Suara.com - Usai Jepang memutuskan untuk membuang air radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik, membuat masyarakat dunia heboh. Hal ini karena dampak pembuangan limbah nuklir tersebut bisa berdampak pada pencemaran laut.
Bahkan, beberapa masyarakat khawatir kalau limbah tersebut akan mencemari laut secara meluas. Tidak hanya itu, limbah air nuklir ini juga dikhawatirkan akan membuat para ikan terkontaminasi dan mati sehingga tidak layak dikonsumsi.
Padahal, beberapa negara sendiri mengimpor ikan dari Jepang. Akibatnya, negara seperti Tiongkok sampai melarang impor makanan laut Jepang sementara Hal ini karena masyarakat takut mengonsumsi ikan laut karena bisa membahayakan kesehatan.
Namun, sebenarnya apa dampak dari konsumsi ikan yang terkontaminasi dan benarkah berbahaya?
Melansir laman The Straits Times, para ahli mengatakan, makanan laut dan garam dari Jepang sebagai bagian dari pola makan seimbang seharusnya tidak menimbulkan risiko yang signifikan. Namun, hal ini juga tetap harus dipantau lebih lanjut.
Director of Singapore’s Future Ready Food Safety Hub Singapore, Profesor William Chen mengatakan, olahan yang dibuang di Jepang memiliki tingkat radioaktif yang jauh lebih rendah karena pengolahannya sebelum dilepaskan, dan juga pengenceran besar dari air laut setelah dilepaskan.
Meski demikian, pihaknya di Singapura sendiri akan selalu mencoba melakukan pengujian mengenai makanan laut dari Jepang untuk keamanan. Pasalnya, jika ternyata yang dikonsumsi mengandung radioaktif, ini bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Dampak kesehatan konsumsi makanan terkontaminasi radioaktif
Konsultan onkologi senior, Dr Choo Bok Ai menjelaskan, ketika orang konsumsi makanan yang terkena paparan radiasi, ini bisa meningkatkan risiko kanker.
Baca Juga: Heru Budi Minta Masyarakat Pakai Masker Saat ke Luar Rumah, Kasus ISPA di Jakarta Naik 31 Persen
Paparan radiasi tingkat tinggi yang terus-menerus dapat menyebabkan peningkatan risiko kanker atau mempengaruhi fungsi organ seperti kelenjar tiroid. Meski demikian, biasanya dampak dari paparan itu tidak terlihat secara instan. Namun, biasanya setelah kurang lebih 10 tahun, baru orang tersebut merasakan dampak dari paparan radiasi.
Oleh sebab itu, mungkin beberapa orang bisa merasa tidak apa-apa setelah konsumsi makanan yang terpapar. Namun, tanpa disadari jangka panjangnya untuk kesehatan cukup berbahaya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Cium Wanginya, Auto Kangen Putih Abu-abu: 7 Parfum Jadul Legendaris Ini
-
Makna Nama Alif Dalam Bahasa Arab, Panggilan Ruben Onsu di Tanah Suci yang Bikin Haru
-
7 Rekomendasi Skincare Aman untuk Anak 10 Tahun, Bikin Kulit Sehat dan Terawat
-
Ameena Pindah ke Sekolah Elite? Biaya SPP-nya Bisa Tembus Belasan Juta Rupiah
-
Seberapa Kaya Rahayu Saraswati? Keponakan Prabowo Resmi Mundur dari DPR
-
Mengenal Apa Itu Mental Pengemis, Disebut Yudo Anak Menkeu sebagai Ciri Orang Miskin
-
Art Jakarta 2025 Siap Berpameran di JIExpo Awal Oktober 2025
-
5 Aroma Parfum Pria Tahan Lama yang Cocok untuk Pekerja Lapangan
-
Viral di Medsos, Edit Foto Jadi Gantungan Kunci Pakai Aplikasi Apa?
-
5 Rekomendasi Hand Body Lotion Marina: Wangi, Murah, dan Bikin Kulit Cerah