Hal serupa juga dijelaskan Dosen Biologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Moh. Mirza Nuryady, S.Si., M.Sc.
Dilansir dari laman resmi UMM, ia menjelaskan bahwa peran kromosom seks juga tidak bisa diabaikan. Perempuan membawa dua kromosom X sementara pria membawa satu kromosom X dan satu Y.
Dalam konteks ini, ayah jadi membawa peran penting dalam menentukan berbagai aspek fisik yang akan diwariskan kepada anak.
Salah satu ciri fisik yang biasanya dipengaruhi oleh genetika ayah adalah tinggi badan.
Selain tinggi badan, kemampuan fisik lain seperti daya tahan tubuh maupun kekuatan otot juga diwariskan dari ayah.
“Kemampuan fisik juga biasanya diturunkan dari ayah, seperti kekuatan otot dan daya tahan tubuh. Ketika melihat seorang anak memiliki kemampuan atletik atau fisik yang menonjol, kemungkinan itu adalah hasil dari kombinasi genetik yang diteruskan oleh ayahnya," jelas Mirza.
"Di sisi lain, warna kulit, bentuk postur tubuh, ataupun yang lainnya juga turunan dari ayah," tambahnya.
Jika ayah lebih ke fisik, peran Ibu dalam pewarisan genetik lebih fokus pada aspek psikologis dan perilaku. Contohnya seperti kemampuan berpikir, belajar, dan memecahkan masalah.
Selain itu, aspek emosi juga cenderung lebih dipengaruhi oleh gen dari ibu. Misalnya, kemampuan mengelola emosi, merasakan empati, dan kecerdasan intelektual.
Baca Juga: Pendidikan Miskah Shafa Kakak Ipar Fadil Jaidi, Beda Banget dengan Profesi Suami yang Dokter
Namun perlu digarisbawahi adalah selain genetika, ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan yang dapat menentukan tinggi badan seseorang, terutama selama masa kanak-kanak dan remaja.
Faktor tersebut antara lain nutrisi, akses pada makanan sehat, jenis kelamin, gangguan hormonal, serta kelainan bawaan.
Jadi pada dasarnya, setiap orang dilahirkan dengan gen yang akan membantu menentukan seberapa tinggi mereka nantinya. Namun faktor lain seperti nutrisi yang tidak memadai atau kondisi medis dapat mengubah pandangan ini.
Sehingg penting untuk berfokus pada nutrisi yang baik selama masa kanak-kanak. Postur tubuh yang buruk dan kurang olahraga juga dapat menyebabkan perawakan yang buruk, jadi mengoreksi hal-hal ini dapat membantu menambah tinggi badan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Dari Hobi Jadi Profesi: Cara Wonder Voice of Indonesia Cetak Talenta Voice Over Profesional
-
Catat, Ini 7 Titik Tubuh yang Perlu Disemprot Parfum agar Wangi Seharian
-
Specs Coanda vs Ortuseight Hyperblast 2.0, Duel Sepatu Lari Lokal Rekomendasi Dokter Tirta
-
Kalender Jawa 28 Oktober 2025 Selasa Pon: Mengungkap Sifat dan Peruntungan Weton Lainnya
-
5 Cushion Minim Oksidasi dan Cocok untuk Kulit Berminyak, Bye-Bye Wajah Kusam!
-
Bikin Negara Minta Maaf, Siapa MC Radio Televisyen Malaysia yang Salah sebut Prabowo jadi Jokowi?
-
Pendidikan Humaniora Digital: Menjaga Keseimbangan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan di Era Modern
-
7 Matcha Powder Terbaik untuk Bikin Latte di Rumah: Rasa Lezat, Lebih Hemat
-
Terinspirasi dari Ruang Ganti Atlet Tenis, Lacoste Ubah Runway Jadi Panggung Atletik yang Elegan
-
Biodata dan Agama Rinaldi Nurpratama, Kakak Raisa Punya Karier Mentereng