Suara.com - Seperti yang diketahui belum lama ini muncul cuitan dugaan penghinaan kepada istri Presiden Joko Widodo, Iriana Jokowi. Dalam cuitan tersebut, sosok tersebut menyebutkan Iriana Jokowi yang terlihat seperti pembantu ketika berdampingan Ibu Negara Korea Selatan Kim Koen Hee.
Belum lama berita tersebut naik, baru-baru ini kembali muncul kelakuan warganet lainnya yang disebut menghina Iriana Jokowi kembali. Diketahui, akun anonim Twitter @Akun_ke3 merendahkan foto Iriana Jokowi.
Mengutip laman Wartaekonomi.co.id (media partner Suara.com), akun tersebut menyebut jika istri Presiden Jokowi itu mirip tukang jamu.
"Kek tukang jamu, menurut saya," cuit @Akun__ke3 mengomentari sebuah postingan yang mengunggah video Iriana Jokowi yang tengah berpidato.
Cuitannya itu lantas menjadi viral dan mendapat banyak komentar warganet lainnya. Bahkan, beberapa warganet menandai akun Twitter resmi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menindaklanjuti pemilik akun tersebut.
Meski demikian, dari penelusuran Suara.com, akun @Akun__ke3 sudah hilang dari Twitter. Namun cuitannya yang menyinggung soal Iriana Jokowi kadung direkam dan disebar lagi oleh pengguna Twitter lainnya.
Munculnya penghinaan Iriana Jokowi ini, lantas menjadi tambahan kasus seseorang yang menghina orang lain. Seperti diketahui, beberapa orang seringkali menggunakan media sosial untuk menghina lainnya. Lalu sebenarnya apa alasan seseorang suka menghina orang lain?
Mengutip situs Exploring Yourmind, seseorang yang suka menghina atau merendahkan orang lain biasanya didorong karena beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut.
1. Penghinaan sebagai bentuk komunikasi yang diwariskan
Baca Juga: Refly Harun Ungkap Alasan Jokowi Pecat Anies dari Kabinet: Bisa Menjadi Idola Anak Muda
Pada beberapa orang, seringkali tumbuh di lingkungan yang terbiasa menghina satu sama lain. Hal ini membuatnya berpikir kalau menghina ataupun mengkritik orang lain merupakan hal yang biasa. Sebab tumbuh di lingkungan seperti itu, memengaruhi caranya berkomunikasi. Mereka juga jadi ikut terbawa berkomunikasi dengan cara yang sama di lingkungan yang berbeda.
2. Menghina dapat menjadi bentuk kekuasaan
Dalam penelitian oleh University of Bath (Inggris) dikatakan, seseorang yang sering menghina orang lain akan merasa menjajah lingkungan organisasi. Ia akan merasa mendapatkan kekuasaan atas orang lain.
Mereka yang terbiasa menghina, akan merasa dirinya selalu berada di atas orang lain. Hal ini yang membuatnya suka mengkritik, menghina, bahkan jika melakukannya secara samaran.
3. Menghina menjadi bentuk narsisme
Mereka yang melakukan penghinaan kepada orang lain, merupakan bentuk narsistik secara tidak sadar. Pelaku tidak akan peduli jika apa yang diperbuat memengaruhi orang lain. Parahnya karena narsistik ini, mereka tidak segan untuk menghina bahkan mengeksploitasi orang lain. Mereka juga biasanya akan sangat sombong, agresif, dan iri hati.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
5 Skincare untuk Hilangkan Flek Hitam Usia 50 Tahun ke Atas, Harga Mulai Rp60 Ribuan
-
Panduan Lengkap Cara Mendaftar Global Sumud Flotilla untuk Berlayar ke Gaza
-
Dokter Tifa Ahli Apa? Komentari Kondisi Kulit Jokowi dan Iriana yang Dinilai Janggal
-
5 Fakta Cesium-137 di Cikande, Radiasi Berbahaya Butuh Waktu 30 Tahun untuk Hilang
-
5 Fakta Terbaru Perseteruan Yai Mim Vs Sahara: Bantah Tudingan Pelecehan, Berakhir Damai?
-
Biodata dan Agama Hengky Gunawan, Pro Player Mualaf Demi Jadi Suami Meyden
-
Beda Latar Belakang Keluarga El Rumi dan Syifa Hadju: Kini Mau Melangkah ke Pelaminan
-
Mendikdasmen Tegaskan Pentingnya Pendidikan Mindfulness untuk Kecerdasan Emosional Siswa
-
Rahasia Cetak The A-Team: Perusahaan Ini Kasih Apresiasi 100 iPhone Buat Karyawannya
-
Bisnis Chef Devina Hermawan, Foto Hasil Masakannya Dicomot Pawon Cetar Milik Keluarga Syahrini