Suara.com - Ajang lari unik Nobel Run 2025 bakal digelar pada 6 Juli mendatang dengan cara lebih inklusif, karena akan membuat peserta berlari di dunia ‘tanpa suara’ untuk merasakan sudut pandang teman tuli.
Kegiatan lari ini digelar untuk meningkatkan awareness tentang keberadaan teman tuli yang kerap termarjinalkan. Terlebih, kondisi disabilitas tuna rungu secara kasat mata terlihat bak orang ‘normal’, sehingga kerap diabaikan.
“Ajang lari sangat ramah sekali dengan teman tuli, karena ada performa anak-anak teman tuli yang menggunakan alat bantu dengar, wawasannya juga akan terbuka tentang teman tuli, dan ada beberapa pos lari yang juga diisi teman-teman tuli,” ujar CI Business Development PT. Nobel Jaya Mandiri, Roy Andre Simanungkalit saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (13/6/2025).
Ajang lari sekaligus kegiatan charity run inklusif ini, kata CMO Kitabisa Group, Fahri Amirullah, nantinya peserta akan menggunakan earbud atau penutup telinga yang memberikan suasana dunia ‘tanpa suara’. Dunia ‘tanpa suara’ akan dirasakan peserta di satu kilometer pertama saat berlari.
“Seluruh peserta akan diberikan earbud saat berlari di satu kilometer pertama berlari tanpa mendengar. Jadi akan merasakan lari dengan sunyi atau dunia sunyi, tidak ada suara. Jadi teman-teman bisa merasa apa yang dirasakan teman-teman tuli,” ungkap Fahri.
Lantaran ajang lari bersama teman tuli ini merupakan kegiatan charity, yaitu untuk mengumpulkan donasi untuk teman tuli, maka dana yang terkumpul akan digunakan untuk pengadaan alat bantu dengar. Alat bantu dengar ini akan diberikan pada anak-anak dan teman-teman tuli yang membutuhkan.
Adapun ajang lari bersama teman tuli ini akan digelar di Senayan Park dengan melibatkan berbagai komunitas, pelari profesional, publik figur, dan relawan.
Roy menambahkan ajang lari ini juga digelar untuk menyuarakan masih terbatasnya akses teman tuli di Indonesia terhadap alat bantu dengar yang layak. Menurut data Kementerian Kesehatan, di Indonesia terdapat sekitar 18,9 juta penyandang disabilitas pendengaran.
Sayangnya, sebagian besar dari mereka belum mendapatkan alat bantu dengar karena harganya yang tinggi dan distribusi yang terbatas. Padahal, menurut Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan, dr. Rangga Rayendra Saleh, Sp.T.H.T.B.K.L, Subsp. Oto. (K), penggunaan alat bantu dengar usia dini bisa bantu tumbuh kembang anak dengan gangguan pendengaran jadi lebih baik.
Baca Juga: BMI Charity Day 2024: Upaya Perusahaan Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Sekitarnya
Inilah sebabnya, agar anak dengan gangguan pendengaran dapat penanganan sedini mungkin, maka orang tua perlu mengenali kondisi anak. Terlebih, kata dr. Rangga, intervensi alat bantu dengar pada anak ini harus sudah dilakukan, karena bisa membuat anak terlambat bicara.
Kondisi ini kerap disebut silent disability karena pada anak-anak dengan gangguan pendengaran kerap terlihat ‘normal’.
“Untuk orang tua yang bisa diawasi adalah gimana perkembangan si anak tadi. Harusnya anak di usia 6 bulan itu dia sudah bisa bubbling atau ngoceh, sedangkan bicara 1 kata 2 kata itu harusnya sudah bisa di 11 hingga 12 bulan,” jelas dr. Rangga.
Sedangkan apabila di usia tersebut kemampuan mengoceh atau milestone anak belum tercapai, maka menurut dr. Rangga harus segera dilakukan pemeriksaan. Ia khawatir anak tersebut memiliki gangguan pendengaran yang bisa mengganggu tumbuh kembangnya.
“Takutnya memang ada gangguan pendengaran, karena paling mudah untuk mendeteksi gangguan pendengaran pada anak adalah pada saat dia mengalami keterlambatan bicara. Jadi kalau dia belum bisa bicara itu penyebabnya karena dia nggak dengar,” jelasnya.
“Makanya kalau misalnya ada keterlambatan bicara, orang tua jangan, ‘mungkin nggak apa-apa nanti juga ngomong, nanti juga ngomong’, nanti itu kadang-kadang seringkali keterusan tuh. Nantinya sampai usia 2 hingga 3 tahun di mana sudah terlambat,” pungkas dr. Rangga.
Berita Terkait
-
Digiland Run 2025 Resmi Sandang World Athletics Label Road Races, Siap Jadi Ajang Lari Dunia
-
Coaching & Ramadhan Charity: Acara Hastana Indonesia untuk Pelaku Industri Pernikahan Jabodetabek
-
Peringati Hari Kanker Sedunia, Lingkar Mama Gelar Charity Talkshow Dukung Rumah Singgah Pasien Anak Kanker Buah Hati
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
5 Rekomendasi Parfum Artis untuk Rayakan Natal 2025, Aroma Mewah dan Tahan Lama
-
Ramalan 6 Shio Paling Hoki Besok 23 Desember 2025, Keberuntungan Menghampiri!
-
Lebih dari Sekadar Roti: Kartika Sari Berbagi Hampers Jelang Natal di Momen Ulang Tahun Ke-50
-
5 Parfum yang Cocok Dipakai First Date: Wanginya Mewah, Elegan, dan Berkesan!
-
Minions Run hingga Meet & Greet: Liburan Akhir Tahun Makin Seru Bareng Bob dan Tim
-
7 Bedak Tabur Terbaik untuk Sehari-Hari yang Awet, Bikin Wajah Natural Glowing
-
Bye Bye Luntur! 5 Lipstik Tahan Makan dan Minum yang Bikin Bibir On Point Seharian
-
5 Sepatu Lari Lokal Terbaik untuk Half Maraton, Bantalan Empuk Setara Brand Dunia
-
Transformasi Desa Bilebante: Dari Bekas Tambang Pasir Jadi Desa Wisata Hijau
-
8 Ide Menu Bakar-bakaran Malam Tahun Baru yang Menggugah Selera