Suara.com - Setiap 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sebagai momen untuk merenungkan arah, tujuan, dan tantangan pendidikan di tanah air. Di tengah transformasi digital yang makin pesat, tahun 2025 menjadi waktu yang tepat untuk menyoroti satu aspek krusial yang tak bisa lagi diabaikan: pendidikan siber.
Di era di mana anak-anak dan remaja tumbuh dalam dunia yang serba digital, kemampuan membaca, menulis, dan berhitung saja tak lagi cukup. Mereka juga perlu literasi digital, kecakapan etika daring, hingga kesadaran terhadap keamanan siber. Sayangnya, pendidikan siber di Indonesia masih belum merata, dan kerap dianggap sebagai tugas sampingan, bukan kebutuhan mendesak.
Faktanya, meski generasi muda saat ini melek digital, kemahiran mereka dengan teknologi tidak selalu melindungi mereka dari berbagai ancaman online yang terus berkembang. Mulai dari perundungan siber (cyberbullying), paparan konten berbahaya, hingga pengambilan data tanpa izin yang membuat pengguna muda semakin rentan.
Kemunculan teknologi GenAI dan deepfake semakin memperburuk masalah ini, dengan menciptakan cara-cara baru untuk meniru, memanipulasi, dan memperdaya pengguna muda secara online melalui sarana yang berbasis AI.
Seiring dengan semakin terintegrasinya teknologi pada kehidupan generasi muda, Hari Pendidikan Nasional menjadi momentum yang mengingatkan kita semua akan bahaya digital yang mereka hadapi serta tanggung jawab bersama untuk mendidik dan melindungi mereka.
Sebagai langkah signifikan dalam upaya melindungi anak-anak di ruang digital, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) baru-baru ini mengumumkan regulasi yang membatasi usia anak-anak untuk mengakses platform digital tertentu.
Aturan ini diresmikan dalam Peraturan Pemerintah (PP) tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dan Perlindungan Anak.
Meskipun intervensi kebijakan merupakan langkah maju yang penting, peraturan saja tidak cukup. Dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman, diperlukan peran serta dari sektor publik, pendidik, industri swasta, dan orang tua.
“Lebih dari sekadar investasi teknologi, framework pendidikan siber yang komprehensif merupakan fondasi bagi ketahanan nasional dan kesejahteraan Indonesia di masa depan," ujar Adi Rusli, Country Manager, Indonesia, Palo Alto Networks.
Baca Juga: Tantangan Karir Dosen di Masa Depan: Refleksi Hari Pendidikan Nasional
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, dengan menyadari kaitan yang erat antara literasi digital dan keamanan, Adi berpendapat bahwa kita juga perlu mewujudkan kolaborasi antara pemerintah, industri, lembaga pendidikan dan masyarakat.
Pendidikan dan kewaspadaan terhadap keamanan digital dan keselamatan menjadi sangat penting. Membekali generasi pelajar berikutnya dengan pengetahuan dan kurikulum keamanan siber yang komprehensif akan membantu mengatasi kesenjangan bakat di bidang keamanan siber.
"Melindungi pengguna muda memerlukan pendekatan terpadu terhadap pendidikan, kesadaran, dan pengembangan solusi yang efektif dan inklusif. Dengan memberdayakan orang tua, pendidik, dan generasi muda menggunakan perangkat dan pengetahuan yang tepat, kita dapat membantu mereka menjelajahi dunia digital dengan percaya diri dan aman,” tambahnya.
Berikut adalah beberapa tips untuk membantu keluarga dan sekolah menciptakan pengalaman online yang aman:
Untuk Orang Tua dan Wali:
- Mengamankan perangkat: Pastikan semua perangkat diperbarui dengan software ter-update dan kata sandi unik yang kuat untuk melindungi diri dari ancaman siber.
- Menjadi panutan: : Tunjukkan perilaku online yang bertanggung jawab agar anak-anak terdorong untuk menerapkan praktik serupa.
- Ciptakan ruang digital yang aman: Letakkan komputer di area umum dan siapkan akun dengan akses terbatas untuk memastikan keamanan anak-anak saat menggunakan internet.
- Pantau perubahan yang tidak biasa dalam perilaku anak-anak: Waspadai pola-pola yang tidak biasa seperti peningkatan penggunaan perangkat, perubahan perilaku, atau penurunan aktivitas fisik harian yang signifikan.
Untuk Sekolah dan Pendidik:
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Tanggal Merah November 2025 Apakah Ada? Ini Daftar Hari Besar Nasional dan Liburnya
-
Ditangkap dalam OTT KPK, Segini Total Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid
-
7 Rekomendasi Sepatu Terbaik 2025 untuk Pelari Kaki Lebar dari Brand Lokal hingga Luar
-
Adu Pesona Raisa dan Sabrina Alatas: Diva Pop Vs Chef Muda yang Tengah Jadi Sorotan
-
Gen Z Malaysia Jatuh Cinta pada Indonesia: Rahasia Promosi Wisata yang Tak Terduga!
-
Profil Gubernur Riau Abdul Wahid yang Ditangkap KPK: Latar Belakang, Pendidikan dan Karier Politik
-
Penampakan Future House yang Diduga Disiapkan Hamish Daud dan Sabrina Alatas
-
5 Sunscreen dengan Kandungan Zinc Oxide untuk Samarkan Flek Hitam dan Bekas Jerawat
-
4th IICF 2025 Sukses Pertemukan 12 Negara, "Semarak Nandak Ondel-Ondel Betawi" Pecahkan Rekor MURI
-
Dari TK hingga SMA, Ribuan Pelajar Siap Bersaing di Kompetisi Matematika IOB 2025