Suara.com - Di tengah ledakan perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat, bukan hanya kecepatan dan efisiensi yang menjadi fokus, tapi juga bagaimana teknologi ini dapat benar-benar memahami manusia.
Survei terbaru dari Ipsos, perusahaan riset pasar global, menegaskan bahwa keberhasilan AI masa depan sangat bergantung pada bagaimana AI dipadukan dengan sentuhan manusia — kombinasi yang menghasilkan inovasi yang tidak hanya canggih secara teknis, tapi juga berakar pada nilai, emosi, dan kebutuhan nyata konsumen.
Data dari Ipsos AI Monitor 2025 mengungkapkan optimisme yang kuat terhadap AI secara global, dengan 56% responden percaya AI membawa lebih banyak manfaat daripada risiko.
Di Indonesia, antusiasme ini bahkan lebih tinggi, mencapai 85% (naik dari 80% tahun sebelumnya), meski 43% masih merasa khawatir dalam penggunaannya.
Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia cepat beradaptasi dengan teknologi baru di berbagai sektor, mulai dari layanan digital ritel, kesehatan, pendidikan, hingga hiburan, namun tetap mengedepankan sikap hati-hati.
"Negara-negara dengan optimisme tinggi terhadap AI biasanya percaya teknologi ini akan memberikan dampak ekonomi besar," kata Hansal Savla, Managing Director Ipsos Indonesia saat ditemui di Jakarta, Selasa (12/8/2025l.
Manusia di Pusat Pengembangan AI
Meskipun AI mampu memproses data dalam skala besar dengan cepat, AI belum bisa sepenuhnya memahami kompleksitas perilaku manusia yang seringkali dipengaruhi oleh emosi, budaya, dan kebiasaan yang tidak mudah diukur algoritma.
Dr. Nikolai Reynolds, Global Head of Product Testing Ipsos, menegaskan bahwa AI yang efektif harus menangkap nuansa tersebut agar inovasi benar-benar tepat sasaran.
Baca Juga: WhatsApp Siapkan AI Canggih untuk Gantikan Customer Service & Asisten Penjualan
"Kolaborasi antara AI dan keahlian manusia adalah fondasi inovasi yang berdampak dan berkelanjutan," ujarnya. Pendekatan ini memastikan hasil analisis tidak hanya akurat secara teknis, tapi juga sesuai dengan cara berpikir dan berperilaku manusia di dunia nyata.
Kualitas Data sebagai Bahan Bakar AI
Ipsos menyoroti pentingnya data yang relevan, representatif, dan terus diperbarui agar AI menghasilkan output yang valid dan bermanfaat. Data yang buruk atau tidak lengkap bisa memicu kesalahan fatal, yang dapat merugikan bisnis dan konsumen.
Dalam hal ini, keterlibatan researcher atau ahli manusia tetap krusial, menjalankan prinsip “human in the loop” untuk menjaga akurasi, etika, dan adaptasi AI terhadap perubahan perilaku konsumen.
Membangun Masa Depan AI yang Lebih Manusiawi
Pada akhirnya, AI bukanlah tujuan, melainkan alat untuk membantu pengambilan keputusan lebih baik, menghadirkan pengalaman personal, dan solusi yang relevan. Kesuksesan AI terletak pada keseimbangan antara kekuatan teknologi dan sentuhan manusia yang kritis serta empati.
Seiring semakin tingginya adopsi AI di Indonesia, membangun kepercayaan melalui pendekatan yang etis dan berfokus pada manusia menjadi kunci utama.
Jika nilai-nilai ini bisa diintegrasikan dalam pengembangan AI, maka masa depan teknologi tidak hanya akan lebih canggih, tetapi juga lebih manusiawi dan inklusif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Rahasia Kreasi Kopi Kekinian: Coconut Milk, Bahan Lokal yang Mengguncang Industri Minuman!
-
Tren Fesyen Wanita Karier 2025: Ini 5 Item Wajib Ada di Lemari
-
Eye Cream atau Moisturizer Dulu? Ini Urutannya untuk Skincare Malam
-
Berapa Biaya Sekolah di Orchid Park Secondary School seperti Gibran? Segini Kisarannya
-
8 Fakta Pernikahan Selena Gomez dan Benny Blanco, Ini Potret Intimate Wedding Mereka
-
Alasan Kakek Nenek Prabowo Subianto Dimakamkan di Belanda
-
Kurikulum Internasional dan Regulasi Nasional: Formula Baru Pendidikan Masa Depan
-
5.200 Pelari Gaungkan Semangat UMKM Indonesia, Sport dan Empowerment Jadi Satu
-
Wacana akan Jadi Ibukota Politik, Mengapa IKN Dibangun di Kalimantan Timur?
-
Siapa Ayah Prabowo Subianto? Silsilahnya Disorot usai Sang Presiden Ziarah Makam di Belanda