Suara.com - Pertemuan 5 orang cendikiawan Nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, terus jadi perbincangan bahkan usai terungkapnya daftar pengurus Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (RAHIM). Baru-baru ini organisasi itu diklaim sebagai dalang di balik pertemuan tersebut dan dinilai sudah menyalahgunakan nama dan logo Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tanpa persetujuan dari pihak terkait. Lantas seperti apa profil organisasi RAHIM?
Beredarnya foto pertemuan antara Zainul Maarif, Syukron Makmun, Munawir Aziz, Izza Annafisah Dania dan Nurul Bahrul Ulum dengan Presiden Isaac Herzog di Israel yang tersebar di sosial media menimbulkan kontroversi.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Savic Ali lantas menyesalkan aksi itu dan menegaskan jika kunjungan kelima anggota Nahdliyin ke Israel tersebut bukan atas nama NU. Savic Ali juga menegaskan, sikap PBNU dan Nahdliyin sangat jelas, yakni berada di sisi Palestina dan mengecam genosida yang dilakukan Israel.
Profil Organisasi RAHIM
Melansir dari situs rahim.or.id yang kini sudah tidak bisa diakses lagi terpampang slogan lembaga tersebut, berbunyi.
"Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian adalah sebuah koalisi antar-agama yang mendedikasikan waktu studi, penelitian ilmiah dan pendidikan bangsa demi terciptanya kerukunan beragama terutama antara Muslim dan Yahudi."
Dikutip dari berbagai sumber, yayasan RAHIM secara resmi berdiri pada 13 April 2022 silam. Organisasi ini juga telah memiliki nama internasional yakni The Ibrahim Heritage Study Center for Peace.
Melalui peresmiannya, RAHIM disebutkan sebagai sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang penelitian dan kajian perdamaian di skala lokal dan internasional. Kala itu, Ketua Umum RAHIM Mukti Ali Qusyairi mengungkapkan, RAHIM mempunyai visi yaitu mewujudkan perdamaian dunia. Adapun misi yang dilakukan untuk mewujudkan visi itu adalah melalui riset serta kajian perdamaian hingha berkontribusi secara positif dalam rekonsiliasi konflik.
Masih dalam kesempatan yang sama, Pembina Yayasan RAHIM Asnawi Ridwan menjelaskan peran agama dalam mengatasi konflik bisa dilakukan dengan dialog antar kelompok agama yang berbeda tersebut. Menurutnya, perbedaan menjadi cara Tuhan dalam memberikan pesan-pesan kepada umat manusia agar saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
Dari daftar pengurus diketahui Mukti Ali Qusyairi, menjabat sebagai Presiden Direktur RAHIM sekaligus Ketua LBM (Lajnah Bahtsul Masa'il) PWNU DKI Jakarta. Menariknya, ada pula keturunan Yahudi seperti Elisheva D. Stross serta Avigayil Ziva Solomon, yang tercatat dalam daftar pengurus. Selanjutnya Zainul Maarif sebagai Manager Penelitian Domestik RAHIM termasuk salah satu dari lima tokoh NU yang melakukan pertemuan dengan Presiden Israel.
Baca Juga: Profil Elisheva Stross, Keturunan Yahudi-Indonesia Pendukung Israel
Selama ini organisasi tersebut mengklaim sebagai mediator dalam dialog antaragama. Akan tetapi penggunaan nama dan logo PBNU dalam situs resmi mereka, rahim.or.id, pun kini menimbulkan kecaman keras dari PBNU.
PBNU Minta RAHIM Copot Logo NU
Sebelum situs web RAHIM menghilang, diketahui bahwa yayasan tersebut memuat logo LBM NU bersama organisasi Yahudi Eits Chaim Indonesia dan juga Bnei Noah Indonesia. Akan tetapi, pada saat diakses, laman tersebut menampilkan 'Coming Soon' disertai dengan tulisan 'A New WordPress Site'.
Melalui cuplikan yang beredar, ketiga lembaga ini awalnya dicantumkan sebagai bagian dari koalisi antar umat beragama yang dijalankan RAHIM. Organisasi ini juga mengklaim sebagai koalisi antar tiga agama yaitu Yahudi, Muslim, dan kaum Bani Nuh di Indonesia yang kemudian mendedikasikan diri mendidik masyarakat beragama di Indonesia.
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, melalui konferensi pers di Kantor PBNU Jakarta, Selasa (16/7/2024), menegaskan pertemuan yang dilakukan 5 cendikiawan NU itu tanpa izin dan pengetahuan dari PBNU.
"Nah, ada satu hal. Baru saja kami menerima info bahwa ada satu lembaga atau organisasi bernama RAHIM yang buat website rahim.or.id. Di dalam web mencantumkan seolah-olah bagian dari jaringan organisasi ini adalah LBM NU, bahkan mencantumkan logo LBM NU," kata Gus Yahya.
Sementara untuk situs RAHIM, Yahya meminta untuk mencopot logo NU yang telah dicatut dalam situs resminya itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Jerawat Ampuh: Bisa Kempeskan dalam Semalam, Tak Khawatir Berbekas
-
Vitamin Apa Untuk Menghilangkan Flek Hitam? Ini 5 Pilihan Skincare dengan Bahan Aktif Paling Aman
-
Krim Apa yang Cepat Menghilangkan Flek Hitam? Ini 5 Rekomendasinya
-
6 Lulur Mandi Murah untuk Mencerahkan Kulit, Harga Mulai dari Rp18 Ribuan Saja
-
5 Pilihan Lip Balm SPF untuk Lindungi Bibir saat Upacara Hari Pahlawan, Harga Terjangkau
-
5 Serum Vitamin C Terbaik untuk Meratakan Warna Kulit di Usia 30 Tahun, Bye Kulit Kusam!
-
Mengenang Antasari Azhar: Dari Jaksa Tegas hingga Ketua KPK di Era SBY yang Kontroversial
-
4 Shio Paling Hoki Secara Finansial Hari Ini: Rezeki Mengalir Deras!
-
5 Pilihan Sampo Hijab untuk Atasi Rambut Rontok dan Ketombe, Mulai Rp19 Ribuan
-
9 Inspirasi Outfit Hari Pahlawan Simpel untuk Acara Kantor, Sat Set Anti Ribet