- Charlie Kirk tewas ditembak saat debat di Kampus Utah Valley Amerika Serikat.
- Kirk memainkan peran penting dalam memobilisasi generasi muda pendukung Partai Republik.
- Imannya ternyata membentuk kariernya sebagai aktivis konservatif.
Suara.com - Charlie Kirk, tokoh konservatif Amerika yang dikenal sebagai pendiri Turning Point USA, tewas ditembak pada Rabu, 10 September 2025. Hal ini tentu memicu pertanyaan tentang latar belakanya, termasuk apa agama Charlie Kirk?
Sebagai influencer pro Donald Trump yang vokal, Kirk telah memainkan peran penting dalam memobilisasi generasi muda pendukung Partai Republik. Ia menjadi salah satu tokoh yang membantu kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat di Pemilu 2020.
Insiden penembakan Charlie Kirk yang terjadi saat ia berpidato di Utah Valley University ini tidak hanya mengguncang dunia politik AS, tetapi juga menyoroti agama yang menjadi pondasi hidupnya.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang agama Charlie Kirk, bagaimana imannya membentuk kariernya sebagai aktivis konservatif, dan dampak kematiannya terhadap komunitas evangelis.
Agama Charlie Kirk
Agama Charlie Kirk adalah Kristen evangelis, sebuah keyakinan yang telah menjadi inti dari identitas pribadi dan publiknya sejak masa mudanya.
Kirk tumbuh di lingkungan Kristen di pinggiran Chicago, di mana ia secara rutin menghadiri gereja.
Saat mendirikan Turning Point USA pada usia 18 tahun, ia mengidentifikasi diri sebagai evangelis, dan imannya semakin kuat seiring waktu.
Dalam wawancara, Kirk sering menyatakan bahwa "Yesus telah menyelamatkan hidupnya" dan bahwa ia adalah "orang berdosa yang menyerahkan hidupnya kepada Kristus".
Baca Juga: Charlie Kirk Siapanya Donald Trump? Selalu Dekat sampai Kematiannya
Pernikahannya dengan Erika Frantzve, mantan Miss Arizona, dan kelahiran dua anak mereka juga menempatkan keluarga Kristen di pusat kehidupannya.
Pada 2019, Kirk mendirikan Turning Point Faith bekerja sama dengan pendeta Pentecostal Rob McCoy. Organisasi ini bertujuan memobilisasi pemilih Kristen untuk isu-isu seperti anti-aborsi, kebebasan beragama, dan penentangan terhadap pernikahan sesama jenis.
Turning Point Faith sering mengadakan acara doa dan khotbah yang mengintegrasikan politik dengan teologi Kristen.
Kirk percaya bahwa Amerika didirikan atas prinsip-prinsip Alkitabiah, dan ia sering mengkritik "pandangan dunia sekuler" yang menurutnya merusak nilai-nilai Kristen.
Dalam salah satu pidatonya, ia menyatakan bahwa "iman Kristen adalah senjata terkuat melawan ancaman budaya".
Keyakinan evangelis Kirk juga tercermin dalam hubungannya dengan gerakan nasionalisme Kristen. Ia berafiliasi dengan tokoh-tokoh seperti Paula White, pendeta spiritual Trump, dan sering berbicara di konferensi Kristen konservatif.
Meskipun demikian, Kirk pernah dikritik karena pandangannya tentang Katolik. Dalam sebuah diskusi, ia mempertanyakan apakah umat Katolik benar-benar Kristen, meskipun kemudian ia mengakui bahwa mereka adalah saudara seiman.
Warisannya dalam iman Kristen ditekankan oleh banyak tokoh setelah kematiannya. Gereja Dream City menyatakan bahwa Kirk "menginspirasi jutaan orang untuk teguh pada keyakinan Alkitabiah".
Evangelisme Kirk bukan hanya pribadi, tapi juga strategis. Ia melihat politik sebagai panggilan ilahi, di mana mendukung Trump adalah bagian dari perjuangan melawan "kejahatan sekuler".
Podcast dan bukunya, seperti "The MAGA Doctrine", sering menyisipkan referensi Alkitab untuk membenarkan posisi konservatifnya.
Kematian Charlie Kirk yang tiba-tiba membuat banyak orang Kristen evangelis berdoa untuknya.
Perjalanan Karier Charlie Kirk: Dari Aktivis ke Influencer Politik
Charlie Kirk lahir pada 1989 di pinggiran Chicago, Illinois. Sejak remaja, ia sudah menunjukkan minat kuat terhadap politik konservatif.
Pada usia 18 tahun, ia mendirikan Turning Point USA pada 2012, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan membangun gerakan konservatif di kalangan mahasiswa kampus.
Organisasi ini dengan cepat berkembang menjadi kekuatan besar, mengadakan acara-acara besar seperti Turning Point Summit yang menarik ribuan pemuda.
Kirk menjadi sekutu dekat Donald Trump, terutama selama kampanye 2016 dan 2020, di mana ia memobilisasi pemilih muda untuk mendukung agenda MAGA atau Make America Great Again.
Sebagai influencer, Kirk memiliki jutaan pengikut di media sosial, termasuk podcast "The Charlie Kirk Show" yang sering membahas isu-isu seperti imigrasi, hak senjata, dan nilai-nilai tradisional.
Dukungannya terhadap Trump membuatnya sering disebut sebagai "pemimpin generasi konservatif selanjutnya".
Namun, kariernya tidak lepas dari kontroversi. Salah satunya tuduhan mempromosikan nasionalisme Kristen yang ekstrem.
Pada 2024, Turning Point USA semakin condong ke arah isu-isu religius, dengan Kirk sering berbicara tentang "perang budaya" melawan sekularisme.
Tragedi penembakan Kirk terjadi pada Rabu malam waktu setempat di Utah Valley University. Saat sedang berpidato dan menjawab pertanyaan dari mahasiswa, Kirk ditembak dari jarak 100-200 yard, kemungkinan dari atap bangunan terdekat.
Pelaku, yang mengenakan pakaian gelap, masih dalam buruan polisi. Seorang yang diduga pelaku sempat ditahan tetapi dibebaskan.
Gubernur Utah Spencer Cox menyebut insiden ini sebagai "pembunuhan politik".
Sementara itu, Presiden Trump sendiri menyatakan duka mendalam. Ia menggambarkan kematian Kirk sebagai "momen gelap bagi Amerika".
FBI, di bawah direktur Kash Patel, sedang menyelidiki motif politik di balik serangan Charlie Kirk yang mengguncang Amerika Serikat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
IdeaFest 2025 Akhir Pekan Ini di JICC, Nyalakan Budaya Baru Melalui Kolaborasi dan Kreativitas
-
Rayakan Warisan Budaya dan Kreativitas Tanpa Batas, Jakarta Fashion Week 2026 Segera Hadir
-
5 Sunscreen Terbaik untuk Kulit Kering Usia 40-an, Wajah Jadi Lembap dan Awet Muda
-
5 Perbedaan Body Mist dan Cologne, Mana yang Wanginya Lebih Awet?
-
Sambut Akhir Tahun, Archipelago Hadirkan Menu Pisang Lokal di Lebih dari 150 Hotel
-
7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
-
Apakah Sekolah Garuda Gratis? Ini Penjelasan soal Biaya dan Sistem Belajarnya
-
Apa Itu Avoidant? Istilah Viral di TikTok yang Ikut Dibahas Mahalini
-
Lowongan Kerja Kemenkes Oktober 2025: Ini Jadwal, Posisi, Syarat dan Cara Daftarnya
-
10 Pendakian Seru di Indonesia yang Wajib Dicoba oleh Pencinta Alam