- ORCA dorong target 30×30 demi laut lestari dan Indonesia Emas 2045.
- Menata laut jadi kunci pangan, ekosistem, dan masa depan pesisir.
- Perlindungan laut harus nyata, bukan sekadar slogan.
Suara.com - Laut Indonesia, yang membentang luas dengan kekayaan hayati dan budaya maritimnya, kini berada dalam ancaman serius. Hilangnya keanekaragaman hayati, polusi plastik yang kian parah, praktik penangkapan ikan berlebihan, hingga lemahnya tata kelola laut lepas menjadi tantangan besar yang tidak bisa dihadapi sendirian.
Karena itu, Komunitas ORCA (Orkestra Rakyat Cinta Samudera) memilih momentum Hari Maritim Internasional untuk menyuarakan dukungan pada target global 30×30—perlindungan minimal 30 persen lautan dunia pada 2030.
“Laut tidak punya paspor. Arus, stok ikan, dan polutan bergerak melintasi negara. Karena itu kami menyampaikan seruan 30×30 pada momentum internasional agar suara komunitas pesisir Indonesia masuk ke meja kebijakan dunia, tanpa mengurangi hormat kami pada Hari Maritim Nasional,” ujar Aishah Gray, Direktur DerNas (Dermaga Nasional) ORCA.
Bagi ORCA, lautan bukan sekadar ruang hidup, tetapi fondasi bagi cita-cita Indonesia Emas 2045: maju, adil, dan sejahtera. Karenanya langkah menuju masa depan itu harus dilakukan dengan cara menyeleruh.
Mulai dengan menata laut—memperkuat perlindungan ekosistem, memastikan perikanan berkelanjutan, menuntaskan persoalan sampah, memperbaiki tata ruang laut, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
“Bangsa maritim harus dibuktikan pada kebijakan, anggaran, dan hasil, bukan hanya slogan,” tegas Aishah.
Maka itu, momentum Hari Maritim Internasional dipandang tepat karena persoalan laut bersifat global. Keanekaragaman hayati, polusi, hingga tata kelola laut lepas membutuhkan kolaborasi antarnegara, dukungan hukum internasional, dan pendanaan global.
Keputusan dunia terkait perdagangan, pelayaran, dan konservasi laut pun memberi dampak langsung ke Nusantara—mulai dari overfishing yang merugikan nelayan kecil hingga ekosistem rusak yang menghambat pariwisata bahari.
Di tengah berkembangnya agenda 30×30 dan instrumen konservasi laut lepas, Indonesia dituntut hadir sebagai penggerak, bukan sekadar pengikut.
Baca Juga: Kabel Bawah Laut Bifrost Resmi Mendarat di Manado, Perkuat Konektivitas Digital Indonesia
Menata laut berarti menyiapkan fondasi Indonesia Emas. Ekosistem sehat menopang ketahanan pangan dengan stok ikan berkelanjutan sekaligus membuka peluang energi biru dari laut.
Destinasi bahari yang terlindungi melahirkan pariwisata berkualitas dan pekerjaan layak. Sementara itu, mangrove dan lamun berfungsi menahan abrasi serta badai, menyerap karbon, dan melindungi pemukiman pesisir.
Di sisi lain, tata kelola laut yang bersih dan transparan akan meningkatkan daya saing global dengan menarik investasi hijau dan akses pembiayaan biru.
“Jika Indonesia Emas adalah tujuan, maka laut yang tertata adalah jalannya. 30×30 bukan sekadar angka, ini strategi pembangunan yang melindungi pangan, budaya, dan masa depan pesisir,” kata Rio Alting, Bendahara DerNas ORCA.
Untuk mewujudkan visi tersebut, ORCA mendorong sejumlah rekomendasi utama, di antaranya perlindungan kawasan laut harus menekankan kualitas, bukan sekadar luas; praktik overfishing dan destruktif seperti bom ikan, potas, maupun trawl ilegal harus dihentikan.
Serta tata kelola tambang pasir laut harus ketat karena berdampak besar pada erosi dan habitat biota; masalah sampah laut, baik lokal maupun lintas negara, perlu dituntaskan dengan sistem pengelolaan yang standar; serta pendanaan berkelanjutan yang transparan wajib dipastikan agar kebijakan perlindungan tidak berhenti di atas kertas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
5 Sunscreen Musim Hujan untuk Main ke Pantai Anti Lengket, Perlindungan Kulit Terbaik
-
5 Cara Layering Parfum untuk Pemula, Ciptakan Wangi Unikmu Sendiri!
-
Cara Mengatasi Kulit Belang akibat Jalan-jalan Seharian saat Liburan, Bisa Pakai Bahan Alami
-
6 Sepatu Nike yang sedang Promo di Zalora, Harga Jadi Mulai Rp200 Ribuan
-
Seberapa Kaya V BTS? Masuk Daftar 100 Pemegang Saham Muda Terkaya di Korea
-
30 Daftar Event Lari di Indonesia 2026, Wajib Masuk Kalender Pelari
-
9 Promo Makanan Spesial Malam Tahun Baru di Mall, Diskon dan Paket Hemat Buat Keluarga
-
5 Sepatu Running Lokal Murah untuk Orang Overweight, Ada Rekomendasi Dokter Tirta
-
6 Pilihan Parfum SAFF & Co yang Diskon di Zalora, Cocok untuk Sehari-hari
-
6 Merek Vitamin untuk Pelari Agar Tidak Cepat Lelah, Harga Mulai Rp8 Ribuan