Suara.com - Sidang Parlemen Selandia Baru berhasil mencuri perhatian publik usai seorang politikus bernama Hana-Rawhiti Maipi-Clarke dari parlemen Te Pati Maori mempertunjukkan tarian Haka khas Maori sebagai bentuk protes atas RUU Kontroversial yang dinilai mengancam hak suku Maori.
Sambil merobek RUU yang dimaksud, Hana-Rawhiti memimpin tarian Haka hingga berbicara dengan bahasa Maori. Hana bersama anggota parlemen Te Pati Maori menilai bahwa RUU yang diusulkan Partai Libertarian Act itu bisa merugikan masyarakat Maori di Selandia Baru.
Lantas, mengapa Hana-Rawhiti memilih tarian Haka? Apa sebenarnya makna tarian ini? Simak ulasan berikut untuk informasinya.
Mengenal Tarian Haka
Merangkum berbagai sumber, Haka adalah tarian suku Maori yang biasanya dilakukan di medan perang sekaligus ketika berbagai kelompok berkumpul dalam damai. Gerakan khas dari tarian ini adalah hentakan kaki keras, juluran lidah, dan tepukan tubuh berirama untuk mengiringi nyanyian keras.
Sambil menari, orang-orang biasanya akan menyerukan "Ka mate! Ka mate! Ka ora! Ka ora!" yang berarti "Aku mati! Aku mati! Aku hidup! Aku hidup! Aku hidup!".
Seperti yang disebutkan di atas, tarian Haka sebenarnya bisa dilakukan ketika suasana dingin, tetapi juga bisa menjadi pertanda perang.
Tarian Haka itu sendiri pertama kali dilakukan oleh tim rugby asli Selandia Baru tahun 1888 dan 1889. Gerakan Haka yang asli telah disusun sejak awal abad ke-19 oleh seorang kepala prajurit Maori bernama Te Rauparaha. Kini, tarian Haka kerap dipertunjukkan di upacara pernikahan, pemakaman, atau perayaan tertentu di sekolah.
Jika dilihat dari apa yang terjadi, tarian Haka dari parlemen Te Pati Maori tampaknya menunjukkan yang kedua. Pasalnya, parlemen Te Pati Maori tidak ingin hak-hak yang sudah dimiliki masyarakat suku justru dihilangkan atau banyak dibatasi. Di New Zealand, masyarakat suku memang sudah dari dulu cukup aktif secara politis.
Baca Juga: Daftar 12 Negara yang Akan Jadi Lawan Baru Timnas Indonesia jika Pindah ke Oseania
Tak hanya di dalam ruangan, protes akan RUU tersebut rupanya membuat bagian luar gedung parlemen juga diisi oleh orang-orang yang menginginkan keadilan. Dengan begitu, tak heran jika sidang sempat ditunda sementara.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Fashion Meets Performance: Lahirnya Tas Ikonik Paling Timeless Tahun Ini
-
Art Healing Session: Ketika Seni Jadi Obat Hati Pejuang dan Penyintas Kanker Payudara
-
Converse SHAI 001: Fashion Statement Penuh Makna dari Shai Gilgeous-Alexander
-
5 Moisturizer dengan Kandungan Pencerah, Ampuh Hilangkan Flek Hitam di Wajah
-
5 Rekomendasi Sunscreen Murah untuk Flek Hitam, Harga Mulai Rp30 Ribuan
-
Cerai dari Zize, Arhan Diduga Dekat dengan Sosok Inka: Langgar Etika Masa Iddah Mantan Istri?
-
Apa Itu Surat Izin Menstruasi yang Sedang Viral? Begini Pesan dan Tujuannya
-
5 Rekomendasi Foundation untuk Tutupi Flek Hitam dan Garis Halus, Nggak Bikin Wajah Kering
-
Mewahnya Lokasi Pernikahan Amanda Manopo di Hotel Langham, Segini Biaya Paketnya!
-
Azizah Salsha Mesra dengan Pria Lain Padahal Baru Seminggu Cerai dari Arhan: Langgar Masa Iddah?