Suara.com - Kehamilan termasuk proses biologis rumit yang dimulai dari pembuahan. Pembuahan itu terjadi ketika sel sperma bergabung dengan sel telur yang matang di tuba falopi. Itu sebabnya, sperma harus masuk ke dalam vagina agar terjadi pembuahan.
Kehamilan tidak akan terjadi selama ejakulasi dan sperma tidak masuk ke dalam vagina. Secara umum, melakukan hubungan seks dengan memasukan jari ke dalam vagina (fingering) tidak akan membuat perempuan hamil, apabila memang tidak ada sperma yang masuk.
Tetapi, ada kemungkinan fingering dapat menyebabkan kehamilan jika air mani ada di jari atau tangan. Dikutip dari Medical News Today, udara luar dikatakan tidak akan langsung membunuh sel sperma.
Sel sperma yang baru keluar dari hasil ejakulasi dapat bertahan hidup di luar tubuh, asalkan berada di lingkungan yang hangat dan basah. Dengan kata lain, air mani masih bisa mengandung sel sperma hidup hingga mengering.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, sel sperma dapat bertahan hidup di dalam tubuh wanita selama 3–5 hari setelah ejakulasi.
Air mani dapat masuk ke dalam vagina jika seseorang melakukan masturbasi, ejakulasi, kemudian menggunakan jari atau tangan yang sama untuk menyentuh pasangannya.
Air mani juga dapat masuk ke dalam vagina jika seseorang melakukan handjob pada pasangannya dan mulai menyentuh diri sendiri dengan tangan atau tangan yang sama.
Meski peluang hamil dalam situasi ini relatif rendah, tetapi bukan tidak mungkin.
Selain itu, menyeka tangan dengan handuk juga mungkin tidak menghilangkan semua sel sperma. Tetapi disarankan dapat menurunkan kemungkinan masuknya air mani ke vagina dengan mencuci tangan setelah melakukan handjob pada pasangan.
Agar lebih pasti kehamilan bisa dicegah sebaiknya juga gunakan alat kontrasepsi. Berbagai jenis kontrasepsi memiliki tingkat efektivitas yang berbeda-beda. Beberapa opsi juga melindungi dari infeksi menular seksual, sedangkan opsi lainnya tidak.
Metode kontrasepsi reversibel jangka panjang meliputi alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) dan implan. Bentuk-bentuk kontrasepsi ini ada sekitar 99 persen efektif dan bertahan selama 3–10 tahun.
Alat itu mencegah kehamilan dengan melepaskan sejumlah kecil bentuk sintetis dari progesteron atau tembaga ke dalam saluran reproduksi wanita.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Ini Tema Resmi dan Makna Logo Hari Pahlawan 2025, Penuh Semangat Nasionalisme!
-
5 Rekomendasi Sunscreen Rp50 Ribuan Tanpa Whitecast untuk Kulit Sawo Matang
-
5 Shio Diramal Paling Beruntung Secara Finansial Hari Ini 5 November, Apakah Kamu Termasuk?
-
5 Rekomendasi Mesin Cuci dan Pengering yang Hemat Listrik, Tak Perlu Repot Jemur
-
Rayakan Prestasi, Perguruan Tinggi Ini Apresiasi Mahasiswa Berprestasi dan Berdampak
-
Sunscreen Facetology Cocok untuk Kulit Apa? Intip Perbedaan 3 Variannya Sebelum Beli
-
Link Resmi Download Kalender Hijriah 2026, Lengkap dengan Jadwal Idul Fitri dan Idul Adha!
-
5 Rekomendasi Lotion Calamine untuk Atasi Gatal Cacar Air, Dijamin Ampuh!
-
Asal-usul Makanan Bakso di Indonesia, Awalnya dari Daging Babi?
-
Ngomong di Depan Umum Bikin 'Blank'? Ini 10 Jurus Ampuh Public Speaking Biar Gak Lagi Gemetaran