Suara.com - Baru-baru ini, ramai diperbincangkan istri Joshua Suherman, Clairine Clay yang mendapatkan komentar negative terkait adanya stretch mark pada bagian pantatnya. Nyinyiran muncul pada salah satu unggahan Clairine Clay yang memperlihatkan fotonya memakai baju renang.
"Ternyata nggak cuma aku saja yang habis lahiran meninggalkan stretchmark di sekitaran perut dan booty. Ternyata dirimu yang belum hamil pun ada stretch mark-nya juga ya di booty," komentar seorang haters, dikutip dari Matamata.com.
Clairine Clay pun tak tinggal diam. Dia memberikan balasan telak terhadap nyinyiran tersebut.
"Aku nggak kesel, tapi aku paham banget ada tipe orang begini dan lu nyebelin banget. Kayak tipe ibu-ibu nyinyir yang 'kirain rumahku aja yang berantakan, ternyata kamu sudah ada ART pun tetep berantakan ya'. Kayak, ya, terus kenapa? Respons yang diharepin dari orang begini itu apa, sih," ungkap Clairine Clay.
Stretch mark sendiri sebenarnya merupakan kondisi yang umum terjadi pada tubuh. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa penyebab stretch mark.
Peregangan Kulit yang Berlebihan
Peregangan kulit yang tiba-tiba atau berlebihan adalah salah satu penyebab utama stretch mark. Ini sering terjadi selama kehamilan ketika perut dan payudara mengalami pertumbuhan yang cepat.
Peregangan kulit juga dapat terjadi akibat peningkatan berat badan yang drastis atau pertumbuhan tubuh yang cepat pada masa remaja.
Cara untuk mencegah stretch mark adalah dengan mempertahankan berat badan yang sehat dan stabil, hindari kenaikan atau penurunan berat badan yang drastis.
Baca Juga: Dirujak Warganet Gara-Gara Umbar Urusan Ranjang, Joshua Suherman Santai: Biasa Itu
Kurang mengonsumsi air putih
Kurangnya konsumsi air putih bisa menyebabkan gangguan kesehatan sulit yang dikarenakan dehidrasi. Akibatnya, elastisitas kulit berkurang.
Hindari juga mengonsumsi minuman beralkohol dan minuman manis secara berlebihan agar kulit tetap terhidrasi.
Perubahan hormonal
Perubahan hormon dalam tubuh juga dapat mempengaruhi perkembangan stretch mark. Hormon kortisol, yang dilepaskan dalam situasi stres, dapat melemahkan serat kolagen dalam kulit, membuatnya lebih rentan terhadap peregangan dan pembentukan stretch mark.
Faktor Genetik
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Stop Kemerahan! Ini Dia Solusi Eksfoliasi Nyaman untuk Kulit Sensitif
-
Wajib Coba! 5 Body Lotion Terbaik untuk Kulit Cerah Remaja, Harga Mulai Rp10 Ribuan
-
Hari Ibu Tanggal Berapa? Sontek 15 Ide Kado yang Bikin Bunda Nangis Terharu
-
10 Ide Tukar Kado Natal Rp10 Ribu, Lebih Berkesan dari Hadiah Mahal
-
6 Sunscreen dengan Anti-Aging untuk Ibu Rumah Tangga Usia 30 Tahun ke Atas
-
Deodoran Apa yang Gak Bikin Ketiak Hitam? Ini 5 Pilihan yang Layak Dicoba
-
Selain Cokelat, Ini 3 Makanan Sehari-hari yang Bisa Bikin Kita Bahagia
-
Kamu Kapan? Cek Hari Keberuntungan Masing-Masing Zodiak pada 15-21 Desember 2025
-
Rahasia Wajah Awet Muda Ala Eropa: WonderFace, Teknologi Stimulasi Otot yang Akan Booming di 2026
-
Penantian Berakhir! 5 Zodiak Ini Diramal Akan Bertemu Jodoh dan Menikah di Tahun 2026