Suara.com - Virus EV71 atau Enterovirus 71 adalah salah satu penyebab HFMD (Hand, Foot, and Mouth Disease) atau yang selama ini disalahpahami sebagai penyakit Flu Singapura.
Berdasarkan data Journal Biomedical Science tahun 2019, terjadi kejadian luar biasa HFMD di beberapa negara Asia Pasifik. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan kenaikan kasus HFMD di seluruh provinsi pada awal 2024 yaitu sebanyak 6.500 kasus.
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) menunjukkan tahun 2024 terdapat 27.417 kasus suspek HFMD. Sedangkan pada tahun 2023, berdasarkan data terdapat sebanyak 11.651 kasus suspek HFMD, dan 8.125 kasus pada tahun 2022 di Indonesia.
“Kasus terbanyak pada awal 2024, terjadi di Pulau Jawa, terutama Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten. Penularan HFMD juga terjadi di Jakarta, Kalimantan, dan Bali," jelas Dokter Spesialis Anak, dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp.A dalam peluncuran Vaksin EV71 oleh Kalventis pada Rabu (6/11/2024) di Jakarta.
Meski dapat menyerang pada semua usia, penyakit ini paling sering dialami anak-anak usia 5-10 tahun dan sangat menular.
“Usia yang paling sering terkena HFMD ialah anak-anak di bawah 10 tahun, dan insiden tertinggi terjadi pada anak di bawah usia 3 tahun. Orang dewasa bisa terkena HFMD, namun kasus ini jarang terjadi dibandingkan pada anak-anak,” tambah dr. Kanya.
Lebih lanjut, dr. Kanya mengatakan, ada sejumlah tanda yang perlu diwaspadai orang tua terkait risiko HFMD. Salah satunya, demam dengan suhu lebih dari 39 derajat C dan berlangsung hingga tiga hari.
Kemudian, apabila sariawan yang timbul di membran mukosa mulut disertai dengan nyeri menelan (faringitis) sampai menimbulkan tidak nafsu makan/minum dan berujung ke kondisi tubuh anak lemas.
Apabila kondisi memburuk, gejala HFMD dapat menyebabkan komplikasi, paling sering komplikasi karena sulit atau nyeri saat menelan karena sariawan yang menyebabkan dehidrasi sedang hingga berat, dan meningitis aseptik atau ensefalitis hingga dapat mengancam jiwa.
“Penyebaran HFMD dapat melalui droplet atau percikan air liur dari batuk, bersin, kontak tidak langsung dari menyentuh barang yang terkontaminasi, bisa juga dari makanan atau foodborne, atau kontak langsung dengan penderita HFMD,” jelas dr. Kanya.
Mobilitas tinggi, dalam hal ini pergerakan manusia selama mudik Lebaran dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan turut meningkatkan risiko penularan HFMD, terutama di kalangan bayi dan balita.
Penyebaran virus EV71 di suatu daerah juga berhubungan dengan kebersihan dan sanitasi. Maka dari itu, salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan ialah mencuci tangan, terutama sebelum menyiapkan makanan, setelah mengganti popok, dan setelah menggunakan toilet.
Perlu juga membersihkan permukaan, barang, dan mainan dengan sabun dan air, kemudian melakukan disinfeksi. Untuk barang-barang yang sulit dibersihkan atau resisten terhadap alkohol, dapat menggunakan klorheksidin atau 0,5% hipoklorit.
Pengobatan HFMD, umumnya bersifat simtomatik, yaitu meredakan gejala. Di antaranya, obat penurun panas untuk menurunkan demam dan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) yang dapat membantu meredakan nyeri serta peradangan.
Kemudian, minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi. Selain itu, karena anak sulit makan akibat kondisi mulut yang sakit, maka berikan makanan yang lunak dan tidak pedas, untuk menghindari iritasi pada mulut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
6 Tren Kuliner Global Paling Panas di 2025: Plant-Based hingga Zero Waste
-
Aksi Bersih Pantai Bali: Dari Pungut Sampah hingga Edukasi Daur Ulang
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Terbaik untuk Plantar Fasciitis, Nyaman Bebas Nyeri
-
Tampil Glowing, 9 Rekomendasi Alat Pijat Wajah yang Teruji Ahli Kecantikan
-
5 Zodiak Paling Banyak Disukai Pria, Diam-Diam Punya Energi dan Aura yang Magnetis
-
Mimpi Malam Curi Perhatian! Hariyadin Buktikan Creator Lokal Bisa Tembus Industri Musik Global
-
4 Ciri-Ciri Sepatu New Balance Palsu, Jangan Sampai Pengen Stylish Malah Jadi Mimpi Buruk!
-
Arti We Should All Be Feminists, Pesan di Kaus Andika Kangen Band yang Gemparkan Synchronize Fest
-
Silsilah Keluarga Syifa Hadju yang Dilamar El Rumi, Keturunan Siapa?
-
4 Rekomendasi Parfum Wanita Tahan Lama dan Murah, Rahasia Wangi Mewah Tanpa Bikin Bokek