Lifestyle / Komunitas
Senin, 06 Oktober 2025 | 16:04 WIB
Arti We Should All Be Feminists (X/IndoPopBase)

Suara.com - Penampilan Andika Kangen Band di Synchronize Fest 2025 tak hanya memukau dengan nostalgia lagu-lagu populernya, tetapi juga mencuri perhatian publik karena pesan kuat dari kaus yang ia kenakan.

Di tengah sorotan lampu panggung, Andika tampil mengenakan kaus hitam bertuliskan “We Should All Be Feminists”. Ini adalah kalimat yang sarat makna dan simbol perjuangan kesetaraan gender.

Momen itu lantas viral di media sosial, termasuk akun @IndoPopBase, karena dianggap sebagai pernyataan sikap positif dari sosok musisi yang lekat dengan masyarakat luas.

Asal Usul Kalimat “We Should All Be Feminists”

Kalimat “We Should All Be Feminists” pertama kali dikenal luas lewat pidato TEDx tahun 2012 oleh Chimamanda Ngozi Adichie, seorang penulis asal Nigeria.

Dalam pidatonya yang kemudian dijadikan esai berjudul sama (2014), Chimamanda menegaskan bahwa feminisme bukan hanya tentang perempuan, melainkan tentang keyakinan bahwa laki-laki dan perempuan seharusnya memiliki kesempatan, penghargaan, dan hak yang sama.

Pesan itu kemudian meluas ke dunia fashion dan budaya pop, terutama setelah Dior meluncurkan kaus dengan tulisan yang sama di Paris Fashion Week 2017. Sejak saat itu, kalimat ini menjadi simbol dukungan terhadap gerakan kesetaraan gender yang inklusif dan modern.

Makna Feminisme yang Sesungguhnya

Banyak orang masih salah paham dengan kata "feminist". Feminisme bukan tentang menentang laki-laki, melainkan menolak ketimpangan gender yang masih sering terjadi dalam masyarakat, seperti upah tidak setara, stereotip peran, hingga kekerasan berbasis gender.

Baca Juga: Momen Langka, Guruh Gipsy Tampil di Synchronize Fest Usai 50 Tahun Vakum

Ketika seseorang mengenakan kalimat "We Should All Be Feminists", ia sebenarnya sedang menyampaikan pesan bahwa setiap orang, apa pun gendernya, seharusnya mendukung kesetaraan dan saling menghormati.

Pesan inilah yang membuat tindakan Andika terasa bermakna, karena ia seorang musisi laki-laki yang ikut menyuarakan nilai feminisme di ruang publik.

Momen viral ini sekaligus menjadi bukti bagaimana budaya pop bisa menjadi medium edukatif. Ketika musisi populer mengenakan simbol atau pesan sosial, publik akan lebih mudah tertarik dan berdiskusi tentang maknanya.

Dalam hal ini, Andika membantu membuka percakapan penting soal kesetaraan, empati, dan penghargaan terhadap perempuan di tengah masyarakat yang masih patriarkal.

Karena kalimat "We Should All Be Feminists" bukan sekadar slogan di kaus. Tapi, ia adalah seruan global agar semua orang terlibat dalam menciptakan dunia yang lebih adil bagi semua gender.

Lewat medium seperti panggung musik di Synchronize Fest, terbukti bahwa pesan sosial bisa disampaikan dengan cara yang keren, ringan, namun tetap bermakna. 

Load More