Suara.com - Fenomena "thrifting" atau berburu pakaian bekas impor telah menjamur di Indonesia. Namun, di balik daya tariknya, praktik ini menyimpan segudang masalah, mulai dari kerugian industri tekstil dalam negeri hingga potensi risiko kesehatan.
Lalu, dari mana sebenarnya sumber pakaian bekas impor ini dan mengapa pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan, bertindak tegas?
Sumber Utama Pakaian Impor Bekas (Balpres)
Pakaian bekas impor, yang seringkali masuk dalam bentuk karung besar yang dipres ketat dan dikenal sebagai "balpres" (bal-balan pres), sebagian besar berasal dari dua jalur utama.
Pertama, jalur pasokan dari negara-negara Asia Timur seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Negara-negara ini memiliki industri mode yang sangat cepat dan volume pembuangan pakaian yang tinggi, menjadi sumber utama produk thrifting berkualitas.
Kedua, jalur transit dan distribusi dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Pakaian bekas sering kali dikirim ke negara-negara ini terlebih dahulu sebelum diselundupkan ke Indonesia melalui pelabuhan-pelabuhan, memanfaatkan kedekatan geografis.
Pakaian-pakaian ini masuk ke Indonesia secara ilegal untuk menghindari pajak, bea masuk, dan pembatasan impor yang ketat, merugikan penerimaan negara dan mematikan industri tekstil lokal. Pelabuhan-pelabuhan menjadi pintu masuk utama bagi para importir ilegal.
Risiko Kesehatan Serius dari Pakaian Bekas Impor
Asal-usul pakaian bekas yang tidak jelas dan proses penanganan yang tidak higienis menimbulkan kekhawatiran serius akan risiko kesehatan.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Ancam Mafia Impor Baju Bekas, Thrifting Pasar Senen Gimana?
Meskipun sebagian besar pakaian telah dicuci di negara asal, prosesnya seringkali tidak terstandarisasi, memungkinkan bibit penyakit bertahan hidup dalam serat kain, terutama setelah dipres rapat dalam balpres dan disimpan dalam waktu lama.
Berikut adalah beberapa risiko penyakit yang bisa timbul dari pakaian bekas impor:
- Penyakit Kulit: Pakaian bekas berpotensi mengandung jamur kapang yang menyebabkan masalah kulit umum seperti panu atau kurap, ditandai dengan bercak gatal kemerahan. Selain itu, bakteri seperti E.coli dan Staphylococcus aureus dapat memicu iritasi, alergi, dan infeksi kulit lain, termasuk bisul.
- Gangguan Pernapasan: Partikel mikroskopis jamur dan bakteri yang menempel pada pakaian dapat terlepas dan terhirup, menyebabkan masalah pernapasan, terutama bagi individu yang memiliki riwayat alergi atau asma.
- Infeksi Lainnya: Terdapat risiko penyebaran virus HPV (penyebab kutil) yang dapat menempel pada pakaian bekas. Selain itu, keberadaan kutu pada pakaian berpotensi membawa bakteri penyebab penyakit serius seperti tifoid.
- Pemicu Lupus: Beberapa ahli juga memperingatkan bahwa paparan kuman, jamur, dan bahan kimia yang tidak terjamin kebersihannya pada baju bekas impor berisiko memicu reaksi lupus pada individu yang memiliki sensitivitas genetik atau kondisi tubuh tertentu.
Pernyataan Tegas Menteri Keuangan
Kekhawatiran akan dampak buruk impor ilegal ini mulai dari mematikan industri tekstil dan UMKM dalam negeri hingga risiko kesehatan mendorong pemerintah untuk bertindak keras.
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, secara tegas menyatakan perang terhadap pelaku impor pakaian bekas ilegal. Komitmen pemerintah diwujudkan melalui sanksi yang sangat berat.
Menkeu Purbaya tidak main-main. Ia menyiapkan tambahan sanksi berat berupa blokir (blocklist) seumur hidup bagi pelaku yang terlibat dalam impor balpres. Artinya, mereka tidak akan bisa mengimpor barang apapun lagi ke Indonesia. Sanksi ini melengkapi hukuman pidana dan pemusnahan barang bukti.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Ashanty Pakai LED Face Mask di Rutinitas Skincare Pagi, Apa Manfaatnya?
-
7 Rekomendasi Day Cream dengan SPF: Melembapkan dan Lindungi Kulit dari Munculnya Flek Hitam
-
4 Shio Paling Beruntung Besok 29 Oktober 2025, Siapa Saja yang Hoki?
-
Urutan Skincare Scarlett untuk Atasi Flek Hitam dari Pagi hingga Malam
-
Cuaca Ekstrem Mengancam Kulit? Ini 4 Rahasia Perawatan Wajah
-
Pabrik Aqua Disidak KDM: Dituduh Penyebab Banjir, Padahal Dulu Dapat Penghargaan Ridwan Kami
-
Catatan Rekor Jadi Bahasa Diplomasi Baru: Inilah Inisiatif yang Mengubah Wajah Asia di Mata Dunia
-
Voice of Soul Gelar Konser Spesial 20 Tahun Berkarya: A Journey of Sound, A Story of Soul
-
Siapa Pemilik Whoosh? Ini Profil Owner Kereta Cepat Indonesia yang Disorot KPK
-
Pasangan Artis yang Pernah Kena Isu Lavender Marriage, Ketika Pernikahan Dijadikan Kedok