Suara.com - Konsep rumah ramah lingkungan kini menjadi angin segar ide desain rumah bagi mereka yang tengah berencana membangun hunian impian.
Adapun kekinian, gerakan desain rumah ramah lingkungan tak hanya punya tujuan yang mulia untuk menyelamatkan bumi, namun juga dibalut dengan berbagai gaya arsitektur estetik nan trendy.
Sebagai terobosan baru, desain ramah lingkungan juga terbukti menambah kualitas hidup bagi para penghuni, meningkatkan kualitas kesehatan, menambah produktivitas, hingga menghemat biaya produksi maupun perawatan rumah.
Desain rumah demikian akhirnya menjadi referensi untuk membangun rumah baik untuk keluarga kecil maupun besar.
Lantas, seperti apa ciri-ciri desain rumah ramah lingkungan yang bisa diterapkan sebagai referensi untuk membangun hunian impian?
Memaksimalkan penghematan energi dan meminimalisir limbah
Rumah yang didesain agar ramah lingkungan dibangun sedemikian rupa agar penggunaan energi seperti air dan listrik bisa optimal dan tidak boros. Tentu, penghematan tersebut tak serta merta mengorbankan kenyamanan para penghuninya.
Desain rumah yang hemat energi memaksimalkan penggunaan energi sekaligus membuat orang-orang yang tinggal di dalamnya betah.
Ciri-ciri aristektur yang berusaha menghemat penggunaan energi adalah adanya akses pencahayaan alami.
Rumah dengan akses pencahayaan alami yang bagus memiliki jendela atau area tersendiri untuk sinar matahari masuk dan menyinari area yang luas.
Baca Juga: 4 Rekomendasi Rumah Siap Huni di Jogja di Bawah Rp 500 Juta, Cocok Buat Tempat Tinggal di Masa Tua
Ketika pencahayaan alami baik, maka penggunaan listrik di siang hari untuk penerangan tak boros.
Rumah hemat energi juga berusaha menggunakan listrik sebaik mungkin, salah satunya dengan panel surya untuk menyimpan energi terutama untuk akses air panas.
Upaya memaksimalkan penggunaan sumber daya energi secara optimal dan hemat juga harus disertai dengan pengelolaan limbah yang baik.
Pertama, penghuni rumah harus menerapkan gaya hidup yang hemat dan meminimalisir limbah, terutama limbah anorganik.
Rumah juga idealnya disediakan satu area khusus untuk mengolah limbah organik menjadi kompos, agar dapat dimanfaatkan untuk pupuk bagi tanaman.
Drainase menjadi unsur yang tak kalah penting, agar air bekas yang digunakan bisa dikelola secara baik dan mengalir ke sumber pengelolaan yang tepat.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Darurat Polusi Udara: Bau Menyengat Rorotan Ancam Kesehatan Anak Sekolah, Apa Solusinya?
-
Cetak Sejarah di SEA Games 2025, Ini Sosok di Balik Prestasi Atlet Triathlon DKI
-
Tren Warna Rambut Terbaru: Gaya Personal Kini Jadi Andalan
-
Bolehkah Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis Digabung? Cek Dulu Hukumnya
-
5 Pilihan Bedak Padat dengan Kandungan Niacinamide, Waterproof Tahan Lama
-
20 Kata-Kata Hari Ibu yang Menyentuh Hati, Ungkapan Cinta Tak Terbatas untuk Ibu
-
Mengintip Kemewahan Amankila Bali, Berapa Harga Menginap Per Malam?
-
Gandeng Kreator Konten: Setiap Pembelian Sepatu Kini Donasi Rp50 Ribu untuk Buku Anak di Lombok
-
7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
-
Bukan Cuma Teori, Ini Cara Kampus Menyiapkan Mahasiswa Masuk Dunia Kerja