Suara.com - Pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto yang bertema "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan" batal digelar pada 19 Desember 2024. Acara ini ditunda karena karya tersebut dikatakan tak sesuai tema.
Saat ditemui awak media di Galeri Nasional di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Yos Suprapto berbicara soal lima lukisannya yang dilarang tampil. Ia mengungkapkan masing-masing judul karya tersebut sekaligus maknanya.
1. Konoha 1
Lukisan pertama berjudul Konoha I yang menampilkan seorang raja memakai mahkota Jawa. Ia terlihat duduk di singgasana sambil menginjak orang di bawahnya. Ceritanya sendiri tentang kedaulatan pangan yang hilang oleh kekuasaan.
"Kedaulatan pangan tanpa kekuasaan itu omong kosong. Jadi itu gambar tentang bagaimana kekuasaan memperlakukan rakyat kecil. Segala sesuatu yang menanggung rakyat kecil. Di bawah kaki sang penguasa itu rakyat kecil," ucap Yos Suprapto kepada wartawan, dikutip Minggu (21/12/2024).
Lebih lanjut, Yos mengatakan bahwa menurut kurator lukisan tersebut terlalu vulgar karena ada raja dengan mahkota Jawa. Padahal, ia tak bermaksud menghina Jokowi, melainkan hanya menggambarkan kedaulatan pangan.
"Di situ ada lukisan bergambar seorang raja, bermahkotakan mahkota Jawa yang menginjak kumpulan orang yang kuat, ekspresi kesakitan," ujar Yos.
"Kalau enggak ada kekuasaan enggak mungkin. Padahal ini semua adalah kita berbicara soal kedaulatan pangan. Ini karena (tanpa kekuasaan) enggak terjadi. Oleh karena itu ya sudah. Kalau memang begini (dilarang) enggak bisa diteruskan," lanjutnya.
2. Konoha II
Baca Juga: Kontroversi Pembatalan Pameran: Galeri Nasional Batasi Kebebasan Berekspresi?
Karya selanjutnya menceritakan tentang budaya Asal Bapak Senang yang berjudul Konoha II. Dengan visualisasi menjilat pantat, lukisan tersebut menggambarkan seorang bapak yang dikenal sebagai "penjilat"
"Jadi Asal Bapak Senang itu saya terjemahkan jilat pantat itu. Jilat pantat itu kan ekspresi yang sering kita dengar, ya. Ah, itu (seorang) penjilat. Metaforanya. Ini sering ekspresi yang kita dengar setiap hari kadang-kadang," terang Yos Suprapto.
Lebih lengkapnya, Konoha II menceritakan tentang masyarakat yang hancur karena adanya budaya hiperindividu. Hal ini, dikatakan oleh Yos, dapat menghasilkan sikap budaya jilat yang tertuang dalam lukisan Asal Bapak senang.
3. Niscaya
Selanjutnya, ada lukisan berjudul Niscaya yang menceritakan seorang petani memberi makan orang berdasi. Karya ini menggambarkan kerja keras petani, namun yang bergelimang harta justru orang lain.
"Cerita tentang seorang petani, gambarannya lukisan petani memberi makan kepada orang yang berdasi. Menyuapi makanan di mulutnya orang yang berdasi yang berbaring. Tapi kemudian siapa yang menikmati keringat mereka? Kan, orang-orang urban seperti kita. Orang-orang kaya. Dan itu (lukisan) dilarang juga (untuk dipamerkan)," ujar Yos.
4. Makan Malam
Lukisan keempat berjudul Makan Malam yang menunjukkan seorang petani memberi pakan sejumlah anjing. Gambar ini, jelas Yos, dianalogikan sebagai umpatan, tepatnya dengan konsep pertanian berkelanjutan.
"Itu dianalogikan sebagai umpatan. Itu fakta, kok. Itu lho. Nah, yang merasa tersinggung dengan simbol-simbol yang saya gunakan ini, itu ngomong katanya tidak ada relevansi dengan pertanian. Bagaimana seorang petani tidak relevan dengan konsep pertanian berkelanjutan," kata Yos Suprapto.
5. 2019
Terakhir ada lukisan berjudul 2019 yang menggambarkan seorang petani menuntun sapi menuju sebuah istana. Maksud dari karya ini, kata Yos, merupakan realisasi kultur yang tengah dihadapi. Namun, kurator menganggap lukisannya itu terlalu vulgar.
"Petani mana yang tidak bersentuhan dengan peternakan? Petani mana? Itu lho. Jadi ini gambaran real dari kultur yang kita sedang hadapi. Dan saya gambarkan secara eksplisit. Petani membawa sapi yang saya gambarkan, seperti ke istana. Itu dianggap vulgar," cerita Yos.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti
Berita Terkait
-
Tuntut Fadli Zon Buntut Kontroversi Lukisan Yos Suprapto, Rocky Gerung Ungkit soal Ketakutan
-
Profil Suwarno Wisetrotomo, Kurator Galeri Nasional Mundur dari Pameran Yos Suprapto
-
Apa Arti Pembredelan? Diduga Terjadi pada Kasus Pembatalan Pameran Yos Suprapto di Galeri Nasional
-
Posisi HP Jokowi saat Bikin Konten Reaksi Lagu 'Waktu Ku Kecil' Disorot: Minimal Kalau Mau Ngibul...
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Eye Cream atau Moisturizer Dulu? Ini Urutannya untuk Skincare Malam
-
Berapa Biaya Sekolah di Orchid Park Secondary School seperti Gibran? Segini Kisarannya
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda
-
Ribuan Orang Keracunan MBG, Ini Nomor Hotline Pengaduan BGN Resmi
-
5 Rekomendasi Film Mirip One Battle After Another, Sajikan Ketegangan Intens yang Seru!