Suara.com - Nama Wakil Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, mendadak viral dan menjadi perbincangan hangat di jagat maya.
Pemicunya adalah pernyataannya yang mengaitkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dengan peningkatan kemampuan matematika dan bahasa Inggris, yang kemudian logikanya dipertanyakan secara tajam oleh pegiat media sosial Denny Siregar.
Polemik ini bermula saat Wamen Stella berkunjung ke stan Badan Gizi Nasional (BGN) di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dalam kesempatan tersebut, ia menyebut bahwa program unggulan pemerintahan Prabowo-Gibran itu memiliki manfaat lebih dari sekadar pemenuhan gizi.
"Setiap hari adalah kesempatan luar biasa bagi anak-anak untuk belajar. Dengan program MBG, anak-anak tidak hanya mendapatkan gizi yang baik, tetapi juga belajar menghitung dan mengenal bahasa Inggris melalui jenis-jenis makanan," ujar Wamen Stella.
Gagasan ini disambut skeptis oleh Denny Siregar. Melalui unggahan di media sosial Threads, Denny menampilkan tangkapan layar berita berisi pernyataan Stella Christie dengan komentar singkat yang menggelitik.
"Sudah 2 jam nyari-nyari hubungannya dan masih nggak ketemu," tulis Denny Siregar pada Senin, 11 Agustus 2025.
Sontak, komentar tersebut memicu ribuan reaksi dan melambungkan nama Wamen Stella.
Di tengah sorotan publik atas pernyataannya, banyak yang kemudian penasaran dengan latar belakang dan rekam jejak pendidikan sang wakil menteri.
Baca Juga: Tajam Sekaligus Lucu, Denny Siregar Sentil Wamen Stella yang Puji MGB Tingkatkan Skill Matematika
Usut punya usut, Stella Christie bukanlah sosok sembarangan di dunia akademik internasional.
Ia memiliki jejak pendidikan cemerlang yang membawanya dari Jakarta hingga ke universitas-universitas paling bergengsi di dunia.
Lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 11 Januari 1979, Stella Christie menghabiskan masa kecil dan remajanya di Jakarta, menempuh pendidikan dasar hingga menengah di sekolah Katolik khusus perempuan, SMA Santa Ursula.
Prestasinya yang menonjol sejak dini membawanya mendapatkan beasiswa prestisius dari United World College, yang mengantarkannya melanjutkan pendidikan di Red Cross Nordic United World College, Norwegia.
Setelah lulus dari Norwegia, Stella melanjutkan studi sarjananya di salah satu universasi terbaik dunia, Harvard University, Amerika Serikat.
Ia mengambil jurusan psikologi dan berhasil lulus dengan predikat kehormatan tertinggi, Magna Cum Laude with Highest Honors pada 2004.
Berita Terkait
-
Apakah Sekolah Garuda Gratis? Siap Beroperasi Mulai Tahun Ajaran 2026/2027
-
Semua Kalangan Bisa Akses Sekolah Garuda, Termasuk Masyarakat Miskin
-
Negara Siap Biayai Kuliah Lulusan Sekolah Garuda di Kampus Top Global, Asal Penuhi Syarat Ini!
-
Wamen Stella Jelaskan Skema Sekolah Garuda: 80 Persen Gratis 20 Persen Berbayar, Prioritas Prestasi!
-
Dito Ariotedjo Dicopot dari Jabatan Menpora karena Kasus Korupsi Mertua?
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Polisi Sita Buku dan Dokumen dari Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Jakarta, Apa Relevansinya?
-
Dilimpahkan ke Kejari, Nadiem Makarim Ucapkan Salam Hormat kepada Guru di Hari Pahlawan
-
Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, Ketua MPR Ingatkan Pencabutan TAP MPR Anti-KKN
-
Fokus Baru KPK di Proyek Whoosh: Bukan Pembangunan, Tapi Jual Beli Lahan yang Bermasalah!
-
Misteri Pelaku Bom SMAN 72: Kenapa Dipindah ke RS Polri dan Identitasnya Dirahasiakan?
-
Tangis Haru 32 Tahun: Kisah Marsinah, Buruh Pabrik yang Dibunuh, Kini Jadi Pahlawan Nasional
-
Terungkap! Sebelum Ledakan di SMAN 72, Pelaku Tinggalkan Pesan Misterius di Dinding Kelas
-
Ironi Pahlawan Nasional: Marsinah, Korban Orde Baru, Kini Bersanding dengan Soeharto
-
Apa Risiko Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto?
-
KPK Soal Kasus Whoosh: Ada yang Jual Tanah Negara ke Negara