Suara.com - Dalam era yang semakin sadar akan isu sosial dan lingkungan, membangun bisnis sudah seharusnya tidak hanya sekadar mengejar keuntungan semata. Bisnis yang berdampak adalah bisnis yang mampu menciptakan nilai tambah bagi masyarakat, lingkungan, dan juga ekonomi, karena sebagai seorang entrepreneur, Anda memiliki kekuatan untuk membuat perubahan positif di dunia.
Terlebih bagi seorang womenpreneur atau perempuan pengusaha. Membangun bisnis yang berdampak dapat mengubah persepsi masyarakat tentang perempuan pengusaha, dari sekadar mencari keuntungan menjadi sosok yang peduli pada lingkungan dan sosial. Bisnis yang berdampak juga dapat menjadi contoh nyata bahwa perempuan mampu menjadi pemimpin yang sukses dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi.
Mengapa bisnis yang berdampak sangat penting bagi womenpreneur? Kita bisa melihat fakta yang ada, di mana data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenKop UKM) pada 2023, menunjukkan bahwa sebanyak 64% pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. Itu artinya, ada begitu banyak pengusaha perempuan yang punya kekuatan untuk membuat perubahan positif kepada lingkungan di sekitarnya dari bisnis yang dilakukannya.
Melihat besarnya potensi perempuan Indonesia, GIV mengangkat tema kompetisi bisnis The Beauty of GIVing yang melibatkan
unsur giving back di dalamnya.
“Melalui The Beauty of GIVing, kami percaya bahwa kecantikan perempuan tidak hanya terpancar dari penampilannya, tetapi
semangat yang menginspirasi sesama untuk memberikan dampak positif bagi sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, GIV mengajak setiap perempuan untuk menjadi The Next GIVer dengan memberi arti lebih pada kecantikannya melalui bisnis yang berdampak baik,” ungkap Evelyn Elrica Setiawan, Brand Manager GIV, pada acara puncak penjurian final dan penganugerahan pemenang di Ice Palace Hall, Jakarta (16/11/2024).
Kampanye The Beauty of GIVing dimulai dari roadshow ke empat kampus di Indonesia, yaitu Universitas Atmajaya Jakarta, Universitas Prasetiya Mulya, UPI Bandung, dan Telkom Bandung untuk memberi kesempatan bagi para mahasiswi belajar langsung dari para womenpreneur ternama di bidang fashion dan beauty.
GIV membuka dua kategori kompetisi The Beauty of GIVing di antaranya yaitu, kategori business plan untuk bisnis di bawah satu tahun dan business existing untuk usia bisnis 1 - 3 tahun.
Sebanyak lebih dari 200 proposal bisnis telah diterima GIV dan diseleksi menjadi tiga pemenang terbaik pada kategori business plan dan business existing. Dan para pemenang membawa pulang total hadiah senilai 80 juta rupiah untuk kedua kategori. Namun, selain mendapatkan hadiah, diharapkan para pemenang kompetisi ini akan terus mengembangkan bisnis mereka, dan memberikan kontribusi positif dan menginspirasi sesama perempuan untuk berkarya.
Pemenang The Beauty of GIVing pada kategori business existing, Dessy Nur Annisa, mengungkapkan bahwa mengikuti kompetisi ini memberikan banyak pelajaran berharga, baik untuk perkembangan bisnis maupun untuk pribadinya. Dessy berharap dukungan dari GIV dapat membantunya membesarkan bisnis Puka yang bergerak di bidang kerajinan tangan dengan memberdayakan penyandang disabilitas.
Tertarik juga menjadi seorang womenpreneur yang sukses menjalankan bisnis yang berdampak seperti Dessy? Nurdini Prihastiti, pemilik usaha fashion Dama Kara, yang ikut berperan sebagai juri dalam kompetisi The Beauty of GIVing, memberi tips berikut:
1. Temukan tujuan utama yang ingin kita capai
Anda bisa memulai bisnis dari passion, dan cari tahu apa yang benar-benar Anda pedulikan, apakah itu isu lingkungan, kesetaraan gender, atau pemberdayaan masyarakat. Kemudian cari celah dan identifikasi masalah sosial yang belum terpecahkan di sekitar Anda, dan pikirkan bagaimana bisnis Anda dapat memberikan solusi.
2. Perluas jaringan untuk terus terhubung dan memperbesar dampak yang bisa kita berikan pada lebih banyak orang.
Anda bisa berkolaborasi dengan organisasi non-profit untuk mendapatkan akses ke sumber daya dan jaringan yang lebih luas. Atau, libatkan komunitas untuk melakukan kegiatan giving back, di mana Anda menyisihkan sebagian keuntungan untuk kegiatan sosial atau donasi ke organisasi yang relevan. Bisa juga dengan melibatkan masyarakat sekitar dalam proses produksi atau distribusi produk Anda.
3. Selalu tingkatkan performa bisnis agar kontribusi bisnis kita dapat dirasakan lebih luas dan memberi banyak manfaat bagi banyak pihak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Cara Buat Akun SIAPKerja untuk Magang Nasional 2025, Simak Syarat dan Ketentuannya
-
Satu Kain, Sejuta Kisah: Intip Perayaan Hari Batik Nasional di Thamrin City!
-
3 Rekomendasi Krim Malam Wardah untuk Hilangkan Flek Hitam, Bangun Tidur Auto Glowing
-
Kronologi Ashanty Dilaporkan Atas Dugaan Perampasan Aset: Berawal dari Aduan Eks Karyawan
-
Salah Pilih Sepatu, Lari Jadi Gak Enak? Ini Beda Nike dan Adidas yang Wajib Dipahami
-
5 Rekomendasi Toner untuk Menghilangkan Flek Hitam, Mulai Rp30 Ribuan
-
Profil Atika Algadrie, Ibu Nadiem Makarim Aktivis Antikorupsi
-
Berapa Kekayaan Ashanty? Dilaporkan Eks Karyawan Atas Dugaan Perampasan Aset
-
Menag Yakin Tepuk Sakinah Bakal Tekan Angka Cerai di Indonesia, Bagaimana Lirik dan Apa Maknanya?
-
6 Serum Mengandung Peptide untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bisa Atasi Flek Hitam