terduga, ia juga mengaku bisa mendapatkan orgasme setiap waktu saat ia menginginkannya. Orgasmenya juga bisa bertahan lama, misalnya berdurasi lima hingga sepuluh menit.
"Saya bisa pergi lebih lama tetapi saya memilih untuk tidak melakukannya. Ini sangat intens."
Untuk menguji klaim tersebut, ahli saraf James Pfaus mengukur kadar hormon prolaktin dalam darah Tsarski sebelum dan sesudah orgasme solo tersebut. Ia kemudian menemukan kadar hormonnya melonjak begitu mencapai klimaks.
Sebaliknya, ketika kadar prolaktinnya diukur sebelum dan sesudah membaca buku, tidak ada perubahan. Hal itu bahkan ditulis dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah Sexual Medicine.
Baca Juga: Menyambut HUT RI, Ratusan Lansia Ikuti Yoga Tertawa di ATLAS Beach Fest
"Ada beberapa makalah yang diterbitkan menunjukkan bahwa pelepasan prolaktin adalah "penanda" yang jelas dari orgasme," katanya.
Ia pun melanjutkan bahwa seseorang tidak bisa memalsukan orgasme secara ilmiah, karena kadar prolaktin akan ikut meningkat saat orgasme.
"Tidak ada cara untuk memalsukan itu. Anda tidak bisa menginginkan prolaktin Anda meningkat," pungkas Profesor Pfaus, dari Universitas Charles di Praha itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Berapa Kekayaan Eks Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis? Anaknya Ditangkap Akibat Curi Sepatu di Masjid
-
Ironis, Anak Eks Wali Kota Cirebon Ditangkap Gegara Curi Sepatu di Masjid Usai Ayah Terjerat Korupsi
-
5 Rekomendasi Parfum untuk Pengantin Wanita yang Tahan Lama Mulai Rp50 Ribuan
-
Kilas Balik Perjalanan Cinta Syifa Hadju, Kini Berlabuh pada El Rumi
-
5 Rekomendasi Moisturizer Penghilang Chicken Skin, Kulit Halus Impian Jadi Kenyataan!
-
Dari Mana Nama 'Tolpit'? Kue Tradisional Bantul yang Kini Jadi Warisan Budaya Takbenda
-
5 Skincare untuk Hilangkan Flek Hitam Usia 50 Tahun ke Atas, Harga Mulai Rp60 Ribuan
-
Panduan Lengkap Cara Mendaftar Global Sumud Flotilla untuk Berlayar ke Gaza
-
Dokter Tifa Ahli Apa? Komentari Kondisi Kulit Jokowi dan Iriana yang Dinilai Janggal
-
5 Fakta Cesium-137 di Cikande, Radiasi Berbahaya Butuh Waktu 30 Tahun untuk Hilang