- Sneakers di Bandung lebih dari alas kaki, simbol identitas dan kebebasan berekspresi bagi anak muda.
- Kota ini pusat sneaker culture dengan kreativitas dan kolaborasi.
Suara.com - Bagi banyak anak muda di Bandung, sneakers bukan sekadar alas kaki. Ia adalah bahasa visual yang menyatukan komunitas, medium untuk mengekspresikan identitas, dan simbol kebebasan bereksperimen dengan gaya.
Di kota yang dikenal dengan kreativitas tanpa batas ini, sneakers telah menjadi bagian dari lanskap budaya urban , sepopuler mural, musik independen, atau kafe dengan estetika industrial yang memenuhi sudut kota.
Budaya ini tumbuh dari jalanan, komunitas skate, hingga ruang-ruang kreatif yang melahirkan kolaborasi lintas disiplin. Dalam sepuluh tahun terakhir, Bandung membuktikan diri sebagai kota yang memadukan inovasi dan gaya hidup dengan cara yang unik. Tak heran bila kota ini dianggap sebagai salah satu pusat penting sneaker culture di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.
Jejak Kreativitas yang Tumbuh Organik
“Bandung memiliki peran penting dalam perkembangan budaya sneakers di Indonesia. Kota ini dikenal sebagai pusat kreativitas dan gaya hidup anak muda yang kuat, di mana budaya streetwear tumbuh secara organik sejak lama,” ujar Herlina Winardo, Brand Manager atmos Indonesia.
Kehidupan budaya di Bandung memang berdenyut di antara ruang-ruang komunitas yang cair. Dari distro lokal yang memunculkan generasi desainer muda pada awal 2000-an, hingga musisi dan seniman yang menjadikan fashion sebagai ekspresi diri, setiap elemen saling terhubung. Sneakers menjadi simbol keterbukaan dan energi kolektif yang terus bergerak.
Tak hanya gaya berpakaian, semangat kolaboratif Bandung juga terlihat dalam seni dan desain. Figur-figur seperti Dendy Darman, Arin Sunaryo, Rekti Yoewono, dan Syagini Ratna Wulan menunjukkan bahwa ekspresi kreatif di kota ini selalu lintas batas.
Harmoni Desain Jepang dan Semangat Lokal
Perpaduan antara budaya sneakers Bandung dan filosofi desain Jepang menemukan bentuk menarik dalam kehadiran atmos. Brand asal Tokyo ini membawa semangat Machiya, konsep arsitektur Jepang yang menggabungkan tradisi dan modernitas dalam harmoni yang seimbang.
Baca Juga: Bojan Hodak Skakmat Jeje: Ngomong Bola untuk Ahli, Bukan Penerjemah
“Melalui desain interior, kami ingin menciptakan pengalaman berbelanja yang berbeda, tidak sekadar fungsional tetapi juga immersive dan inspiratif,” jelas Herlina. “Machiya bukan sekadar gaya arsitektur, melainkan filosofi hidup yang merefleksikan keseimbangan antara tradisi, fungsionalitas, dan koneksi emosional dengan pengunjung.”
Di Bandung, semangat itu terasa menyatu dengan karakter kota yang terbuka dan penuh kejutan. Dalam setiap detail, terlihat usaha menghadirkan ruang yang tidak hanya menjual produk, tapi juga merayakan hubungan antara gaya hidup, budaya, dan emosi.
Otaku Room dan Ruang Pertemuan Budaya
Salah satu ruang yang paling menarik di atmos Bandung adalah Otaku Room, area yang memadukan budaya Jepang dan kreativitas urban. Di sini, pengunjung bisa menikmati hand-drip coffee dari Fuglen, mencicipi matcha atau Japanese cream soda, sambil menjelajahi berbagai collectible items yang mencerminkan semangat otaku culture.
Lebih dari sekadar tempat bersantai, ruang ini menjadi metafora tentang bagaimana budaya lintas negara bisa berpadu secara alami. Sneakers, kopi, dan desain menjadi bahasa universal yang menghubungkan Tokyo dan Bandung — dua kota dengan karakter kreatif yang sama kuatnya.
Kembali ke Akar Komunitas
Berita Terkait
-
Kejagung Tampik Soal Wakil Wali Kota Bandung Terjaring OTT: Hanya Pemeriksaan!
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Jadwal BRI Super League Pekan ke-11 Jumat - Rabu: Persija Jakarta Hingga Laga Panas Persib Bandung
-
5 Rekomendasi Mobil Matic Kecil Murah untuk Anak Muda sesuai Gaya Hidup
-
Eks Rekan Akui Thom Haye Bikin Liga Indonesia Naik Kelas
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
Terkini
-
Bye-Bye Kerutan, 5 Rekomendasi Eye Cream Kolagen untuk Wanita Usia 50-an
-
Cara Membuat Kartu Keluarga Baru Secara Online Gratis Tanpa Biaya Tambahan
-
Cek Ramalan Zodiak Paling Beruntung 18 Desember 2025, Siap-Siap Terima Kabar Baik!
-
Rekomendasi Sunscreen Terlaris di Shopee 2025 dari 7 Merek Lokal, Wardah Mendominasi
-
Cara Buat Akta Kelahiran Anak Secara Online dan Offline di Dukcapil dengan Mudah
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Ardiles, Ada yang Bisa untuk Trail Running
-
Resep Creamy Cheese Stick, Camilan Simple untuk Lengkapi Momen Kumpul Akhir Tahun
-
5 Rekomendasi Sepatu Kulit dari Bandung: Kualitas Premium, Harga Masih Masuk Akal
-
7 Skincare untuk Usia 45 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Kado Hari Ibu 22 Desember
-
5 Cushion Anti Aging Rp100 Ribuan, Wajah Tampak Lebih Muda Tanpa Mahal