Lifestyle / Komunitas
Senin, 29 September 2025 | 06:40 WIB
Ilustrasi cuaca panas [AI]
Baca 10 detik
  • Kulminasi matahari bikin radiasi maksimal sehingga cuaca terasa lebih panas.
  • Fenomena ini jadi penanda masuknya pancaroba dan peralihan musim hujan.
  • Cuaca ekstrem saat pancaroba berpotensi memicu banjir, longsor, dan puting beliung.

Suara.com - Belakangan ini banyak orang mengeluh cuaca terasa lebih panas dari biasanya, terutama pada siang hari. Ternyata, hal ini ada kaitannya dengan fenomena kulminasi matahari yang sedang berlangsung di Indonesia.

Fenomena ini bukan hal baru, melainkan siklus tahunan yang selalu terjadi ketika matahari tepat berada di atas kepala.

Lalu, apa itu kulminasi matahari dan bagaimana dampaknya bagi kita?

Apa Itu Kulminasi Matahari?

Kulminasi matahari adalah fenomena astronomi ketika posisi matahari berada di titik tertinggi di langit, tepat di atas kepala pengamat atau berada di titik zenith.

Di Indonesia, fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun karena wilayah kita berada di sekitar garis khatulistiwa.

Mengutip akun Georitmus, pada tahun ini, kulminasi matahari dimulai dari wilayah utara Indonesia sejak 9 September dan akan berakhir di bagian selatan pada 18 Oktober mendatang.

Artinya, dalam 7 hari ke depan sebagian wilayah Indonesia akan mulai merasakan dampak puncak kulminasi ini.

Dampak Kulminasi Matahari di Indonesia

Baca Juga: Cuaca Panas Ekstrem Bikin Mudah Emosi? Peneliti MIT Ungkap Temuannya

Fenomena kulminasi matahari membawa sejumlah dampak nyata, terutama terkait suhu udara dan cuaca harian:

1. Radiasi Matahari Maksimal

Sinar matahari akan jatuh tegak lurus ke permukaan bumi. Akibatnya, intensitas radiasi matahari mencapai titik maksimum, membuat cuaca siang terasa lebih terik dari biasanya.

2. Suhu Udara Siang Meningkat

Pada periode September–Oktober, suhu udara di banyak wilayah Indonesia cenderung lebih tinggi.

Setelah melewati titik zenith di khatulistiwa, matahari akan bergeser ke belahan bumi selatan dan menghangatkan kawasan Samudera Hindia. Puncak peningkatan suhu rata-rata biasanya terjadi pada Oktober–November.

3. Penanda Awal Musim Pancaroba

Meski kulminasi matahari tidak langsung menentukan musim, fenomena ini memengaruhi pergeseran sabuk hujan (ITCZ) dan dinamika monsun.

Secara tidak langsung, hal ini menjadi penanda datangnya musim pancaroba serta dimulainya musim hujan di beberapa wilayah Indonesia.

Pancaroba dan Potensi Bencana Hidrometeorologi

Musim pancaroba adalah masa peralihan antara musim kemarau ke musim hujan. Waktunya bisa berbeda di setiap daerah, dipengaruhi monsun Asia, monsun Australia, serta kondisi laut seperti El Nino atau La Nina.

Biasanya, pancaroba ditandai dengan cuaca ekstrem yang bisa menimbulkan bencana hidrometeorologi, antara lain:

- Hujan deras disertai petir atau guntur

- Puting beliung skala lokal

- Banjir di daerah rawan genangan

- Tanah longsor di wilayah perbukitan.

Load More