Suara.com - Presiden Prabowo Subianto menggelar gelar griya alos open house Lebaran, Senin (31/3/2025). Ribuan warga berbondong ke Istana Negara untuk mengunjungi open house Prabowo.
Ribuan warga datang untuk bersalaman dengan Prabowo. Para pengunjung juga mendapat bingkisan yang dibungkus dengan tas jinjing berwarna coklat putih dan biru muda putih.
Isinya tas itu semua berupa makanan untuk konsumsi. Isinya antara berbagai macam pangan, mulai dari kental manis, teh celup, mi instan, biskuit kaleng, gula, kecap dan saus botol, dan kopi. Semua isinya dibungkus dijadikan satu dan ditenteng warga seusai masuk Istana Negara.
Sementara itu, bingkisan non makanan berisi payung hingga tumbler. Bingkisannya dibungkus dengan tas jinjing kecil berwarna biru muda.
Isi bingkisan Prabowo rupanya mendapatkan kritik dari ahli gizi, Dokter Tan Shot Yen. Melalui akun Instagramnya, dokter Tan menyanyangkan isi bingkisan tersebut.
Menurut dokter Tan, baiknya bingkisan berlogo kepresidenan isinya bukan dari merk pabrikan.
“Baiknya bingkisan berlogo Istana Kepresidenan isinya apa?” tulis dokter Tan dikutip Rabu, (2/3/2025).
“Non food bisa handuk, sabun, wadah makanan, tumbler, tas lipat buat belanja (bangga loh kalau ada sablonnya: halal bi halal Istana Kepresidenan),” imbuhnya.
Sementara itu, untuk bingkisan makanan, ia merekomendasikan sembako atau jajanan lokal.
Baca Juga: Meski Diguyur Hujan, Dasco dan Raffi Ahmad Juga Tak Mau Kalah Hadir di Open House Ketua MPR
“Food? sembako dong kacang ijo, kacang merah. Matengan? lemper, lepet, arem-arem, combro, kue lumpur, kue bugis, nasi bali, nasi begana, sego kucing,” tulis Dokter Tan.
“Nggak usahlah pasang-pasang logo merk,” timpalnya.
Kritik Program Makan Bergizi Gratis
Pengadaan susu pada program makan bergizi gratis masih tuai kontroversi. Ahli gizi masyarakat, dokter Tan Shot Yet bahkan menyebutkan bahwa pengadaan susu kemasan itu berisiko menimbulkan praktik manipulasi di lapangan.
Dokter Tan menjelaskan, manipulasi yang dia maksud ialah pemilihan produk susu yang tidak sesuai standar gizi karena menuruti selera masyarakat yang cenderung lebih menyukai minuman dengan perasa. Produk seperti itu dikatakan lebih tinggi kandungan gula.
Sebab, kondisi seperti itu pernah dokter Tan alami sendiri ketika kegiatan bagi-bagi susu bersama Menteri Kesehatan periode 2014-2019 Nila F Moeloek.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
Terkini
-
7 Rekomendasi Sepatu Lokal yang Empuk Buat Jalan Jauh, Mulai Rp300 Ribuan
-
7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
-
Cheese Eat Up! Penutup Manis Kampanye Keju Prancis di Indonesia, Sentuhan Eropa di Jajanan Nusantara
-
7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
-
Jejak Digital Gus Elham Yahya Ngomong 'Cabul' saat Dakwah Juga Viral
-
5 Casio Klasik Paling Populer: Desain Timeless, Cocok buat Mahasiswa dengan Budget Terbatas
-
Jepang Punya Pilihan Kuliner Halal, Wisatawan Tak Perlu Ragu Lagi Cicipi Hidangan Autentik
-
5 Jam Tangan Original Murah Ada Fitur Alarm dan Water Resistant
-
7 Day Cream Mengandung Anti Aging untuk Usia 30-an, Cegah Penuaan Lebih Awal!
-
3 Sumber Kekayaan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil