Suara.com - Elang Jawa adalah salah satu satwa endemik Indonesia yang terancam punah, dengan status endangered menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Keberadaan burung yang kerap dianggap sebagai lambang Garuda ini semakin terancam akibat hilangnya habitat alami serta perburuan liar.
Elang Jawa adalah simbol kekayaan alam Indonesia yang harus dijaga keberlangsungannya melalui upaya konservasi dan perlindungan habitat. Untuk itu, kita simak bersama fakta-fakta Elang Jawa yang disadur dari berbagai sumber, Selasa (17/9/2024).
1. Spesies Endemik Indonesia
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) adalah spesies burung pemangsa yang hanya ditemukan di pulau Jawa, Indonesia. Burung ini menjadi simbol penting keanekaragaman hayati Indonesia dan sering dianggap sebagai representasi dari lambang negara, Garuda.
2. Status Terancam Punah
Elang Jawa terdaftar sebagai spesies "Terancam Punah" (Endangered) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Populasinya menurun drastis akibat hilangnya habitat, deforestasi, dan perburuan liar.
3. Habitat Asli
Elang Jawa biasanya hidup di hutan pegunungan dengan ketinggian 300 hingga 2.500 meter di atas permukaan laut. Mereka lebih sering terlihat di wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan beberapa taman nasional lainnya di Jawa.
4. Peran dalam Ekosistem
Baca Juga: Serba-serbi Landak Jawa, Satwa Dilindungi Bikin Nyoman Sukena Terancam Penjara
Sebagai predator puncak, Elang Jawa berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka membantu mengontrol populasi hewan kecil seperti tikus dan burung, sehingga mengurangi risiko kerusakan pertanian.
5. Inspirasi Burung Garuda
Burung ini memiliki ukuran sedang dengan panjang tubuh mencapai 60-70 cm. Bulu di bagian kepala memiliki jambul yang menyerupai mahkota, mirip dengan burung elang lainnya, yang memberi mereka tampilan gagah dan mengesankan.
Bisa dikatakan, Elang Jawa merupakan salah satu inspirasi lambang Burung Garuda yang menjadi simbol negara Indonesia.
6. Pentingnya Pelepasliaran Elang Jawa
Untuk menjaga populasinya, berbagai program pelepasliaran dan konservasi terus dilakukan. Salah satu inisiatif penting baru-baru ini datang dari Star Energy Geothermal Salak, Ltd. (SEGS) yang bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (BTNGHS).
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
5 Rekomendasi Sunscreen dengan Tekstur Gel: Ringan, Cepat Meresap, Perlindungan Maksimal
-
Kepedesan Makan Mi, Ahn Hyo Seop Bikin Histeris Fans
-
Cara Baru Manusia Hadapi Kecanggihan AI: Kuncinya Ada di Kolaborasi!
-
Prof. Elisabeth Rukmini: Menenun Sains, Makna, dan Masa Depan Perguruan Tinggi
-
Umrah Kini Bisa Mandiri, Segini Beda Harganya Dibanding Pakai Travel Agent
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Alpha Arbutin untuk Hempas Flek Hitam Membandel di Usia 40
-
4 Smartwatch untuk Wanita Tangan Besar, Fitur Lengkap dengan Pemantau Kesehatan dan GPS
-
7 Rekomendasi Lipstik untuk Bibir Hitam yang Aman dan Harga Terjangkau!
-
Cara Melakukan Umrah Mandiri, Segini Biayanya!
-
Apa Manfaat Budaya Makan Pakai Tangan Langsung? Viral Jadi Bahan Perdebatan di X