Suara.com - Pernahkah Anda merasa terkejut dengan tagihan rumah sakit yang membengkak? Ya, kenaikan biaya kesehatan memang telah menjadi perhatian global. Survei Willis Tower Watson mengatakan bahwa inflasi biaya medis global pada tahun 2023 mengalami peningkatan dari 7,4% menjadi 10,7%. Di Indonesia, bahkan mencapai 11,5% dan akan meningkat lagi hingga 12,74% pada 2024.
Lalu, mengapa biaya kesehatan selalu naik? Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan biaya kesehatan, di antaranya perkembangan teknologi medis yang semakin canggih, usia harapan hidup yang meningkatkan kebutuhan akan layanan kesehatan, hingga inflasi medis yang menyebabkan kenaikan biaya dokter, biaya perawatan, operasi, dan lainnya.
Tentu saja, kenaikan biaya kesehatan ini sangat meresahkan masyarakat. Hal ini karena risiko sakit tidak dapat ditebak kapan akan terjadi, dan begitu pula dengan besaran biaya pengobatannya. Apalagi, jika didiagnosa penyakit kritis, tentunya akan membutuhkan biaya yang sangat besar dengan masa pengobatan yang panjang.
Lalu, bagaimana solusi dalam menghadapi kenaikan biaya kesehatan ini? Financial Consultant & Brand Ambassador Sequis Donna Agnesia, mengatakan bahwa kenaikan biaya kesehatan memang sulit dihindarkan dan akan menjadi tambahan pengeluaran keluarga. Untuk itu, Donna menyarankan masyarakat meminimalisir risiko menanggung biaya kesehatan dengan disiplin melakukan perencanaan keuangan sejak memiliki penghasilan.
“Mengelola keuangan termasuk susah-susah gampang. Sering dianggap susah karena kita dikelilingi oleh berbagai kemudahan belanja online dengan harga murah, bermacam diskon di berbagai gerai belanja, dan godaan gaya hidup masyarakat modern yang perlu biaya besar. Namun, dengan kondisi kenaikan inflasi medis, berpotensi membuat kondisi hidup jadi mendesak. Pada akhirnya, kita harus membuat prioritas pengeluaran. Itu sebabnya, pengelolaan keuangan menjadi suatu keharusan,” sebut Donna yang juga ibu dari tiga anak itu.
Hal itulah yang dilakukan oleh Donna. Dengan melakukan perencanaan keuangan, ia secara eratur menganggarkan pos biaya kesehatan, sehingga bila ada anggota keluarga terserang penyakit ringan dan butuh pengobatan sederhana, dapat segera ditangani. Menurutnya, jangan sampai untuk penyakit ringan pun kita tidak memiliki anggaran. Dan, jangan pernah remehkan penyakit ringan, segera berobat demi mencegah dari kemungkinan meluas menjadi penyakit kronis.
“Saya pun membuat anggaran kesehatan setiap bulan. Kebiasaan baik ini kami sosialisasikan juga ke anggota keluarga dan orang-orang terdekat. Anggaran kesehatan dapat digunakan untuk kebutuhan obat ringan, vitamin, dan kunjungan dokter,” imbuh Donna.
Sebagai Financial consultant, Donna kerap berbagi saran kepada calon nasabah dan orang-orang terdekatnya agar saat menerima gaji, bonus, atau pendapatan lain, agar jangan langsung digunakan untuk belanja, tetapi sisihkan setidaknya 50% hingga 70% untuk kebutuhan pokok termasuk cicilan, utang, dan asuransi kesehatan. Kemudian, sisihkan sekitar 10% untuk dana darurat. Jika penghasilan bertambah atau risiko dirasa cenderung meningkat, maka persentase pos dana darurat juga dapat ditambah.
Pos dana darurat berguna sebagai perlindungan jangka pendek untuk menghadapi kejadian yang tidak terduga, seperti jika terjadi risiko pekerjaan yang memengaruhi penghasilan, perbaikan rumah yang mendesak, atau jika terjadi kecelakaan dan kondisi darurat lainnya.
Baca Juga: Tips Memilih Asuransi Kesehatan untuk Generasi Muda: Pilih yang Tawarkan Benefit Kesehatan Mental
Donna pun mengingatkan untuk memasukkan asuransi kesehatan dalam perencanaan keuangan, karena jika hanya mengandalkan dana darurat untuk rawat medis akan mengurangi saldo pos dana darurat. Perawatan medis akan butuh dana lebih dan cenderung tidak dapat diperkirakan, karena inflasi medis sudah pasti akan terus naik, dan kondisi alam yang semakin berubah ikut memengaruhi kondisi kesehatan atau kita menjadi lebih mudah sakit.
Tiga hal di atas, menurut Donna, adalah berbagai kemungkinan yang dapat menyebabkan masyarakat tertimpa kesulitan keuangan karena harus menanggung biaya berobat.
Untuk itu, dalam perencanaan keuangan, perlu memitigasi risiko sakit melalui asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan masih dipercaya menjadi solusi karena dinilai mampu menghadapi kondisi ketidakpastian menjadi pasti. Dengan membayar premi yang jumlahnya kecil, asuransi kesehatan mampu mengatasi risiko biaya medis yang besar tanpa perlu mengorbankan finansial dan aset keluarga.
“Menjadikan perencanaan keuangan sebagai gaya hidup akan membantu Anda dan keluarga memiliki kebiasaan menyisihkan uang sehingga bisa membayar premi asuransi kesehatan. Jika terjadi risiko sakit pada anggota keluarga, tidak perlu khawatir dan tidak perlu mengeluarkan dana dari tabungan pribadi karena biaya pengobatan dapat ditanggung melalui klaim asuransi kesehatan,” imbuh Donna.
Head of Health Strategic Business Unit Sequis Mitchell Nathaniel memperkuat alasan kebaikan memiliki asuransi kesehatan, yaitu karena nasabah bisa mendapat perawatan rawat inap yang berkualitas dengan adanya penggantian biaya kesehatan. Pasien juga tidak perlu mengeluarkan biaya sendiri terlebih dahulu apabila perawatan dilakukan di rumah sakit rekanan. Salah satunya Sequis Q Infinite MedCare Shield Rider (IMC Shield) yang sudah dapat melindungi Tertanggung sejak usia 30 hari–70 tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Adu Pesona Raisa dan Sabrina Alatas: Diva Pop Vs Chef Muda yang Tengah Jadi Sorotan
-
Gen Z Malaysia Jatuh Cinta pada Indonesia: Rahasia Promosi Wisata yang Tak Terduga!
-
Profil Gubernur Riau Abdul Wahid yang Ditangkap KPK: Latar Belakang, Pendidikan dan Karier Politik
-
Penampakan Future House yang Diduga Disiapkan Hamish Daud dan Sabrina Alatas
-
5 Sunscreen dengan Kandungan Zinc Oxide untuk Samarkan Flek Hitam dan Bekas Jerawat
-
4th IICF 2025 Sukses Pertemukan 12 Negara, "Semarak Nandak Ondel-Ondel Betawi" Pecahkan Rekor MURI
-
Dari TK hingga SMA, Ribuan Pelajar Siap Bersaing di Kompetisi Matematika IOB 2025
-
Profil Gusti Purbaya dan Jalan Terjalnya, Putra Mahkota Keraton Solo Pasca Pakubuwono XIII Wafat
-
Lebih dari Sekadar Makanan: Bagaimana Kuliner Indonesia Membentuk Pengalaman Wisatawan?
-
Konsultasi Hewan Peliharaan Makin Mudah, Bikin Pemilik Anabul Lebih Tenang dan Terarah