Lifestyle / Female
Sabtu, 15 November 2025 | 14:52 WIB
Tasya Farasya unggah divorce cake. (Instagram)

Lalu, seperti halnya pesta kelulusan atau pesta pensiun, divorce cake berfungsi sebagai ritual transisi. Ia menandai berakhirnya satu fase besar sekaligus awal dari kehidupan baru yang lebih mandiri. Banyak orang menggunakan momen ini untuk merayakan kembalinya kebebasan, menemukan identitas diri, atau memulai lembaran baru.

Beberapa kue juga dibuat dengan tulisan atau desain yang menegaskan identitas baru seseorang. Tulisan seperti “Officially Unmarried” atau “Back to Me” menunjukkan bahwa individu tersebut telah siap menjalani hidup dengan perspektif baru.

Tren Global yang Mulai Masuk ke Indonesia

Seperti yang dijelaskan di atas, fenomena divorce cake sebenarnya sudah lama berkembang di Barat, namun baru beberapa tahun terakhir merembet ke berbagai negara Asia, termasuk Indonesia.

Meski masyarakat Indonesia memiliki pandangan yang lebih konservatif terhadap perceraian, tren ini tetap menemukan ruangnya, terutama di kalangan generasi muda yang lebih terbuka terhadap ekspresi personal.

Kasus Tasya Farasya menjadi salah satu contoh paling mencolok. Ia mengunggah kue berwarna ungu dengan tulisan “Official Unmarried”, yang langsung menjadi sorotan publik. Sebagian warganet memuji langkah tersebut sebagai bentuk self-healing yang kreatif dan empowering.

Mereka menilai Tasya berhasil menunjukkan bahwa perceraian bukan akhir dari segalanya, melainkan momen yang bisa dirayakan dengan cara positif.

Demikian itu penjelasan soal asal usul divorce cake. Divorce cake ini kemungkinan besar akan jadi tren yang terus berkembang, karena selain perubahan cara pandang masyarakat terhadap pernikahan dan perceraian, muncul pula faktor bisnis. 

Kontributor : Mutaya Saroh

Baca Juga: Maraknya Perceraian, dr. Aisah Dahlan Ungkap Pemicu dan Cara Menghindarinya

Load More