Suara.com - Profil Perdana Menteri (PM) Singapura, Lawrence Wong, menarik perhatian dan menjadi topik perbincangan hangat di platform X, terutama di kalangan netizen Indonesia. Hal ini dipicu oleh perbandingan gaya komunikasi publiknya dengan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden Prabowo Subianto.
Beberapa pengguna X menyoroti perbedaan dalam cara penyampaian pesan sang pemimpin negara. Akun @/ErsaTriWahyuni, misalnya, memuji kejelasan artikulasi, keruntutan bicara, serta ketepatan bahasa tubuh dan intonasi Lawrence Wong dalam sebuah video pidatonya.
Pemilik akun itu juga mencatat kesederhanaan penampilan Wong yang hanya mengenakan kemeja biasa, tanpa atribut kenegaraan yang berlebihan, dan menyampaikan pesan seorang diri.
"Coba perhatikan video PM Singapore ini. Artikulasinya sangat jelas, bicaranya runtut, body language dan intonasi yg tepat. Baju kemeja biasa, tanpa bendera lambang negara, tanpa menteri/ ajudan. Sendirian sambil duduk. Isinya? substantif, padat, persuasif," tulisnya.
Sebelumnya, akun @/sociotalker menambahkan informasi latar belakang pendidikan dan karir Wong yang dinilai matang sebelum terjun ke politik. "Perdana menteri singapur yg baru, alumni s1 wisconsin, s2 michigan dan harvard. lahir 1972. tipikal politisi elit +65: dapat beasiswa prestisius waktu kuliah, kerja di pemerintahan sampe jabatan tinggi, sebelum akhirnya masuk politik. jadi benar2 matang," tulisnya, menyertakan video lain dari Lawrence Wong.
Perbandingan ini kemudian mengerucut pada penilaian terhadap komunikasi publik Presiden Prabowo Subianto. Akun @/SoundOfYogi, misalnya, menyatakan bahwa video pidato PM Singapura membuatnya lebih memahami kritik terhadap gaya komunikasi Prabowo.
"Tadi abis nonton video dari PM SIngapura. Lalu nonton video ini. Gue jadi paham kenapa banyak yang nyalah2in voter02," tulisnya, merujuk pada video wawancara Prabowo di Narasi yang dipandu oleh Najwa Shihab.
Perbandingan-perbandingan ini mungkin memicu rasa ingin tahu lebih dalam mengenai sosok Lawrence Wong, PM Singapura yang gaya komunikasi publiknya dinilai lebih unggul dari pemerintah Indonesia. Seperti apa profil Lawrence Wong? Simak penjelasan berikut ini.
Profil Lawrence Wong
Lawrence Wong lahir pada 18 Desember 1972 (usia 52 tahun) dari keluarga sederhana. Dia menempuh pendidikan dasar di sekolah biasa, bukan sekolah elite.
Baca Juga: Detik-detik Prabowo Ungkap Anies Baswedan Tak Bayar Baju Rancangan Didit Hediprasetyo
Ayahnya bekerja sebagai sales dan ibunya adalah seorang guru sekolah dasar tempat Lawrence dan kakak laki-lakinya bersekolah. Sejak kecil, Lawrence tinggal bersama keluarganya di perumahan umum di Singapura Timur, Marine Parade.
Lawrence memiliki kecintaan pada musik dan mulai bermain gitar yang diberikan ayahnya pada usia 8 tahun. Keterampilan ini dia manfaatkan untuk mengamen saat belajar di Amerika Serikat. Lawrence juga dikenal sebagai seorang kutu buku dan pecinta anjing.
Untuk background pendidikan tingginya sendiri sangatlah mentereng. Lawrence meraih gelar sarjana dan magister ekonomi di University of Wisconsin-Madison dan University of Michigan-Ann Arbor, Amerika Serikat. Dia memilih AS sebagai tempat belajar karena negara itu adalah rumah bagi musisi favoritnya. Selain itu, Lawrence juga memegang gelar master di bidang Administrasi Publik dari Harvard Kennedy School.
Dikutip dari laman Kantor Perdana Menteri Singapura, Lawrence memulai kariernya sebagai pegawai pemerintahan. Dia terjun ke dunia politik melalui Partai Aksi Rakyat dan pertama kali terpilih sebagai anggota parlemen pada tahun 2011.
Sejak itu, Lawrence telah menduduki berbagai posisi di pemerintahan, termasuk di Kementerian Pertahanan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Kebudayaan, Masyarakat, dan Pemuda, Kementerian Pembangunan Nasional, dan Kementerian Pendidikan. Dia juga memimpin Satgas Multi Kementerian Penanganan Covid-19 pada 2020-2023, di mana Singapura berhasil mencatatkan angka kematian yang rendah.
Sebelumnya, Lawrence juga menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan. Selain itu, dia juga memimpin Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Dewan Penasihat Internasional Dewan Pembangunan Ekonomi Singapura.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Supermarket Bukan Sekadar Belanja: Bisa Jadi Ritual 'Relaxation & Groceries Therapy' di Tengah Kota!
-
Kulit Kusam Bikin Gak Pede? Dokter Ungkap Rahasia Body Serum untuk Kulit Sehat dan Bercahaya
-
Dapur Aman, Masak Nyaman: 5 Tips Pilih Kompor dan Regulator Gas dari Ahlinya
-
Terpopuler: Harga Suvenir Amanda Manopo, Apa Pekerjaan Putri Anne?
-
7 Artis yang Pakai Gaun Pernikahan Rancangan Hian Tjen, Kemewahan di Balik Desain Indah
-
10 Sunscreen Lokal Terbaik dengan Formula Anti Aging untuk Usia 40 Tahun ke Atas
-
Dari PayTren hingga Fatihah Berbayar, Ini 4 Kontroversi Ustaz Yusuf Mansur yang Gemparkan Publik
-
7 Sepatu Sneakers Kekinian yang Stylish dan Nyaman Buat Jalan Seharian, Mulai Rp400 Ribuan
-
5 Sunscreen Mengandung Niacinamide Terbaik di Indomaret untuk Mencerahkan Wajah
-
Doa Dibayar Donasi? Ustaz Yusuf Mansur Disorot Usai Live PayTren Picu Polemik Publik