Suara.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno minta maskapai tambah jumlah pesawat yang beroperasi dan jadwal penerbangan.
Imbauan itu seiring menanggapi temuan Kementerian Perhubungan mengenai sejumlah maskapai yang menetapkan tarif melebihi batas atas.
Sandi yakin penambahan jumlah pesawat itu masih mungkin dilakukan. Karena yang saat ini beroperasi jumlahnya masih di bawah dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
"Kami ingin tambah jumlah pesawat dan jam terbang. Karena sebelum pandemi jumlah pesawat yang beroperasi ada 700, sekarang 400, jadi ada defisit 300. Defisit itu yang menyebabkan harga tiket mahal karena ketersediaan kursi minimum. Kami terus kolaborasi dengan Kemenhub dan BUMN," kata Sandi saat Jumpa Pers Akhir Tahun Kemenparekraf di Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Mahalnya harga tiket pesawat itu ditemui sendiri oleh Sandi. Dia bercerita, saat lakukan kunjungan ke Belitung, sempat ditodong langsung oleh supir taksi setempat yang meminta harga tiket bisa dibuat lebih murah agar lebih banyak wisatawan yang berkunjung.
"Dia sebut angka 1,2 juta. Ini jadi PR bagi kita. Kami sangat menyayangkan ada maskapai langgar tarif batas atas karena itu bagian dari regulasi," ujarnya.
Diakui Sandi bahwa perusahaan maskapai memang telah melalui masa sulit selama tiga tahun pandemi Covid-19. Itu sebabnya, dia menyarankan agar maskapai sebaiknya mengoperasikan pesawat serta jam terbangnya jadi lebih banyak agar tiket bisa lebih terjangkau, juga maskapai dapat keuntungan yang wajar.
Mahalnya harga tiket pesawat juga bisa jadi kendala sendiri bagi Kemenparekraf untuk meraih target jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, juga pergerakan wisatawan nusantara.
"Sekarang waktunya bangkit bersama-sama dengan bertambah pesawat, sehingga harga tiket terjangkau, maskapai bisa dapat untung yang wajar dan traveler bisa dapat harga terjangkau," pungkas Sandi.
Baca Juga: Harga Avtur Turun, Harga Tiket Pesawat Ikutan?
Kemenpar sendiri memasang target untuk bisa mendapatkan kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 9,4 juta sampai 14,3 juta pada 2024. Serta pergerakan wisatawan nusantara sampai 1,25 miliar di tahun yang sama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Kesetaraan hingga Realita Pendidikan, Puluhan Desainer Bawa Pesan Kehidupan di Journey in Elysium
-
Tak Kalah dari Hiu, Ini 11 Ikan Lokal Tinggi Protein yang Bagus untuk Anak-Anak
-
Dijamin Mirip Asli, Ini 7 Prompt Gemini AI Bikin Foto di Pantai Sunset tanpa Ubah Wajah
-
Nagita Slavina Rilis Produk Extrait de Parfum, Apa Bedanya dengan Eau de Parfum?
-
Geger Keracunan MBG, Makanan Sebaiknya Disajikan Berapa Jam Setelah Dimasak?
-
Cari Sunscreen Lokal yang Bagus dan Murah? Ini 5 Pilihan Terbaik Mulai Rp18 Ribuan
-
Bagaimana Cara Membedakan Sepatu On Cloud Asli dan Palsu? Begini 7 Panduannya
-
Dokter Tan Shot Yen Lulusan Mana? Viral Kritik Menu MBG saat Rapat dengan DPR
-
Awal Puasa Ramadan 2026, Muhammadiyah dan Pemerintah Sama atau Beda?
-
Viral 'Rp10 Ribu di Tangan Istri yang Tepat', Berapa Uang Belanja Ideal Menurut Islam?