Suara.com - Setiap kali Paskah tiba, kita akan menjumpai berbagai pernak-pernik bernuansa ceria: telur berwarna-warni, cokelat berbentuk telur, dan tentu saja—kelinci. Sosok kelinci Paskah atau Easter Bunny begitu lekat dalam perayaan ini, terutama di budaya Barat. Tapi pernahkah kamu bertanya-tanya, mengapa justru kelinci yang menjadi simbol utama Paskah, bukan hewan lain?
Meski Paskah secara religius memperingati kebangkitan Yesus Kristus dalam ajaran Kristen, banyak simbol dan tradisi yang berasal dari akar budaya dan kepercayaan yang lebih tua. Kelinci adalah salah satu contohnya.
Asal-Usul dan Sejarah Paskah
Mengenai asal usul dan sejarah Perayaan Paskah, perayaan ini berakar dari tradisi Paskah Yahudi (Pesach), yakni untuk memperingati pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir selama 400 tahun.
Sedangkan dalam konteks Kristen, Paskah ini merupakan perayaan atas kebangkitan Yesus Kristus dari kematian setalah tiga hari dalam penyaliban. Kebangkitan Yesus ini sebagai bukit atas dosa dan kematian.
Hari Paskah tidak memiliki tanggal tetap, namun biasanya jatuh antara Maret hingga April, tergantung pada siklus bulan. Paskah dirayakan pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pasca ekuinoks musim semi.
Kelinci, Simbol Kesuburan dan Kehidupan Baru
Simbol kelinci dalam perayaan musim semi sebenarnya berasal dari kepercayaan pagan kuno di Eropa, khususnya di wilayah Jermanik. Dalam tradisi ini, masyarakat menyambut datangnya musim semi dengan merayakan dewi kesuburan bernama ostre atau Ostara. Dewi ini melambangkan kehidupan baru, kesuburan, dan kebangkitan alam setelah musim dingin yang panjang.
Kelinci dipilih sebagai simbol utama karena kemampuannya berkembang biak dengan cepat. Hewan ini dikenal sangat subur dan sering dikaitkan dengan kelahiran serta pertumbuhan. Dalam konteks masyarakat agraris yang sangat bergantung pada siklus alam, kelinci menjadi lambang penting dari harapan akan hasil panen yang baik dan kehidupan yang terus berlanjut.
Baca Juga: Rayakan Paskah 2025: Ini Dia Lagu Rohani yang Bikin Ibadahmu Lebih Bermakna
Melansir dari situs BBC, simbol kelinci pada perayaan Paskah ini berasal dengan tradisi Pagan yang sejak abad ke-19. Biasanya kelinci melahirkan banyak bayi, inilah yang kemudian dipandang sebagai lambang atau simbol kehidupan baru.
Seiring penyebaran agama Kristen di Eropa, banyak elemen budaya dan tradisi lokal yang diserap agar lebih mudah diterima oleh masyarakat setempat. Salah satunya adalah perayaan musim semi ini. Nama "Easter" sendiri dalam bahasa Inggris diyakini berasal dari nama dewi ostre. Meskipun inti dari Paskah Kristen adalah peringatan kebangkitan Yesus, elemen-elemen perayaan musim semi tetap dipertahankan, termasuk simbol kelinci.
Pada abad ke-17, para imigran Jerman membawa tradisi ini ke Amerika Serikat. Mereka memperkenalkan sosok “Osterhase”, kelinci ajaib yang konon akan datang pada malam Paskah untuk menyembunyikan telur berwarna bagi anak-anak yang berperilaku baik. Lama-kelamaan, tradisi ini menyebar luas dan menjadi bagian dari budaya Paskah di banyak negara.
Selain kelinci, simbol telur juga sangat identik dengan Paskah. Telur telah lama dipakai dalam berbagai budaya sebagai lambang kehidupan baru. Dalam konteks Kristen, telur juga melambangkan kebangkitan—dari sesuatu yang tampaknya mati (telur yang tertutup) muncul kehidupan baru.
Namun menurut beberapa lagenda, kelinci Paskah bertelur, lau menghias dan menyembunyikan telurnya untuk anak-anak baik, karena mereka dianggap juga sebagai simbol kehidupan baru. Inilah mungkin yang membuat beberapa anak suka tradisi perburuan telur Paskah.
Pada akhirnya, kelinci dan telur kini menjadi simbol yang saling melengkapi. Dalam tradisi modern, keduanya digabungkan dalam berbagai bentuk kegiatan dan produk, seperti Easter Egg Hunt (berburu telur Paskah), telur cokelat yang dibagikan oleh kelinci Paskah, serta dekorasi yang meriah dan penuh warna.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
40 Ucapan Selamat Natal Sopan untuk Atasan, Profesional dan Tulus Menyentuh Hati
-
Makan Anggur di Bawah Meja Saat Tahun Baru, Ritual Sejak 1882 Dipercaya Mengundang Jodoh
-
5 Sepatu Flat Shoes Wanita Branded Murah, Kualitas Premium Harga Kaki Lima
-
10 Rekomendasi Kado Natal dan Tahun Baru yang Paling Berkesan
-
Belanja Penuh Kejutan, Mystery Box Ala Gopang Kini Lagi Hits di Indonesia
-
7 Cara Mengurangi Waktu Bermain Media Sosial Tanpa Terasa Menyiksa
-
Jajan KFC Kini Makin Mudah Pakai Paylater, Cek Caranya Biar Dapat Promo!
-
Cara Menghitung Pace Lari dan Contoh, Kamu Sudah Race atau Masih Easy Pace?
-
Mengenal Dry Brushing: Tren Kecantikan yang Mengubah Kulit Anda!
-
Dokter Estetika Korea: Kulit Sehat Jadi Tren Baru Perawatan Kecantikan, Kenapa?