Lifestyle / Food & Travel
Jum'at, 28 November 2025 | 17:55 WIB
Gerakan Wisata Bersih Kemenpar yang Didukung Aqua dan TMII. (Dok. Ist)
Baca 10 detik
  • Kementerian Pariwisata menggalakkan Gerakan Wisata Bersih untuk meningkatkan standar higienitas dan sanitasi di destinasi wisata.
  • Gerakan tersebut bertujuan membangun kesadaran masyarakat dan pelaku wisata demi meningkatkan citra destinasi dan kunjungan ulang.
  • TMII dan AQUA bermitra meluncurkan ekosistem daur ulang plastik serta pameran seni hasil upcycling botol plastik pada 27 November 2025.

Suara.com - Kementerian Pariwisata kian serius menjadikan kebersihan sebagai fondasi penting dalam pengalaman wisata di Tanah Air. Melalui Gerakan Wisata Bersih, salah satu dari lima program flagship, pemerintah menargetkan seluruh destinasi mengedepankan standar higienitas, sanitasi, dan pengelolaan sampah yang lebih baik.

Itok Parikesit, Asisten Deputi Pengembangan Produk Pariwisata Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menegaskan bahwa gerakan ini bukan sekadar aksi bersih-bersih seremonial, melainkan upaya membangun kesadaran masyarakat dan pelaku wisata.

“Gerakan Wisata Bersih itu bukan cuma sapu-sapu destinasi, tapi bagaimana masyarakat sadar pentingnya higienitas dan sanitasi. Dengan kebersihan total, image destinasi akan meningkat, dan repeater tourism dari wisatawan mancanegara bisa naik,” kata Itok saat ditemui di Taman Mini Indonesia Indah, Kamis (27/11/2025).

Menurutnya, kebersihan yang konsisten akan membuat wisatawan merasa aman, nyaman, dan ingin kembali. Itok juga menyebut bahwa pada 2025, Gerakan Wisata Bersih sudah digelar di 14 destinasi, dan dukungan dari pihak swasta menjadi kunci keberlanjutannya.

Salah satu komitmen menguatkan destinasi bersih terlihat jelas dari langkah Taman Mini Indonesia Indah (TMII) bersama AQUA. Keduanya baru saja meresmikan kemitraan strategis untuk mendorong wisata yang lebih sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Melalui kolaborasi ini, TMII menghadirkan ekosistem pengelolaan sampah plastik yang lebih terintegrasi, berupa 2 unit Reverse Vending Machine (RVM), 1 Waste Station (WS), serta sejumlah dropbox daur ulang botol plastik.

Waste Station di TMII. (Dok. Ist)

Seluruh sampah yang terkumpul dari fasilitas ini masuk ke ekosistem daur ulang AQUA, bekerja sama dengan Rekosistem dan Plasticpay, untuk memastikan sampah botol plastik kembali ke rantai ekonomi sirkular.

Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Secretary AQUA, menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen AQUA dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Komitmen kami tidak hanya menyediakan hidrasi sehat, tetapi juga memastikan sampah plastik pascakonsumsi dikelola kembali melalui ekosistem daur ulang. Ini sejalan dengan Gerakan Wisata Bersih dan peta jalan #BijakBerplastik,” ujarnya.

Baca Juga: Menyingkap Pesona Tersembunyi Gua Jomblang: Dari Cahaya Hingga Ekosistem

TMII: Pelestarian Budaya yang Sejalan dengan Pelestarian Lingkungan

Pelaksana Tugas Direktur Utama TMII, Ratri Paramita, menekankan bahwa pelestarian budaya tidak bisa dipisahkan dari upaya menjaga lingkungan.

“Banyak unsur budaya kita bersumber dari alam. Melestarikan lingkungan berarti melestarikan akar budaya. Kolaborasi bersama ini memperkuat peran TMII dalam mengedukasi masyarakat untuk memilah dan mengelola sampah plastik pascakonsumsi,” ujar Ratri.

Dalam rangkaian kolaborasi, TMII dan AQUA juga meluncurkan Vir-ART-lity, pameran instalasi seni hasil upcycling botol plastik PET. Pameran ini melibatkan mahasiswa dan seniman muda dari berbagai daerah, dikurasi oleh Tromarama, kolektif seniman dengan eksplorasi hiperrealitas;  Erwin Windu Pranata, seniman multidisiplin; dan REEXP, kolektif yang bereksperimen dengan limbah non-organik.

Sebanyak 15 karya terbaik dipamerkan di Museum Indonesia mulai 27 November 2025.

Itok menyebut pameran ini sebagai contoh nyata bagaimana kreativitas dapat menjadi medium edukasi lingkungan.

Load More