-
- Model layanan konvensional belum sepenuhnya mengakomodasi sisi emosional dan spiritual jamaah.
- Kisah perjuangan jamaah menunjukkan ibadah adalah proses batin, bukan sekadar perjalanan fisik.
- Pendekatan berbasis pendampingan personal dan penguatan spiritual menjadi kebutuhan baru.
Suara.com - Layanan perjalanan Haji dan Umrah kini menghadapi persoalan yang semakin terasa oleh jamaah. Di tengah industri yang terus tumbuh dan kompetitif, banyak perjalanan ibadah masih diperlakukan sebagai urusan administratif semata: keberangkatan tepat waktu, hotel nyaman, dan jadwal yang rapi.
Padahal, bagi sebagian besar jamaah, Haji dan Umrah adalah puncak dari doa panjang, pengorbanan finansial, dan persiapan batin yang tidak singkat.
Model layanan konvensional kerap belum sepenuhnya mampu menangkap dimensi emosional dan spiritual tersebut.
Jamaah sering diposisikan sebagai “peserta perjalanan” yang mengikuti alur standar, bukan sebagai individu dengan latar belakang, harapan, dan kesiapan yang berbeda-beda.
Akibatnya, pengalaman ibadah yang seharusnya personal dan menenangkan justru terasa seragam dan mekanis.
Berbagai kisah jamaah menunjukkan bahwa perjalanan religi bukan hanya perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga proses batin yang dipersiapkan selama bertahun-tahun.
Ada jamaah yang menabung sedikit demi sedikit, ada yang menunda kebutuhan lain, bahkan ada yang memanjatkan doa bertahun-tahun sebelum akhirnya bisa berangkat.
Realitas ini memunculkan kebutuhan akan pendekatan layanan yang lebih humanis dan berorientasi pada pengalaman jamaah secara utuh.
Menanggapi kebutuhan tersebut, CEO RANIA, salah satu biro perjalanan Haji dan Umrah, Antar Helmi, menilai bahwa layanan ibadah perlu dibangun di atas tiga pilar utama kenyamanan dan eksklusivitas, pendampingan personal, serta peningkatan spiritual.
Baca Juga: Pemerintah Beri Relaksasi Pelunasan Biaya Haji untuk Calon Jemaah di Tiga Provinsi
Menurutnya, ketiga pilar tersebut bukan lahir dari teori bisnis, melainkan dari pengalaman langsung mendampingi jamaah.
Salah satu pengalaman yang paling membekas baginya adalah pertemuannya dengan seorang perempuan yang menabung bertahun-tahun dari hasil berjualan kue demi bisa berangkat umrah.
“Pengalaman seperti itu mengingatkan bahwa perjalanan ibadah membawa harapan dan doa. Ini bukan sekadar urusan logistik, tetapi amanah,” ujar Antar Helmi.
Kisah tersebut, menurutnya, menegaskan pentingnya pendampingan personal. Jamaah tidak cukup dilayani secara teknis, tetapi perlu didampingi sebagai individu dengan kebutuhan emosional dan kesiapan spiritual yang berbeda.
Pilar peningkatan spiritual pun dirancang untuk memberi ruang refleksi dan pembelajaran agar ibadah tidak berhenti sebagai rutinitas, melainkan menjadi pengalaman religius yang lebih bermakna.
Dengan pendekatan ini, mereka menempatkan pengalaman ibadah jamaah sebagai pusat layanan, sekaligus merespons kebutuhan baru akan perjalanan Haji dan Umrah yang lebih personal, tenang, dan penuh makna.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Petualangan Malam Ini: Posisi Mana yang Sesuai dengan Mood Kalian?
-
Bakpia Pathok: Kue Legendaris Yogyakarta yang Wajib Dicoba!
-
Liburan Makin Seru: Cek 3 Lokasi Baru Timezone yang Wajib Dikunjungi, Ada Laser Tag Sampai Bowling!
-
7 Rekomendasi Parfum Lokal Kunticore, Wangi Semerbak Bunga yang Tahan Lama
-
Tren Baru Gaya Hidup Urban: Olahraga Santai Penuh Warna, Dorong Kebersamaan
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Lokal Senyaman Asics Gel Kayano, Harga Mulai Rp200 Ribuan
-
Tren Dapur Masa Kini: Kenapa Keluarga Muda Kini Lebih Memilih Alat Masak Digital?
-
Benarkah Jin Dasim Sebabkan Perceraian? Ini Faktanya Menurut Literatur Islam
-
Profil Chef Karen Carlotta Pengganti Chef Renatta di MCI Season 15, Dijuluki Queen of Cake
-
Atalia Gugat Ridwan Kamil, Ini 8 Alasan Syar'i yang Membuat Istri Boleh Minta Cerai