Suara.com - Tantangan untuk mencapai kesetaraan gender di dunia kerja, nampaknya masih akan cukup jauh. Lewat laporan berjudul "Women in Business' yang dilakukan oleh Grant Thornton, menunjukkan bahwa meski persentase perempuan yang menempati level manajemen senior secara global telah meningkat dari 19,4% menjadi 33,5% selama dua dekade, namun lajunya relatif lambat dengan mengalami peningkatan hanya 1,1% dari tahun lalu.
Laporan pun menyebutkan dengan laju seperti ini, kesetaraan tidak akan bisa tercapai hingga tahun 2053. Indonesia sendiri menempati posisi peringkat ke-10 secara global dengan 37% perempuan yang berada di posisi manajemen tingkat senior pada tahun ini.
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, terjadi penurunan persentase 2 poin yang sebelumnya berada di angka 39%. Meskipun demikian, persentase tersebut masih melampaui angka rata-rata global yang berada di angka 33%.
Laporan juga menyebutkan, posisi manajemen senior yang paling banyak dipegang oleh perempuan adalah Chief Financial Officer (CFO) sebesar 67%. Posisi kedua diikuti oleh Human Resource Director yang berada di angka 40% dan Chief Marketing Officer (CMO) di angka 36%.
Sementara itu, peringkat pertama dalam hal persentase perempuan dalam manajemen senior tahun ini dipegang oleh Filipina (43%), Afrika Selatan (42%), dan Thailand (41%). Berdasarkan hal tersebut, mereka pun mengidentifikasi tiga strategi bagi bisnis untuk mempercepat kemajuan menuju kesetaraan gender dalam manajemen senior:
Pentingnya Pengembangan Divisi Diversity, Equity, and Inclusion (DEI)
Kepemimpinan dan tanggung jawab untuk pengembangan divisi keanekaragaman, kesetaraan dan inklusi adalah kunci untuk meningkatkan persentase perempuan dalam posisi manajemen senior. Untuk setiap posisi manajemen senior yang bertanggung jawab atas DEI, persentase perempuan dalam posisi manajemen senior meningkat ketika manajemen C-level, dari jenis kelamin apapun, memimpin bersama seorang pemimpin senior perempuan. Kombinasi terbaik adalah ketika seorang Chief Executive Officer (CEO) memimpin pengembangan DEI bersama seorang pemimpin senior perempuan, yang diproyeksi akan meningkatkan persentase perempuan dalam manajemen senior menjadi 39%.
Menerapkan strategi DEI yang dapat diukur
Kedua, untuk mencapai kesetaraan perempuan dalam posisi manajemen senior, bisnis juga harus memiliki strategi DEI yang independen, terlepas dari strategi keberlanjutan perusahaan lainnya seperti strategi ESG. Adanya tolak ukur yang jelas juga bagian penting untuk keberhasilan penerapan strategi DEI ini.
Baca Juga: Menggandeng Komunitas Feminis Yogya, Yoursay Ajak Publik Peduli KGBO Lewat Podcast Bincang Perempuan
Kemampuan untuk bekerja secara fleksibel
Strategi terakhir adalah kemampuan untuk bekerja secara fleksibel. Dalam 12 bulan terakhir, terjadi pergeseran pola kerja di kalangan perusahaan secara global. Sekitar 47% perusahaan sekarang lebih memilih untuk menerapkan work from office (WFO), meningkat dari angka 36% tahun sebelumnya. Sementara itu, model hybrid, di mana karyawan dapat bekerja dari kantor dan dari rumah, mengalami penurunan dari 53% menjadi 45%. Namun, perlu dicatat bahwa perusahaan yang menerapkan work form office penuh menunjukkan penurunan jumlah perempuan yang menempati posisi manajemen senior, dan penurunannya berada di bawah standar global.
“Untuk menjaga dan mengembangkan kesetaraan serta keberagaman (Diversity, Equity, and Inclusivity), kami terus melakukan berbagai upaya sejalan dengan pendekatan yang diambil oleh Grant Thornton International Limited (GTIL). Perlu adanya peran penting dari para partner kami untuk mengimplementasikan strategi ini. Namun, untuk meningkatkan jumlah perempuan di posisi manajemen senior tidak dapat dilakukan secara efektif jika hanya dilakukan oleh pemimpin perempuan senior saja. Perlu adanya kolaborasi dengan pemimpin senior laki-laki dalam menerapkan kebijakan dan merancang strategi DEI ini," kata CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani,
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
5 Shio Paling Beruntung dan Berlimpah Rezeki Besok 18 November 2025, Termasuk Kamu?
-
10 Bedak Padat untuk Tutupi Garis Penuaan Usia 50 Tahun ke Atas
-
Daftar Universitas dengan Jurusan IT Terbaik di Indonesia, PTN dan PTS
-
Dorongan Implementasi Bangunan Hijau untuk Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia
-
Cara Klaim Kacamata Gratis Pakai BPJS Kesehatan, Ini Syarat dan Alurnya
-
7 Barang MR DIY di Bawah Rp50 Ribu yang Cocok Jadi Kado Natal
-
Hubungan Kepemilikan Kucing dengan Kesehatan Mental, Benarkah Bisa Picu Gangguan Skizofrenia?
-
6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
-
Ramalan Zodiak 17 November 2025: Peluang, Cinta, Keberuntungan dan Keuangan Hari Ini
-
10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas