Suara.com - Mulai tahun ajaran 2026/2027, empat Sekolah Garuda baru akan resmi beroperasi. Setiap sekolah setingkat SMA ini dirancang sebagai sekolah unggulan berasrama dengan kapasitas awal 160 siswa baru. Setelah publikasi mengenai sekolah Garuda, pertanyaan umum yang muncul di kalangan masyarakat adalah apakah ini sekolah Gratis?
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof Stella Christie, menjelaskan bahwa Sekolah Garuda merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Program ini menjawab salah satu poin Asta Cita, yaitu pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul di bidang sains dan teknologi.
Sekolah Garuda tidak hanya hadir sebagai sekolah biasa, melainkan dirancang sebagai SMA berasrama dengan standar internasional, yang menggabungkan kurikulum nasional dengan pendekatan International Baccalaureate (IB).
Gratis untuk Mayoritas Siswa
Menjawab pertanyaan apakah Sekolah Garuda gratis, Stella menegaskan bahwa 80 persen siswa akan dibebaskan dari seluruh biaya pendidikan. Kelompok siswa yang memperoleh fasilitas gratis ini umumnya berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.
Sementara itu, sekitar 20 persen siswa yang berasal dari keluarga dengan ekonomi lebih mapan akan dikenakan biaya. Skema ini dibuat untuk memastikan pemerataan akses pendidikan, sekaligus menjaga keberlanjutan sekolah.
Selain biaya pendidikan, seluruh siswa yang lolos seleksi akan menerima fasilitas berasrama dengan standar global. Artinya, bagi mayoritas siswa, sekolah ini sepenuhnya gratis.
Namun, fasilitas tersebut bisa dimanfaatkan oleh siswa yang tentu saja memenuhi syarat masuk, tidak sembarang siswa. Ada sistem seleksi yang diterapkan pada sekolah Garuda. Jika lolos seleksi, siswa mendapatkan hak untuk menikmati fasilitas tersebut.
Sistem Seleksi: Tiga Pertimbangan Utama
Baca Juga: Pendidikan Wamen Stella, Logikanya Dipertanyakan Denny Siregar Terkait MBG dan Matematika
Seleksi penerimaan siswa di Sekolah Garuda dirancang ketat dan nasional. Stella menjelaskan, ada tiga asas utama yang menjadi pertimbangan penerimaan, yaitu:
1. Prestasi akademik dan nonakademik
Calon siswa harus menunjukkan rekam jejak prestasi di sekolah asal. Selain capaian akademik, prestasi dalam kepemimpinan juga akan dipertimbangkan.
2. Latar belakang ekonomi
Data ekonomi keluarga, termasuk pendapatan dan indikator sederhana seperti pemakaian listrik rumah tangga, akan menjadi salah satu faktor penilaian.
3. Latar belakang geografis
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
Terkini
-
7 Kesalahan Pakai Cushion yang Perlu Dihindari agar Makeup Flawless Bebas Cakey
-
Fokus Kebutuhan Dasar, Bantuan Kemanusiaan Disalurkan untuk Korban Bencana di Aceh Tamiang dan Sumut
-
4 Moisturizer dengan Kombinasi Retinol dan Niacinamide: Ampuh Atasi Penuaan Kulit
-
Bukan Sekadar Sunscreen, Ini Rahasia Kulit Tetap Glowing Meski Terpapar Sinar UV dan Polusi
-
5 Sepatu Adidas yang Diskon 80% di Sneakers Dept, Dijamin Original!
-
5 Sepatu Thunderbear yang Versatile untuk Kerja dan Nongkrong, Mulai Rp100 Ribuan
-
5 Rekomendasi Sepatu Jogging Diskon Akhir Tahun 2025 di Planet Sports Asia, Buy 2 Get 1 FREE
-
POLLING: Kamu di 2026 Siap Glow Up atau Sudah Saatnya Villain Era?
-
Resolusi Sehat Jadi Beban? Ahli Ungkap Cara Mulai Hidup Sehat Tanpa Ikut-ikutan Tren
-
5 Sepatu Nyaman untuk Ibu Hamil dengan Bantalan Empuk dan Sol Anti-Slip