Lifestyle / Komunitas
Jum'at, 19 Desember 2025 | 06:14 WIB
Pelatihan Kebun Mama Bambu: Ekologi, Gizi, dan Pemberdayaan Komunitas Desa digelar di Balai Desa Wogo, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur pada 1 hingga 4 November 2025.(Dokumentasi Pribadi)
Baca 10 detik
  • YBBL dan Akademi Amati menyelenggarakan pelatihan di NTT (28 Okt–4 Nov 2025) untuk memperkuat pangan dan pemberdayaan perempuan.
  • 40 peserta dari 10 komunitas Kebun Mama belajar ekologi, gizi, permakultur, serta ekonomi hijau berbasis kebun.
  • Program ini bertujuan menggerakkan perempuan sebagai agen perubahan pembangunan sistem pangan mandiri berbasis potensi lokal.

Kebun Mama sebagai Model Ketahanan Pangan Komunitas

Pelatihan Kebun Mama Bambu menjadi tonggak penting dalam upaya membangun ekosistem pangan berkelanjutan berbasis perempuan. Dari Sikka hingga Manggarai Barat, 10 titik komunitas akan mereplikasi praktik berkebun alami, pengolahan pangan lokal, dan inovasi komunitas yang lahir dari semangat gotong royong.

Menurut Viringga, kebun komunitas dapat menjadi ruang belajar. Dari kebun komunitas tersebut, perempuan bisa mendapatkan pelajaran yang paling sederhana, yakni menanam dan merawat kehidupan. Kebun menjadi wadah pertukaran ilmu, tempat perempuan dan anak muda berlatih memahami alam, teknologi, dan ekonomi hijau secara praktis.

"Kebun komunitas adalah ruang belajar yang hidup dari hal paling sederhana: menanam dan merawat kehidupan. Di sana, perempuan memimpin perubahan dengan mengajarkan anak-anak sains lewat alam, menanam nilai lewat tanah, dan memupuk masa depan lewat tindakan kecil," tutur Viringga.

Mengutip perkataan Audrey Hepburn, seorang seniman sekaligus aktris, “Menanam di kebun merupakan bentuk keyakinan bahwa masih ada hari esok.” Kutipan ini menyiratkan hobinya dalam berkebun bahwa menanam sesuatu merupakan simbol dari harapan, kesabaran dan keyakinan adanya perkembangan di masa depan.

Load More