Suara.com - Kasus kekerasan yang menimpa anak Aghnia Punjabi memang dapat sorotan publik. Sayangnya, sejumlah warganet justru ada saja yang menyalahkan Aghnia Punjabi karena dinilai lalai telah meninggalkan anaknya hanya bersama pengasuh.
Berbagai sikap menyudutkan itu membuat Aghnia Punjabi jadi ikut menyalahkan dirinya sendiri. Pada postingannya di Instagram, dia beberapa kali curhat karena merasa kesal dengan diri sendiri.
"Working mom pakai suster salah? yang salah itu aku aku ibunya aku ini salah salah bgt bgt bgt bgt bgt bgt sampe gabisa di maafkan aku aja nggak memaafkan diriku. Tapi aku sayang bgt bgt bgt bgt bgt bgt sama anakku ya Allah ya rabb," tulis Aghnia pada Instagram story pribadinya, dikutip Senin (1/4/2024).
Tak cukup menyalahkan dirinya sendiri, Aghnia juga mengaku telah benci dengan dirinya sendiri. Respon dari warganet yang diterima Aghnia itu sebenarnya termasuk tindakan victim blaming. Yakni, tindakan atau sikap menyalahkan korban atas kejahatan yang menimpanya. Dikutip dari KlikDokter, orang yang melakukan victim blaming juga cenderung tidak menyalahkan si pelaku.
Bukannya mendukung korban secara moral dan psikologis, pelaku victim blaming cenderung menyalahkan korban sebagai penyebab tindak kejahatan terjadi. Padahal tindakan tersebut dapat berdampak buruk terhadap korban yang tengah mengalami mjsibah tapi masih juga disalahkan.
Berikut dampak victim blaming terhadap kesehatan mental korban.
- Membuat korban justru menyalahkan dirinya sendiri.
- Membuat korban merasa depresi maupun cemas.
- Menimbulkan rasa trauma bagi korban.
- Adanya anggapan bahwa suatu kejadian tersebut adalah aib sehingga harus ditutupi.
- Korban menjadi tidak mempunyai keberanian untuk melaporkan suatu kejadian. Karena masyarakat sering menganggapnya sebagai hal negatif.
- Deptesi dan muncul keinginan untuk bunuh diri.
- Memendam sendiri penderitaan yang dialaminya
- Trauma di masa depan
- Tidak dapat melanjutkan kehidupan layaknya orang normal
Dampak kesehatan yang ditimbulkan sungguh besar. Bahkan, bisa menyebabkan seseorang tidak dapat melanjutkan hidup atau melakukan bunuh diri. Untuk itu, jika melihat adanya korban pelecehan sebaiknya, dukung secara fisik dan mental.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
5 Rekomendasi Sunscreen dengan Tekstur Gel: Ringan, Cepat Meresap, Perlindungan Maksimal
-
Kepedesan Makan Mi, Ahn Hyo Seop Bikin Histeris Fans
-
Cara Baru Manusia Hadapi Kecanggihan AI: Kuncinya Ada di Kolaborasi!
-
Prof. Elisabeth Rukmini: Menenun Sains, Makna, dan Masa Depan Perguruan Tinggi
-
Umrah Kini Bisa Mandiri, Segini Beda Harganya Dibanding Pakai Travel Agent
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Alpha Arbutin untuk Hempas Flek Hitam Membandel di Usia 40
-
4 Smartwatch untuk Wanita Tangan Besar, Fitur Lengkap dengan Pemantau Kesehatan dan GPS
-
7 Rekomendasi Lipstik untuk Bibir Hitam yang Aman dan Harga Terjangkau!
-
Cara Melakukan Umrah Mandiri, Segini Biayanya!
-
Apa Manfaat Budaya Makan Pakai Tangan Langsung? Viral Jadi Bahan Perdebatan di X